Silence

609 104 123
                                    

Selesai berfoto, mereka kemudian mencari sotong bakar. Tetapi setelah mengelilingi seisi funfair mereka belum menemukannya.

"Maaf Gentar. Sepertinya sotongnya nggak ada," FrostFire menggaruk kepalanya yang nggak gatal. Dia jadi merasa nggak enak pada Gentar.

Tapi nggak ada sahutan dari Gentar. Anak itu sekarang sedang terfokus pada tiga orang nggak jauh dari mereka.

"Ibu aku mau permen kapas," pinta seorang anak. Dia melepaskan pegangannya dari sang ibu lalu berlari ke arah penjual permen kapas.

Sang ayah yang melihat anaknya berjalan sendirian lalu mengejarnya.

"Jangan terpisah dari Ibu dan Ayah," omel ibunya.

Gentar menatap lekat pada keluarga kecil itu. Sang anak terlihat senang dengan kedua tangannya yang digenggam erat oleh orangtuanya.

'Mama... Papa..,' lirih Gentar di dalam hati.

Setiap hari Gentar selalu teringat dengan kedua orangtuanya. Tapi karena suasana di rumah kakak-kakaknya sangat seru pikirannya jadi teralihkan sehingga dia nggak terlalu kepikiran.

Gentar sudah terbiasa jauh dari papanya. Tapi untuk pertama kalinya dia berpisah cukup lama dengan mamanya. Gentar jadi semakin merindukannya.

Gentar mendongak saat kedua tangannya digenggam FrostFire dan Glacier. Dia lalu menoleh pada Sori yang mengusap kepalanya.

"Gentar kita beli permen kapas yuk," ajak Sori.

Gentar menatap kelima kakaknya yang mengelilinginya. Dia mengangguk senang. Cengiran lebar terpasang di wajahnya. "Ayo!"

Gentar berjalan paling depan diikuti oleh lima anak itik raksasa.

Setelah memesan bentuk yang Gentar inginkan. Penjual segera menampilkan atraksi membuat permen kapas sesuai permintaan.

Gentar melompat senang saat penjual memberikan permen kapas besar berbentuk sotong raksasa padanya.

"Makasih!" ujar Gentar berputar lalu mengangkat permen kapasnya bangga.

"Sama-sama," mereka mengacungkan jempol padanya.

Mereka kembali melanjutkan acara jalan-jalan. Gentar kemudian menyadari hanya dia yang memakan permen kapas. Sedangkan yang lain lebih memilih corndog dan crepes.

"Gental nggak bisa habisin sendilian!" Gentar mengarahkan permen kapasnya pada mereka.

"Oh, dengan senang hati Kak Plost bantu habisin."

"Idih," cibir Supra dan Fang bergidik karena FrostFire meniru cara bisa Gentar.

Sementara FrostFire kelihatan nggak peduli. Dia memakan permen kapas bersama Gentar sembari merangkulnya. FrostFire tertawa puas di dalam hati saat melihat wajah kesal Supra dan Fang.

"Sekarang kita mau apa lagi?" tanya Sori.

"Makan-makan!" sahut FrostFire yang menggigit corndog-nya.

"Naik bianglala," ujar Glacier. Mereka menatap Glacier dengan wajah syok. Bisa-bisanya mereka melewatkan wahana populer itu.

"Ayo, Kak Ciel!" ajak Gentar sembari menarik tangan Glacier.

Di dalam bianglala, Gentar memonopoli jendela. Netra merah keemasannya berbinar takjub. Dari ketinggian dia dapat melihat gemerlapnya funfair serta keindahan kota yang dia datangi.

"Cantik!" pekik Gentar senang. Pemandangan malam hari sebuah kota yang alamnya masih terjaga sangat memanjakan mata.

Fang yang melihat dari jendela sisi lain setuju dengan Gentar. Selain sekolah dengan predikat A, kota tempatnya bersekolah inilah yang membuatnya betah tinggal jauh dari Abangnya.

Baby CareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang