SEKOLAH [05]

6.3K 682 85
                                    

"WOY KALIAN BERDUA! BANGUN WEH!" Ucap Maya membangunkan kedua sahabatnya.

"Loh udah pagi ya hoammm gue masih ngantuk," Ucap Vero sambil menggeliat.

"LOH KOK GUE ANEH? LOH KOK ADA YANG GANJEL. KAYAK TYTYD," Ucap Vero yang belum terbiasa dengan kelaminya.

"LO KAN TUKER KELAMIN BEGO!" Jawab Maya ngegas.

"Oh iya, gue lupa. Gue bukan Riska tapi Vero ya, okeh kalo gitu ayo tidur kembali." Ucap Vero berancang-ancang untuk menidurkan badannya kembali.

Maya yang geram pun langsung menarik lengan kedua pemuda itu, "ASTAGA!! AYO KALIAN BERDUA! BANGUN HEH! SEKOLAH!"

"Nanti ae, gue masih males." Ucap Vero kemudian Maya menariknya lagi sampai terjatuh, hal itu membuat Vero mau tak mau bangun dari tidurnya. "Ck, ah ribet lo anjing," Ucapnya membuat Maya terkekeh

"Badan gue sakit semua njir, salah posisi tidur," Ucap Arga yang telah mengumpulkan nyawanya.

Vero yang kesal setelah di tarik oleh Maya pun menimpali ucapan Arga, "Lo tidur sambil kayang sih! Hahaha." Kemudian mereka semua tertawa.

"Jam berapa sekarang May?" Tanya Arga.

"Baru jam empat sih hehehe,"

"ANJIR MENDING GUE TIDUR LAGI," Ucap Vero setelah mendengar jawaban Maya.

"Jangan tidur dong! Nanti kita sekolah loh! Kita semua kan ngga bawa baju ganti!" Ucap Maya.

"Ya udah, mandi dulu aja. Nanti biar kalo sampe rumah tinggal salin baju, makan di sini aja. Nanti Maya yang masak," Usul Arga.

"Kok gue yang masak?" Tanya Maya sedikit terbebankan.

"Kan lo cewe," Ucap Vero membuat Maya kesal, "Mentang-mentang dah pindah kelamin," Cibirnya.

"Dah, lo masak sana May. Gue mandi dulu, si Riska- maksud gw Vero mohon beresin kamarnya ya. Nanti gue yang nyapu deh," Ucap Arga kemudian mereka bekerja masing-masing dan mendapat giliran mandi sesuai urutan.

Setelah semuanya selesai, mereka sarapan. Untung ada bahan makanan di rumah ini belum habis setelah tubuh Riska meninggal.

"Eh Ga, lo tinggal di sini aja kali ya. Biar lo jagain rumah gue, terus biar lo ngga usah ngontrak lagi, mau nggak?" Ucap Vero di sela-sela makanya.

"Gue sih oke-oke aja. Emang nih rumah udah ngga kepake?" Tanya Arga.

"Kayanya sih iya, gue kan udah tinggal di apartemen milik Vero asli," Jawab Vero setelah menelan makanannya.

"Tenang ae, kalo malming gue sama Maya bakal nginep di sini kok. Yekan May?" Ucapan itu langsung di beri acungan jempol oleh Maya.

Setelah selesai dengan sarapan nya, mereka berniat menonton TV sejenak. Sekarang masih jam lima pagi, mereka berniat pulang jam enam kurang atau jam setengah enam.

"Eh, buka usaha sendiri yok! Buat Café gituuu gue dari dulu pengen buat usaha sendiriii," Ucap Vero.

"Emang lo ada duit?" Tanya Maya.

"Ada nih di rekening gue mwehehe, si Vero asli anaknya suka balapan. Uang taruhannya masih banyak, terus ortu Vero ngga terlalu peduli. Mereka cuma ngirim duit 30 juta perbulan sia-sia kalo ngga di buat usaha." Ucap Vero.

"Si anjirrr, uang jajan dia sebulan lebih banyak dari pada gaji kita bedua May!" Ucap Arga di setujui oleh Maya.

"Terus pegawainya gimana? ngga mungkin kan kalo bikin café pegawainya cuma kita bertiga. Belum lagi kita masih sekolah," Tanya Maya.

"Nanti kita cari orang-orang yang mau kerja, lo tau kan sekarang banyak pengangguran." Ucap Vero membuat Maya sedikit bingung, "Terus?".

"Gimana ya jelasinya, intinya nanti ajak orang orang gitu, si Arga juga kan temennya banyak. Kira kira ada yang butuh kerjaan ngga Ga?"

"Ada sih, gue ngga tau juga. Nanti coba gue ajak," Ucap Arga.

"Okeh sip,"

Setelah beberapa saat, mereka memutuskan untuk pulang. Arga pulang ke kontrakannya, Maya pulang kerumahnya dan Vero pulang ke apartemennya.

Setelah sampai, Vero langsung mengganti bajunya lalu bersiap-siap kesekolah.

Jam menunjukan angka 06:42 masih ada waktu tujuh belas menit sebelum upacara bendera di mulai. Bisik-bisik terdengar di lorong sekolah sampai di depan kelas Vero, mereka semua membicarakan Vero. Ada yang membicarakan penampilan Vero yang rapi, ada yang membicarakan kenapa Vero ngga telat dan ada juga yang membicarakan tentang foto Vero dan Zahra saat di bus.

"Vero! Lo masuk sekolah? Tumben ngga bolos," Ucap seseorang

"Mon maap ye, lo sapa?" Ucap Vero membuat hati orang itu tertohok.

"Njir cuma tiga hari lo ngga masuk sekolah tanpa keterangan, lo langsung lupa gue siapa." Bukanya menjawab ia malah bertingkah lebay.

"Gue masuk rumah sakit," Ucap Vero singkat kemudian orang itu membulatkan bibirkan membentuk huruf 'O'

"Terus lo kenapa masuk rumah sakit?" Tanyanya.

"Kecelakaan," Jawabnya mulai sedikit ngga nyaman. "LAGIAN LO SAPA SIH ANJIR!" Teriak Vero ngegas.

"Widih sans bro! Gue Dion, masa lo lupa. Gue satu-satunya temen lo disini yang mau menemani lo dan menerima lo apa adanya," Ucap Dion sedikit membanggakan dirinya sendiri kemudian Vero membentuk bibirnya menjadi huruf 'O'

"Btw meksut menemani gue, apa ya? lo gey?" Tanya Vero langsung di pukul oleh Dion, "Sembarangan lo anjir."

"Awokawokawok,"

Setelah itu mereka pun melakukan upacara bendera, tidak terlalu lama. Hanya sekitar dua puluh menit mereka di jemur di bawah teriknya matahari pagi demi upacara bendera itu.

Setelah upacara, mereka masuk ke kelasnya masing-masing.

"Katanya bu-rik ada keperluan gaes! Jadi jam kesatu sampe istirahat jamkos!!" Ucap ketua kelas.

"Beneran weh?" Tanya Dion.

"Ho'oh"

Setelah itu mereka pun ribut sendiri.

"Nyanyi yok!!!" Ajak Dion kepada semua siswa di kelas.

"Nyanyi apa?" Tanya Vero.

"Apa aja, lo maunya apa?" Tanya Dion.

"Gue ngga terlalu tau tentang lagu, coba lo nyanyi duluan." Ucap Vero.

"OKEH KALO GITU KITA KONSER DADAKAN SEMUANYA!!!" Teriak Dion kemudian para semua orang yang ada di kelas ikut berteriak.

"BUKAN LAUTAN TAPI KOLAM SUSU" Teriak Dion mulai bernyanyi, sedangkan Vero hanya diam seperti tau lagu ini. Ini pasti lagu sesat.

"ASEKK" Ucap seisi kelas.

"KALAU DI PEGANG EMPUK DAN BERGOYANG" Lanjut Dion masih terus bernyanyi.

"ANGJAY"

"KATA MAMAH BUAT ANAK ITU GAMPANG" Lirik ini membuat Vero merasa sedikit aneh.

"GIMANA???" Sahut mereka kompak.

"MASUK KAMAR BUKA TYTYD NJOT-NJOTAN" Setelah sampai di lirik ini, langsung saja Dion di pukul kepalanya menggunakan tas oleh Vero. Kemudian seisi kelas langsung tertawa.

"Lagu apaan itu njir tydack bermutu," Ucap Vero membuat tawa seisi kelas semakin pecah.

Saat asik-asiknya tertawa, tiba tiba ada anak kelas lain masuk dan menampar Vero.

'Plakk'

.
.
.
.
.
.
.

Tbc

Transmigrasi Girl to BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang