🎞 Dirundung Rindu 🎥

47 6 0
                                    

P u i s i S a m u d r a

[06]

Dirundung Rindu

Kamu tau? Saya dan pantai itu berhubungan satu sama lain.
Saat melihat pantai, saya seperti melihat diri saya sendiri.
Jika ada waktu yang memungkinkan, saya ingin menyatu bersama pantai.
#DiarySamudra

•••

Pada hari Minggu, siang ini. Samudra bersama kedua adik bungsunya tengah jalan mengendap-endap menuju belakang rumah. Entah apa yang ketiganya lakukan. Tapi yang pasti langkah ketiganya mendekat ke arah pohon belimbing.

"Nah, Chan. Lo nanti manjat, gua jaga-jaga, dan Aji ntar siapin kantongnya." kedua adik bungsunya hanya manggut-manggut, mengerti akan perkataan Samudra.

Samudra dengan baik hati membantu Chandra memanjat dinding yang memang menjadi pembatas antar rumah ke rumah. Dengan cepat Chandra naik dan langsung memetik beberapa buah belimbing yang telah menguning bahkan akan busuk jika di biarkan.

"Aji, nih!"

Kantong berukuran tidak terlalu besar yang Aji bawa, penuh. Penuh dengan buah belimbing yang menguning bahkan beberapa busuk, namun masih bisa untuk di konsumsi.

"Asik ngerujak kita," Samudra tertawa kecil dengan di ikuti oleh kedua adiknya.

"NAH, KETAHUAN KAN, LO. TERNYATA LO YANG SUKA NYOLONG BELIMBING DI RUMAH GUA!"

Chandra, Aji, dan Samudra terkejut bukan main saat ada suara melenting perempuan dari arah belakang. Saat ketiganya menoleh, tampak di sana Winda dengan centong sayur melotot ke arah mereka.

"Anjir, ada Mbak Winda, Mas!"

"Lari anj!" Samudra menarik kedua adiknya untuk ikut lari masuk ke dalam rumah, tanpa memperdulikan Winda di sana.

"WOI! SAMUDRA! AWAS YA LO, KALO KETEMU DI MASJID. GUA GEPLAK LO!" teriak Winda.

Wanita itu menghela napas, dengan perlahan ia turun dari tangga. Tapi naas, dia harus berakhir terjatuh karena salah satu kayu tangga yang ia injak tiba-tiba patah. "Astaghfirullahalazim! Apa yang jatuh, Winda?!" tanya wanita paruh baya di dalam rumah.

Winda dengan wajah menahan sakit, mulai berdiri. "Buah nangka, jatoh!" jawabnya tegas dan dengan tertatih masuk kedalam pintu rumah bagian belakang.

"Samudra bawa sial, gua kalo ketemu kena apes mulu." riuhnya sembari memegang pinggang yang masih terasa nyeri akibat jatuh.

⑅⑅⑅⑅

"Bikin sambel yang enak, Na." perintah Samudra dengan malas Naya kerjakan. Entah mengapa, akhir-akhir ini Samudra terlihat lebih menyebalkan dari sebelum-sebelumnya. Mungkin, jika Samudra bukan kakaknya sudah di pastikan ulekan itu melayang ke kepala Samudra.

"Wih, ngerujak nih. Dapet belimbing dari mana?" tanya Juanda yang baru saja keluar dari kamarnya.

Tidak ada yang menjawab, namun tangan Aji mampu menjawab semuanya. Aji menunjuk ke arah rumah belakang. Rumah Winda, gadis cantik berambut pendek yang baru saja pulang dari Surabaya.

Puisi Samudra | Lee Haechan ft NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang