Morning Without Baby

2.4K 336 54
                                    

Subuh di hari minggu itu, semua orang kecuali Gentar sudah bangun. Mereka berdiskusi tentang siapa yang akan berbelanja kebutuhan bayi dan siapa yang akan menjaga Gentar.

"Aku mau pergi!" Sori mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

"Gw juga mau pergi!" Frostfire ikut mengangkat tangan."

Sedangkan Supra hanya diam, jelas sekali dia malas keluar rumah.

"Baiklah kalau begitu. Kami akan pergi ke toserba dan Supra yang menjaga Gentar."

"APA?!" Supra menjerit tak percaya. Glacier yang kebetulan duduk didekatnya meringis sambil mengusap telinga. Mengapa orang-orang didekatnya sangat hobi menjerit?

Supra yang ditatap heran semua temannya langsung berdeham demi menghilangkan canggung. "Bukannya mereka saja cukup? Kenapa kamu ikut juga?"

"Aku harus ikut untuk mengawasi mereka. Ingat saat terakhir kali mereka pergi bersama? Mereka juga membeli barang-barang diluar kebutuhan," Glacier melirik Frostfire dan Sori yang cengar-cengir tanpa dosa.

"Tapi kamu tahu sendiri kan aku nggak cocok sama bayi!"

"Kamu akan baik-baik saja, Supra. Gentar kan masih tidur. Biasanya bayi tidurnya lama."

Mereka pun berdebat cukup lama, dikarenakan Supra yang kalau berdebat panjangnya mengalahkan rel kereta api. Ada saja argumen yang dikeluarkannya untuk menolak.

Glacier menghela napasnya. Dia lalu mengangkat jarinya menyuruh Supra diam.

"Gini aja, kalau kamu mau menjaga Gentar. Makan siang nanti sambal goreng ati."

Dengan tawaran itu akhirnya ocehan Supra berhenti.

"Eh?! Jangan! Kakak kan nggak tahan pedas! Ayam goreng saja!" Frostfire mengguncang Glacier hingga membuatnya pusing.

"I-iya, ayam goreng juga. Lepaskan! Pusing tau."

"Pancake durian untuk Sori?!"

Glacier lagi-lagi menghela nafas. "Baiklah, sekarang tolong diam—

"YEAY!"

Frostfire melayangkan tinjunya ke udara. Dia dan Sori lalu berjoget-joget random. Dan yang paling membuat tercengang adalah Supra yang tumbenan bergabung dengan mereka.

Sosok Glacier perlahan memudar. Dalam diam dia bertanya-tanya. Mengapa mengurus bayi lebih mudah daripada mereka?

.

Dengan membawa beberapa tote bag mereka kemudian pergi. Sehingga yang tertinggal hanyalah Supra dan si bayi. Supra yang duduk di sofa, melirik sebentar pada Gentar yang masih tidur sambil memeluk boneka Ochobot. Tubuhnya hampir nggak kelihatan sebab sedikit tertimbun boneka-boneka robot lainnya.

Matahari masih belum terbit saat yang lain pergi dan sekarang hari sudah terang benderang. Supra menghentikan kegiatannya menonton U-Tube dan menatap pintu rumah yang diperbaiki seadanya (mereka belum memanggil tukang). Seharusnya teman-temannya sudah pulang karena jarak toserba berada nggak jauh dari tempat tinggal mereka.

Alih-alih melihat jam tangannya, Supra malah menengok jam dinding. Seketika dia terkejut karena sudah pukul tujuh pagi. Itu berarti mereka sudah keluar selama satu setengah jam. Supra lalu melirik ke arah Gentar yang masih tertidur. Untuk waktu yang singkat terdengar tawa kecil darinya, sepertinya dia memimpikan hal yang menyenangkan.

Supra lalu mengangkat bahu dan meneruskan aktivitasnya. Dia nggak menyesali keputusannya tetap di rumah.

.

Kembali ke beberapa jam sebelumnya, di saat Glacier, Frostfire, serta Sori pergi ke toserba. Tempat itu sangat ramai oleh ibu-ibu pemburu diskonan. Padahal hari masih gelap.

Frostfire dan Sori menatap sekeliling toserba dengan tatapan berbinar. Sepertinya mereka menganggap toserba semacam wahana hiburan yang penuh keseruan.

Glacier menyerahkan kertas pada mereka. "Ini daftar apa yang harus dibeli, dan ingat jangan membeli barang di luar keperluan!"

Frostfire dan Sori berpose hormat dan berseru lantang. "Siap, bos!"

Glacier menggelengkan kepalanya. Lalu berniat memberi satu petuah lagi.

"Jangan la—

Whuuush!

"ri....," Namun Frostfire dan Sori yang bersemangat sudah keburu pergi.

"Hah, ya sudahlah. Nyari es ciko dulu deh."

.

Frostfire pergi ke tempat ayam potong berada. Matanya berbinar ketika melihat daging ayam ukuran jumbo dengan harga murah sekali. Di saat dia ingin mengambil daging itu, rupanya ada tangan lainnya yang juga mengambil daging yang sama. Dia lantas mendongak dan seketika beradu pandang dengan...



.... emak-emak.

"Mak, maaf ini saya ambil, ya!" ucapnya sesopan mungkin.

Seketika mata emak-emak itu berkilat bak induk predator. "Enak aja! Emak duluan yang pegang!"

Frostfire ketar-ketir. "Ta-tapi, Mak. Ini buat adek saya. Dia masih bayi jadi butuh asupan gizi ayam jumbo."

"Dan bayi Emak ada lima!" Frostfire sekarang merasa jika dibelakang emak-emak itu ada bayangan singa betina yang mengaum dahsyat disertai kobaran api yang mengelilinginya.

"I-iya deh, Mak. Ambil aja."

"Terimakasih~" emak-emak itu pun tersenyum manis, lalu langsung ngacir melanjutkan perburuannya. Meninggalkan Frostfire yang jiwanya setengah hidup.

Frostfire, seorang remaja 13 tahun. Dikenal sebagai ayam jagonya Akademi Putra Pulau Rintis dikarenakan tampang sangarnya. Namun sesungguhnya paling takut sama emak-emak.

________________
Baby Gentar cuma nongol dikit kali ini, ya 😀

060322

Baby CareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang