Setelah memotret Xavier, Vero menaiki keluar rumah kemudian menaiki motornya.
"Bisa naiknya nggak lo?" Tanya Vero yang sedari tadi menunggu Xavier naik.
Xavier menggeleng, "bagaimana caranya? Aku tidak bisa." Tanya Xavier.
Vero turun dari motornya, mengangkat Xavier kemudian mendudukan nya di jok belakang.
"Sekarang gmna caranya gw naik njir," Gumam Vero kebingungan sendiri.
Vero mengingat-ingat cara ibu-ibu yang biasanya mengantar anak tk. (Kebiasan ibu ibu kalo naik anaknya dulu yang di taruh di belakang, baru ibu nya nyusul naik dengan kaki di lebarkan 90°)
Vero akhirnya bisa menaiki motornya, ia meng-gas motornya dengan kecepatan sedang.
Sesampainya di rumah Arga, Vero turun duluan. Lalu ia menurunkan Xavier seperti orang tua menurunkan anaknya (di gendong depan).
"Argaaa yuhuuu!!" Ucap Vero yang telah berada di depan pintu rumah.
"Bentar!" Ucap Arga dari dalam.
Cklek
"Oh, Vero. Masuk dulu bang, si Maya beli cemilan sama adeknya Alvin." Ucap Arga mempersilahkan Vero masuk.
"Ayok Xaf, masuk." Ajak Vero, Xavier hanya mengangguk polos.
"Lo bawa siapa?" Tanya Arga.
"Adek sepupu gue," Jawab Vero berbohong.
Ketiga nya memasuki ruang keluarga. "Tadi lo bilang adeknya Alvin beli cemilan sama Maya, Alvin ikut dong berarti?" Tanya Vero.
"Dia ikut, tapi lagi di dapur. Ngambil air," Jawab Arga.
"Ohh,"
Vero mendudukan pantatnya ke sofa panjang, kemudian menepuk-nepuk sebelahnya. Mempersilahkan Xavier untuk duduk.
"Adek sepupu lo namanya siapa Ver?" Tanya Arga.
"Namanya Xavier," Jawab Vero.
"Oh, kek nama pangeran-pangeran di komik ya." Komentar Arga, Vero hanya terdiam sejenak. Ia seharusnya berbohong lagi tentang namanya Xavier.
"Iya, paling ibu nya ngidam pangeran dulu." Jawab Vero asal.
"Tapi aku tidak punya ibu" bantah Xavier.
"Ibu lo meninggal?" Tanya Arga.
"Aku dew-" Belum sempat Xavier menjawab, Vero malah menutupi mulut Xavier.
"Iya, Ibu Xavier udah meninggal. Dia tinggal sama bapaknya, terus bapaknya titip ke gue. Katanya dia ada urusan di luar negeri." Bohong Vero.
"Ohh, kasian juga ya." Ucap Arga prihatin.
Canggung sejenak, sampai Alvin datang. "Bonjour! (Halo), aku kembali!" Ucap Alvin tiba-tiba dengan bahasa Perancis nya.
Alvin melihat Vero dan Xavier langsung memiringkan kepalanya, "Qui? (Siapa?)" Tanya Alvin.
"Ah, nama gue Vero, ini adek sepupu gue. Namanya Xavier," Ucap Vero memperkenalkan diri.
Cup
Alvin mengecup pipi Vero, "ravi de vous rencontrer (salam kenal) nama ku Alvin!" Ucapnya setelah mengecup pipi Vero.
"Ah, maaf. Itu kebiasaan ku saat menyapa seseorang." Ucap Alvin saat melihat muka Vero memerah.
"Oh, ya nggak papa kok." Ucap Vero sedikit memaklumi kebiasaan Alvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Girl to Boy
FantasyRiska, gadis sebatang kara yang seharusnya meninggal saat pulang dari restoran tempat dia bekerja paruh waktu harus menerima kenyataan bahwa dirinya mengalami "transmigrasi" ke sebuah 'novel' lebih tepatnya buku aneh yang dia pinjam dari perpustakaa...