"Capek banget kerja," Keluh Riska yang sedang beristirahat itu.
"Bersyukur njing, bentar lagi juga gajian." Ucap lelaki penjaga kasir itu ketus.
"Iya sihh, tapi kan tetep aja. Gue cape banget anjing, enak banget temen sekelas gue punya ortu. Jadi iri dengki ingin menghabisi," Ucap Riska masih mengeluh dengan keadaan.
"Yaelah, hidup itu harus di syukuri dan di nikmati walau kadang kayak tai," Ucap Arga.
"Y" Tanggapan Riska membuat Arga sedikit jengkel kemudian menoyor kepala Riska.
"Ck, kepala gue main lo toyor aja anjing!" Gerutu Riska.
"Dari pada lo nggak berguna disini, mending lo ke belakang buat bantu-bantu yang lainnya gih! Nggak kasian lo sama Maya masak sendirian," Ucap Arga.
"Maya kan profesional, YA NGGAK MAY?!!" Ucap Riska dengan teriakan di akhir.
"YO'I SISS," Jawab Maya dari arah dapur.
"Udah sana njerrr, lo kedapur sana." Usir Arga, membuat Riska menggerutu. Lalu pergi meninggalkan Arga dan menuju ke dapur.
"Eh Ris, badan lo kan tinggi. Tolong ambilin nampan di atas dong!" Ucap Maya yang masih memegang barang-barang lain di tangan nya.
"Iye, dasar pendek. Hahaha," Ejek Riska membuat Maya mengerucutkan bibirnya sebal.
"Nih,"
"Thanks" Ucap Maya menerima nampan itu.
Riska, Maya kemudian Arga merupakan teman lama. Mereka sudah berteman dari bangku SMP, bedanya jika Riska dan Arga sudah bekerja di restoran itu sejak kelas tujuh. Sedangkan Maya baru mulai bekerja saat kelas sembilan.
"Eh Ris, nanti kalo mau pulang gue ikut lo dong. Gue mau ke rumah lo bentar aja," Ucap Maya dan di balas anggukan kecil oleh Riska.
"YESS!!"
Waktu kian berlalu, semakin malam semakin banyak pula pengunjung. Jam menunjukan pukul 20.00 saatnya Riska dan teman teman shiftnya pulang.
"Yes! Akhirnya pulang juga, yok May! Katanya mau ke rumah gue," Ucap Riska.
"Loh, kok kalian gitu sih? Gue nggak di ajak?" Tanya Arga kemudian memasang wajah sok imutnya.
"Nggak, kalo lo ke rumah gue pasti langsung nonton bokep dengan volume diatas rata-rata. Gila sih, gue di tuduh yang ngga-ngga nanti sama tetangga gue. Parahnya lagi nanti dikiranya gue ngewe sama lo," Ucap Riska ceplas ceplos.
"Ngga kok, gue cuma numpang makan aja." Ucap Arga nggak tau diri.
"Berisik banget kalian berdua, gue nikahin kalian nanti mampus." Ucap Maya asal membuat Arga dan Riska saling memandang sebentar kemudian memalingkan wajahnya.
Mereka bertiga berjalan kaki menuju rumah Riska karena angkot sudah tidak lewat lagi.
"Btw May, lo ke rumah gue mau ngapain? Nonton film BL ya?" Tanya Riska sambil menebak-nebak.
"Awalnya sih gitu, cuma Arga ikut ya ngga jadi. Kasian gue nanti sama dia malah suka sama lakik," Jawab Maya seadanya.
"Njing gue masih suka lobang kali," Sahut Arga.
"Loh, gue kira lo bakal jadi uke. Lo temenan nya sama cewek mulu sih," Ucap Riska asal sedangkan Maya hanya mengangguk.
"Nanti gue temenan sama banyak cowok dikira gay anjing!" Ucap Arga tidak santai.
"Sabar ya," Ucap Maya menyemangati.
Mereka berjalan dengan posisi Arga di tengah, Riska di samping kiri yang sangat dekat dengan jalan raya sedangkan Maya di samping kanan.
Setelah asik bercanda ria tiba-tiba ada motor dengan kecepatan diatas rata-rata menabrak Riska.
Arga dan Maya bingung harus melakukan apa, mereka masih terlalu panik karena beberapa menit yang lalu mereka masih bercanda bersama.
"T-tolong h-hapusin vi-vidio b-bokep s-sama link BL y-yang ada d-di HP g-gw," Ucap Riska membuat adegan itu semakin mendramatisir.
"I-iya Riska!!" Balas Maya sambil memeluk Riska dengan erat agar pencabutan nyawa semakin mudah dan gampang.
"Udah mati ya May? Hiks," Tanya Arga.
"G-gw s-sesek anjing, d-dadanya Maya u-ukuran XL," Ucap Riska di sela-sela ajalnya.
"Si kampret!" Ucap Maya ngga jadi sedih kemudian memukul kepala Riska membuat sang empu hilang nyawa seketika.
"Njir mati hiks," Ucap Arga dengan wajah yang tak biasa.
"RISKA!!! GUE JANJI BAKAL NGEHAPUS VIDIO BOKEPNYA! Tapi nanti setelah gue liat isi galeri lu apa aja," Ucap Maya.
"Njing sesat, ayo bopong njir. Drama banget, bawa ke rumah sakit atau langsung kafanin?" Ucap Arga.
"Cek nafasnya, beneran udah mati?" Tanya Maya selaku teman yang tidak tau diri.
"Udah njing, gimana?" Tanya Arga.
"Bawa ke rumah gue aja! Lu sama Riska kan ngga punya keluarga! Kalo ke rumah gue pasti nyokap bokap gue ngurusin yang lainya kok? Mungkin," Ucap Maya terdengar tidak meyakinkan.
"Ngga asik banget lu Ka, gue udah ngga punya siapa-siapa lagi malah lo tinggal juga!" Ucap Arga dalam hati.
Keesokan harinya mereka memakamkan jenazah Riska, Arga menangis dengan Maya. Mereka masih tidak menyangka kalau sahabat yang mereka anggap saudara itu meninggal duluan, padahal kemarin masih becanda ria.
.
.Sementara itu di lain tempat, seorang pemuda berumur sekitar 17 tahun terbangun dari pingsan nya.
"Lah, gue masih idup," Ucap Riska yang menempati raga pemuda itu.
"Tunggu, kok suaranya berat anjing?" Tanya Riska pada dirinya sendiri.
Beberapa saat kemudian seorang suster datang mengecek keadaan nya.
"Eh ada suster, mau nanya. Nama saya siapa ya?" Tanyanya sama suster yang mengeceknya.
Karena panik, bukanya menjawab pertanyaan Riska suster itu malah buru-buru memanggil dokter.Beberapa saat kemudian seorang dokter datang, ia mengecek keadaan Riska.
"Jadi kamu ngga inget nama kamu sendiri?" Tanya wanita dokter itu lembut.
"I-iya dok," Ucap Riska.
"Nama kamu adalah Alvero, Alvero Nathaniel Bramasta. Untuk detailnya saya nggak tau, maaf." Ucap Dokter itu.
"Ohh jadi itu nama gue, oke gue inget. Tapi tunggu kok kayak ngga asing ya..."
.
.
.
.
.Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Girl to Boy
FantasyRiska, gadis sebatang kara yang seharusnya meninggal saat pulang dari restoran tempat dia bekerja paruh waktu harus menerima kenyataan bahwa dirinya mengalami "transmigrasi" ke sebuah 'novel' lebih tepatnya buku aneh yang dia pinjam dari perpustakaa...