"Pelangi pelangi~ kayak eljibiti~" Senandung Vero sesudah memarkirkan sepeda motornya.
Vero berhenti sejenak, lalu menarik nafasnya. "Hmmm~ bau tai kucing," Ucap Vero.
"Selamat pagi Ver! Lusa ada balapan, lo ikut yok!" Ucap Bisma tiba-tiba.
Vero yang hari ini di penuhi energi positif pun tersenyum, "ohh, ternyata kamu tai nya!" Ucap Vero.
"Ayolah Ver, dah lama lah gue nggak ngeliat lo balapan." Tanya Bisma.
"Emang di balapan nanti gue dapet apa? Kalo kalah nanti gue rugi juga." Ucap Vero, aura positifnya telah hilang.
"Ikut ya, ya Ver ya, lo ganteng banget sih. Lebih ganteng lagi waktu lo balapan," Ucap Bisma.
"Gue emang ganteng ya, dari dulu." Ucap Vero narsis.
Vero melanjutkan jalan nya menuju kelas. "Dah, gue mau ke kelas dulu." Ucap Vero.
Sesampainya di kelas, Vero duduk di kursinya. "Ver, lusa lo ikut balapan?" Tanya Rian yang berada di depan nya.
"Males ah, nggak seru." Ucap Vero, (alasan lain: Riska yang di dalam tubuh Vero takut nggak menang).
"Coba aja dulu, gue denger nanti si Theo nanti ikut balapan." Ucap Rian.
"Nonton aja boleh nggak?" Tanya Vero.
"Yee, nggak seru kalo lo cuma nonton. Pasti si Theo langsung ngajak lo secara paksa," Jawab Rian.
"Ya udah, gue nggak ikut." Ucap Vero.
"HALLO SEMUANYA! GWEHJ DENGAN PESONA LUAR BIASAH DATANG." Ucap Dion yang baru datang.
"Bubar-bubar ada Mahardika," Ucap Rian, dia menyebut nama bapaknya Dion.
"Si Wahyu sok asik bat etdah," Ucap Dion membalas ejekan Rian.
"Mahardika pendek," Ucap Rian.
"Wahyu tiang listrik." Balas Dion.
Keduanya saling menatap dengan tatapan tajam masing-masing, "Mahardika pendek, pendek, pendek sekali." Ucap Rian.
"Wahyu tiang listrikk, tapi badan nya kerempeng." Sahut Dion.
"Woi udah, diem kalian berdua," Ucap Vero menengahi.
"Wahyu duluan," Ucap Dion seperti anak kecil yang tak mau di salahkan.
"Sekarang saling minta maaf," Ucap Vero seperti guru TK menengahi anak yang berkelahi.
Akhirnya mereka berdua bersalaman (karena di paksa Vero). "Gomen'nasai (maaf)." Ucap Dion. Kemudian Rian ikut meminta maaf, "Mianhe, (maaf)." Ucap Rian.
"Dih, gepeng." Ucap Rian setelah meminta maaf.
"Mengsut loh apa? Dasar nggak bisa di gapai." Sewot Dion.
"Diem dulu kek ngentod, kelahi mulu kalian berdua tiap hari." Ucap Vero lelah.
Bel telah berbunyi, akhirnya mereka berdua diam.
Jam pertama adalah matematika, sang guru menjelaskan dengan seksama.
"Wah! Masih ada sepuluh menit lagi nih! Gimana kalo main tebak-tebakan?" Tanya guru tersebut.
Siswa dan siswi di kelas tersebut sedikit tidak terima. Tapi tidak bisa membantah, lebih tepatnya takut di hukum jika membantah.
"Peraturan nya gampang, kalian bisa mengambil soal saat masih SD hingga SMA sekarang, asalkan masih soal matematika. Jika kalian berhasil menjawab, kalian bisa melemparkan pertanyaan kepada teman kalian." Ucap guru tersebut, "baik anak-anak, ibu mulai ya." Lanjutnya.
"Misalkan a=2x-3, maka
x= a+3 /2. Selanjutnya fungsi tersebut kita balik menjadi X–, maka berapa hasilnya Vero!" Ucap guru itu membuat Vero terkejut, padahal ia sudah berusaha sebisa mungkin untuk menyembunyikan dirinya.Apa boleh buat, sekarang Vero harus menjawabnya.
"Jika a=2x-3, maka
x= a+3 /2. Selanjutnya fungsi tersebut kita balik menjadi X–, maka ketemulah –5." Jawab Vero setelah mengutak-atik rumus yang baru di ajarkan."Bagus Vero! Sekarang kamu beri pertanyaan kepada teman mu," Ucap guru itu, Vero hanya mengangguk. Ia berpikir soal yang gampang untuk di jawab teman-teman nya.
"Jika sebuah kerucut volumenya 100 cm³ maka hitunglah berapa volume tabung, Dion." Ucap Vero, membingungkan Dion.
"Hah, apa? Lo tadi bilang volume kerucut. Kenapa tiba-tiba tanya volume tabung anjir." Bisik Dion.
"Dion! Jawab pertanyaan dari Vero." Ucap sang guru, Dion yang merasa di kerjai oleh Vero menuntut kunci jawaban dari Vero.
Karena kasihan, Vero akhirnya menulis jawaban nya di kertas dan memberikan nya kepada Dion.
Dion membaca kertas itu, "Jika sebuah kerucut volumenya
100 cm³ maka volume tabung ketemu 300cm³." Jawab Dion.Setelah menjawab soal itu, Dion melemparkan soal lain nya kepada siswa lain.
Jam pelajaran cepat berlalu, sang guru pun akhirnya pergi.
"Si anjir Vero, tadi lo tanya gitu buat gue bingung bangsat." Ucap Dion setelah jam istirahat selesai.
"Itu lo nya yang goblok, orang soal kek gitu aja nggak tau caranya." Ucap Rian.
"Emang lo tau caranya?" Tanya Dion kepada Rian. "Ya, nggak juga sih." Jawab Rian, rasanya Dion ingin memukul dan menbantingnya sekarang.
"Emang gimana caranya Ver?" Tanya Rian.
"Volume tabung tuh sama kayak 3 volume kerucut, jadi rumusnya cuma volume kerucut di kali 3," Jawab Vero.
"Lah, gue baru tau." Ucap Dion dengan muka bodohnya, Rian menyetujui apa yang di ucapkan Dion. "Sama, gue juga." Ucap Rian.
"Makanya, jangan bolos." Ucap Vero.
"Bukannya selama ini kalo kita bolos, lo ikut bolos ya?" Tanya Rian.
"Pasti si Vero belajar," Ucap Dion dengan nada sok serius.
"Ihhh, kenapa abang Vero belajar. Padahal kan kita sudah setuju menjadi remaja jompo, kasian orang tua kita udah kerja keras. Eh, duitnya nggak ada yang ngehabisin." Ucap Rian dengan nada di buat-buat.
"Gosah kek gitu anying, gue jijik ngeliatnya." Ucap Vero.
"Yeeee cuma becanda!" Ucap Rian.
"Halo semuanya! Bisma dari kelas sebelah datang untuk menawarkan sesuatu kepada babang Vero." Ucap Bisma tiba-tiba datang, untung siswa yang lain sedang istirahat di kantin. Jadi dia tidak perlu menanggung malu.
"Nawarin apa lagi," Ucap Vero lelah.
"Ini lohhh ada skin ker keluaran terbaru," Ucap Bisma.
"Hah?"
"Eh, salah maaf. Maksud gue, ayolah Ver. Ikut nonton balapan besok lusa, kami semua mengharapkan kedatangan babang Vero." Ucap Bisma alay. (Alasan lain: kemarin di grup balapan Bisma bertaruh kalau Vero akan datang besok lusa.)
"Iya Ver, datang aja." Ucap Rian.
"Gosah datang Ver," Ucap Dion. Membuat Bisma dan Rian mencubit lengan nya.
Vero berpikir sejenak, ia sedikit bingung. Di sisi lain ia sangat penasaran dengan orang bernama Theo, di sisi lain juga ia takut jika di ajak balapan. Ia juga takut meninggalkan Xavier sendirian saat malam hari, (padahal kalo malem Xavier anteng di rumah).
"Hmmm gimana ya, kalo gue cuma nonton nggak papa kan?" Tanya Vero.
"Nggak papa! Tapi dateng ya!" Ucap Bisma bersemangat.
"Bentar si anying, gue masih bingung." Ucap Vero.
"Gue juga bawa adek sepupu gue nanti, gapapa kan?" Lanjutnya bertanya.
"Iya, nggak papa anjir. Tapi dateng ya! Beneran loh ya!" Ucap Bisma kemudian dia meninggalkan kelas Vero.
.
.
.
.
.
.
.Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Girl to Boy
FantasyRiska, gadis sebatang kara yang seharusnya meninggal saat pulang dari restoran tempat dia bekerja paruh waktu harus menerima kenyataan bahwa dirinya mengalami "transmigrasi" ke sebuah 'novel' lebih tepatnya buku aneh yang dia pinjam dari perpustakaa...