TELEVISI [10]

3.2K 437 22
                                    

Pagi harinya sekitar pukul enam pagi, Vero bersiap-siap menuju apartemen nya.

"Selamat pagi, kau mau kemana?" Tanya Xavier yang melihat Vero tengah bersiap.

"Gue mau balik ke Apartemen, lo tinggal di sini ae." Jawab Vero.

"Apartemen itu apa?" Tanya Xavier polos.

"Kayak rumah tapi bukan," Jawab Vero acuh.

"Rumah? Bukankah ini rumahmu?" Tanya Xavier bingung.

"Ini rumah hasil taruhan nya Vero asli, masa lo nggak tau si anying. Lo kan yang nulis takdir," Jawab Vero mulai jengah.

"Aku hanya di suruh menulis tanpa tau apa artinya," Ucap Xavier.

"Hmm, hmm. Ya, ya, ya. Kalo lo bosen lo tinggal nyalain TV, gue udah pesenin makanan buat lo! BYE ASU!!!" Ucap Vero langsung menuju motornya lalu menancapkan gas, kita do'akan Vero agar tidak kecelakaan.

"Dewa kematian tidak makan," Ucap Xavier setelah Vero pergi.

Vero menaiki motor dengan kecepatan di atas rata-rata, ia kembali ke apartemen nya. Berganti pakaian, lalu menaiki motornya kembali dan berangkat ke sekolah.

Vero melewati lorong dan menuju ke kelas, sesampainya di kelas. Kerah seragam Vero di tarik dari belakang.

"Oi! Kok lo berangkat pagi," Tanya orang itu, dengan nada mengejek.

"Bang, lepasin dulu bang. Gue lagi nggak pengen berantem. Gue mau naruh tas, gue mau ke kantin habis ini. Gue laper," Ucap Vero dengan nada malas.

Akhirnya orang itu melepaskan tarikan nya. Vero menaruh tas di tempat duduknya, hening sejenak. Sampai suara teriakan bernada milik Dion menggema.

"VEEEERRROOOO!!!" Teriak Dion yang masih berada di depan kelas dengan senyum cerah seperti biasanya.

Dion berniat menghampiri Vero dan memeluknya, seperti sahabat yang tak terpisahkan. Tapi ia urungkan saat melihat pemuda tinggi di depan kelas.

"WAHYU! Eh maksud gue RIAN!" Teriak Dion langsung di pukul Rian.

"Wahyu nama bapak gue, anjing!" Ucap Rian.

"Tumben kalian berdua berangkat jam segini," Ucap Dion setelah di pukul oleh Rian.

"Gue mau sarapan di kantin," Ucap Vero.

"Kalo gue habis di marahin sama nyokap," Ucap Rian sambi cengengesan.

"Lo kabur," Ucap Vero datar, membuat Rian menyengir. "Gue nggak kabur ya, tapi gue menghindari panci kesayangan emak gue. Hampir melayang di kepala gue tadi," Ucap Rian mengada-ngada.

"Panci bisa melayang?" Tanya Dion yang gagal konek.

"Lo kalo goblok jangan natural-natural deh," Ucap Vero menyindir lalu meninggalkan kelasnya, menuju ke kantin.

Sesampainya di kantin Vero memesan makanan, menyantapnya dengan cepat seperti biasanya. Tak memperdulikan dua manusia yang saat ini sedang bersamanya.

Ayaya I'm a Little Butterfly

Suara handphone Vero berbunyi, "lo bawa HP mainan ke sekolah Ver?" Tanya Dion.

"Bukan njim, itu gue setting. Jdi suaranya emang gitu," Jawab Vero sedikit tidak terima karena HP nya di bilang HP mainan.

Vero mengangkat telepon nya, "halo?" Ucap Vero.

"Ooiiiii, nanti sore gue sama Arga libur. Mau ikut ke rumah Arga nggak??? Main yokkk..." Ucap Maya.

Transmigrasi Girl to BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang