P u i s i S a m u d r a
[16]
[Titik Henti]
•••
Hilang, bukan berarti pergi.
Hilang, bukan berarti berubah.
Aku di sini, dan terus seperti ini.
#DiarySamudra****
"MAS?! MAS BENERAN BALIK?! MAS! AKU KANGEN MASSS!"
"MAS?! AKU KANGEN BANGET!"
"ASTAGHFIRULLAH! PANDUUUU!" pekik Samudra saat Pandu memeluknya erat sehingga pemuda itu tak bisa bernafas dengan leluasa. Karena tidurnya terasa terganggu, Pandu lantas membuka matanya. Ia langsung mendorong tubuh Samudra saat ia menyadari, dirinya dan Samudra sedang berpelukan.
"NGAPAIN LO MELUK GUA? WAH JANGAN JANGAN, HOMO LU?!" Pandu meneriaki Samudra yang tengah mengelus pinggangnya sakit.
Samudra mendelik mendengar penuturan kembarannya, "Eh Spanduk tukang urut! Lo yang meluk gua duluan ya anjenk! Sampe sesek gua. Mana pakek teriak-teriak gak jelas."
"PANDU! SAMUDRA! KALIAN BERDUA BELUM TIDUR?!" suara indah milik Reihan terdengar, membuat kedua pemuda yang tengah berkelahi itu langsung menciut ke arah tempat tidur masing-masing. Keduanya bersembunyi di sebalik selimut masing-masing. Merasakan tidak ada lagi suara Reihan, keduanya mulai menarik selimut mereka.
Samudra menendang tempat tidur di atasnya, sehingga menghasilkan dentuman yang sangat keras. "Lo ngapain meluk gua babik?!" tanya Samudra dengan suara pekikan yang tertahan.
"Gua ngimpi Lo ngilang, asu!" serunya kesal dengan raut wajah cemberut.
Samudra lantas tertawa kegirangan, acuh pada pandangan Pandu yang menatapnya heran. "Diem-diem ada yang khawatir nieee.. " ejeknya pada Pandu.
Pandu sangat jengah pada saudara kembarnya yang kini semakin menjadi untuk mengolok-olok dirinya. Dia lantas kembali menaiki tangga tempat tidur atas. Menutup telinganya dengan headphone lantas menarik selimut hingga menutup seluruh wajahnya. Mencoba untuk tidak melihat dan mendengarkan si kembaran yang kini masih saja mengejeknya.
"Sialan Samudra." umpat Pandu.
***
01.35 amSamudra masih mengutak-atik keyboard yang tersambung pada PC miliknya. Mencari beberapa materi-materi pembelajaran untuk keperluan kerja kelompok nanti. Sesungguhnya ia sangat malas dengan kerja kelompok atau apalah itu. Karena sebanyak apapun teman Samudra yang berada di dalam kelompoknya, Samudra akan tetap memilih bekerja sendiri.
Sebab; Satu, ia tidak perlu jauh-jauh mengunjungi rumah temannya, atau pergi ke kafe untuk mengerjakan tugas. Itu sama saja menghabiskan bensin dan juga uang sakunya. Dua, ia sangat malas berargumen pada seseorang yang salah tapi tak mau ngaku dia salah. Maunya tuh bener terus. Plis lah! Manusia itu tempatnya salah, jadi jangan sok iye. Tiga, Samudra tidak suka dengan orang yang suka mengkritik idenya, tapi saat orang itu di kritik balik malah tidak terima. Kan kek asu.
Denger ya adik-adik, yang namanya kerja kelompok kita itu membagi ide. Membagi pendapat, dan saling bertukar saran. Bukannya satu nyari ide, materi, nentuin tema, dan segala macam tetek-bengeknya. Eh, yang lain malah sibuk nongki sambil ngemil ngga jelas. Pas di suruh presentasi, ada sesi tanya jawab baru ngamuk-ngamuk, karena ngga bisa jawab. Mana yang disalahin kelompok lain yang ngasih soal lagi. Malu paok!
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi Samudra | Lee Haechan ft NCT DREAM
HumorPuisi Samudra | NCT DREAM [ON GOING] "𝐌𝐚𝐭𝐢 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢, 𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩 𝐣𝐮𝐠𝐚 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢, 𝐣𝐚𝐭𝐮𝐡 𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚? 𝐁𝐢𝐬𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐚𝐥𝐢-𝐤𝐚𝐥𝐢." -𝐒𝐚𝐦𝐮𝐝𝐫𝐚, 𝟐𝟎𝟐𝟎. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan Setiap awal pasti ada akhir Se...