Vero masih mencari Xavier yang hilang, Rian yang membantunya pun ikut kebingungan.
"Udah pulang kali," Ucap Rian.
Vero menggelengkan kepalanya, "nggak mungkin tuh anak pulang sendirian. Anjir gimana dong," Ucap Vero.
"Coba telpon," Usul Rian.
"Dia nggak punya HP, blom gw beliin." Jawab Vero.
"Lah, emang ortunya nggak ngasih HP?" Tanya Rian.
"Nggak, HP dia rusak gegara gue dudukin." Ucap Vero berbohong.
"Yee lu juga tolol sih." Ucap Rian. "Udah pulang duluan kali," Lanjutnya.
"Lah, dia kan kesini bareng gw naik motor. Masa pulang duluan," Ucap Vero.
Rian memejamkan matanya sambil mengambil nafas dalam-dalam. "Lo pulang aja dulu, bentar lagi jam 1 malem. Lo besok ada acara keluarga kan?" Ucapnya.
"Seriusan? Tapi ntar dia gimana Ri?" Ucap Vero kebingungan.
"Gue yang nyari, udah lo pulang aje sono." Jawab Rian.
"Kok gitu sih anjir, kan dia adek gue." Ucap Vero.
Beberapa menit kemudian, Vero terpaksa pulang karena di desak oleh Rian.
Vero tidak pulang ke apartemen, ia pulang ke rumah yang biasanya Xavier tempati.
Vero membuka pintu rumahnya, "halo," Ucap Xavier yang telah berada di rumah.
"LAH ANJING, KOK LO UDAH ADA DI RUMAH?!!!" Tanya Vero ngegas.
"Tadi aku sudah meminta izin kepada Bisma, dia bilang akan memberi tau mu." Jawab Xavier seperti tidak ada rasa bersalah.
"GUE NYARIIN LO TADI JANCOK, LO KENAPA PULANG DULUAN KAMPRET!" Ucap Vero.
"Walaupun aku mencari memory book tapi tugas ku sebagai dewa kematian tetap ada, jadi aku tadi pergi untuk mengambil nyawa seseorang." Jawab Xavier datar.
"Kok serem ya anjir kalo lo bilang ngambil nyawa orang." Ucap Vero.
"Btw siapa yang mati emangnya?" Lanjut Vero bertanya.
"Apa hubungan nya denganmu?" Tanya Xavier.
"Yaelah, kan gue kepo." Jawab Vero.
"Tidak bisa," Ucap Xavier datar.
"Oke-oke terserahlah, gue ngalah. " Ucap Vero.
"Gue mau tidur dulu, besok gue ada acara keluarga. Jadi gue besok nggak sekolah dan nggak bisa bantu lo nyari memo book di perpus sekolah," Ucap Vero sesaat sebelum memasuki kamar.
"Baiklah, aku mengerti. Semoga mimpi mu indah." Ucap Xavier.
"Pasti indah soalnya ada lo!" Teriak Vero dari kamar.
"Ada aku?" Gumam Xavier.
'Bentar, gue ngomong apa sih tadi.' batin Vero.
Malam berganti pagi, Vero yang sudah mandi menuju ke kulkas untuk mencari bahan makanan.
"Masak apa ya... Hmm," Gumam Vero sambil melihat-lihat isi kulkas.
Vero tidak sengaja melirik lemari berisi mie instan, "Masak mi instan aja! Huhuhu aku kangen kamu mi!" Ucapnya dramatis setelah melihat mie instan rasa ayam bawang.
Vero merebus mie itu hingga matang, kemudian menaruhnya di mangkok.
"Rasanya gue udah setengah abad nggak makan mi instan," Ucap Vero sambil berjalan ke ruang tengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Girl to Boy
ФэнтезиRiska, gadis sebatang kara yang seharusnya meninggal saat pulang dari restoran tempat dia bekerja paruh waktu harus menerima kenyataan bahwa dirinya mengalami "transmigrasi" ke sebuah 'novel' lebih tepatnya buku aneh yang dia pinjam dari perpustakaa...