Baby Goes to School

2K 295 259
                                    

Netra crimson itu tampak kosong. Dia termenung dipojokan sambil memeluk lutut. Pagi itu dia hanya berniat menemui Gentar. Tetapi semua nggak sesederhana yang dibayangkannya. Ada saja kejadian yang datang silih berganti seakan hendak menguji mentalnya. Mulai dari kebakaran hingga serangan kecoak. Seolah memberikan alarm padanya untuk pergi dari tempat itu secepatnya.

"Ini silakan diminum dulu kopinya untuk memulihkan kesehatan mental, Abang."

Glacier datang membawa dua cangkir kopi hitam. Dia lalu duduk dan menyodorkan secangkir pada orang disebelahnya, yang lalu diterima tanpa kata. Keduanya meneguk minuman itu bersamaan.

Enak sekali. Energiku kembali terisi penuh. Batinnya takjub. Dia pikir Glacier tadi hanya bergurau tentang kopinya.

Namun, detik berikutnya dia diam-diam menatap prihatin Glacier. Paham betul mengapa Glacier minum kopi hitam di usia semuda itu. Sungguh dia merasa takjub dengan kekuatan mentalnya. Dia yang sehari saja berada di rumah itu rasanya sudah tak sanggup. Maka dari itu dia nggak sanggup membayangkan menjadi Glacier yang entah sudah berapa lama hidup bersama orang-orang itu.

"Oh, ya. Di mana Gentar?" tanyanya celingukan.

"Diciniii!"

Gentar muncul tiba-tiba dengan kedua tangan terangkat. Kemudian dia langsung naik ke pangkuan pria itu. Glacier yang awalnya ingin mencegahnya malah terdiam ketika melihat Gentar yang memeluk orang itu dengan erat. Raut datar orang yang dipeluk itu segera dihiasi senyuman tipis. Dia membiarkan Gentar menaiki bahunya.

"Apa Gentar betah di sini?"

Gentar mengangguk lucu. "Betah!"

"Maaf, tapi Abang siapanya Gentar, ya?" pertanyaan yang sejak tadi ditahan Glacier akhirnya keluar.

"Saya asisten manajer di perusahaan Ayahnya Gentar. Saya langsung ke sini mewakili Tuan bos setelah mendapat informasi Gentar bersama anak-anak dari Tuan Amato."

"Kenapa nggak orangtuanya aja yang jemput, Bang?" Sori muncul tiba-tiba.

"Tuan Bos sedang ada urusan di luar negeri."

Frostfire muncul dan langsung bertanya. "Ibunya?"

"Nyonya pulang ke kampung halaman untuk merawat orangtua beliau yang sedang sakit."

"Lalu kenapa Gentar bisa ada di sini?" kali ini Supra yang muncul tiba-tiba.

"Panjang ceritanya. Intinya Gentar tak sengaja tertinggal--"

"TERTINGGAL?!" semua orang memekik heboh sehingga pria itu meringis sembari mengusap telinganya.

"Ya, begitulah singkatnya. Karena jadwal yang padat, Tuan Bos tak sengaja meninggalkannya di bandara...."

"Kalau tahu dia tertinggal, lantas kenapa Ayah Gentar nggak langsung memberitahu Ibunya?" kening Glacier berkerut heran.

"Bos tidak ingin memberitahu Nyonya jika anaknya tertinggal."

"Kenapa?! Kenapa?!" tanya Sori tak sabar.

"Begini, coba kalian bayangkan saat seorang Ibu tahu bayinya tertinggal seorang diri, sementara Ayahnya berada di luar negeri...."

Semuanya langsung terdiam. Nggak perlu dijelaskan pun rasanya mereka dapat segera memahami ketakutan Ayahnya Gentar.

"Aku sangat paham, Bang. Emak-emak memang nggak ada lawan," celetuk Frostfire memecah keheningan.

Gentar mengangguk-ngangguk serius walaupun sebetulnya nggak paham percakapan mereka. Si kecil itu turun dari bahu lalu beralih duduk di pangkuan pria itu.

Baby CareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang