🎞 Beach with Memories 🎥

24 4 0
                                    

P u i s i   S a m u d r a

[12]

[Beach with Memories]

••••


"BALEK KAMPONG! OOOOOO BALEK KAMPONG!" suara Chandra melenting tinggi didalam mobil van yang mereka gunakan. Mobil van milik Vella, gadis cantik itu dengan baik hati menyerahkan kunci mobil miliknya tapi dengan satu syarat ia boleh ikut. Semuanya pasti menyetujui, lagi pun tak ada salahnya jika Vella ikut. Vella bisa tahu ini semua dikarenakan Pandu yang membocorkan rencana liburan mereka. Alhasil gadis dengan rambut panjang bergelombang itu ikut berpartisipasi.

"Chan, volume suara kamu teh dikecilin." tegur Moza pada adiknya, Chandra tersenyum.

Moza dan Juanda ada di kursi depan, dengan Moza yang mengemudi. Sedangkan yang lainnya duduk di belakang, mobil van yang cukup mewah. Selagi didalam perjalanan, mereka berbincang-bincang mengenai sekolah juga harga belanjaan di pasar yang kini makin menaik drastis. Bahkan, Pandu ikut menjadi ibu-ibu rempong yang nyinyir tentang harga pasar. Vella melihat itu sudah tidak heran lagi.

Ketika semuanya berbincang tertawa bersama, Samudra memilih memekakkan telinganya dengan lagu cigarettes after s*x berjudul apocalypse. Matanya terpejam, pemuda kelahiran Juli itu menyandarkan punggungnya pada kursi. Pantai, menjadi tujuan liburan mereka hari ini. Samudra berharap, penjaga pantai tak mengenalinya agar ia tidak ketahuan bahwa sering ke pantai.

Mata satu itu terpejam, seiring dengan kilasan kilasan masa lalu yang terputar kembali. Lambat laun, Samudra seperti sedang berada dimasa lalunya, tertawa bahagia dengan Bapak yang sangat ia rindukan keberadaannya. Samudra ingat saat mereka berdua sedang duduk bersama menikmati secangkir susu jahe. Tertawa dengan ruang gembira seperti tak ada luka.

"Besar nanti, Mas Samudra mau jadi apa?" tanya Bapak sembari menyeruput susu jahe miliknya.

Senyum Samudra mengembang saat Bapak menanyakan hal itu, "Sam mau jadi orang yang berguna Pak!"

Bapak menoleh, menatap salah satu anak kembarnya. "Berguna dalam hal apa?" tanya Bapak lagi.

Anak kecil berusia tujuh tahun itu turun dari kursi dan langsung berdiri dihadapan sang Bapak. "Samudra ingin menjadi orang berguna, buat Bapak, buat Ibu, buat kakak dan adik-adik Samudra nanti."

"Kalo emang kemauan kamu seperti itu, maka harus kamu wujudkan. Bapak percaya sama kamu, kalo kamu bisa jadi orang yang berguna. Kalo bisa Bapak jabarkan dengan mudah, menjadi orang berguna juga sedikit susah, Sam." tutur Bapak mengelus sayang surai anaknya.

Samudra menggeleng halus, "Kan susahnya cuma sedikit, Pak." ucapnya.

Samudra tersenyum singkat, matanya terbuka ia menolehkan kepalanya menghadap jendela mobil. Menerawang langit biru indah yang sangat membuatnya terpesona akan keindahan sang langit. Sungguh mahakarya Tuhan yang paling indah, dan yang paling Samudra sukai. Samudra memiliki impian, ia ingin  terbang di langit.

"Sam, Banyu mau nyusul pake motor." ucap Vella.

Samudra hanya mengangguk, sampai akhirnya ia terbangun dan menatap Vella. "Ape tadi? Banyu ngape?" tanyanya.

"Mau nyusul pake motor," ucap Vella sekali lagi dengan senyum yang terpaksa.

"ANJING!" semua mata tertuju pada Samudra yang tiba-tiba kaget. Reihan menatap tajam adiknya itu, yang hanya di balas cengengesan. Tidak lama setelah itu, suara jendela kaca diketuk terdengar. Samudra menoleh ke arah jendela, pemuda itu langsung terkejut bukan main saat menemukan Banyu yang mengendarai motor dengan kecepatan yang sama dengan mobil van.

Puisi Samudra | Lee Haechan ft NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang