The Warmth of Porridge

756 114 113
                                    

"Gentar ikut Sori berkebun yuk!" ajak Sori.

"Ayo!"

Gentar berlari kecil mengikuti Sori pergi ke taman belakang.

"Isi airnya dulu ya," Sori memberikan alat penyiram tanaman berukuran kecil pada Gentar.

Gentar memberi hormat pada Sori. "Siap, Bos!"

Gentar lalu berjalan menuju kran yang ada di salah satu sudut taman. Dia membuka kran itu lalu membiarkan air mengisi alat penyiram tanaman. Setelah penuh, Gentar langsung pergi ke arah Sori. Karena terburu-buru dia hampir tersandung kakinya sendiri.

"Fuuh, hampil aja Gental jatuh."

"Gentar, hati-hati jalannya," ujar Glacier yang duduk di ayunan taman sambil membaca buku.

"Oke, Ciel!"

Sedangkan di bagian lain tampak FrostFire dan Fang yang berkompetisi bermain bulu tangkis. Mereka seperti nggak mau mengalah pada satu sama lain.

"Awas aja kalau kalian menginjak tanamanku!" 

Sori mengacungkan tinju pada mereka dengan wajah mengancam. Sehingga FrostFire dan Fang memilih bermain dengan santai. Kalau mereka menginjak tanaman Sori bisa-bisa kepala mereka dilempar durian olehnya. Selama tinggal di sana, Fang jadi tahu kalau Sori sangat menyayangi tumbuhan bahkan protektif pada mereka.

"Gental silam bunga!" Gentar menarik ujung baju Sori meminta perhatiannya.

Raut mengancam Sori menghilang. Dia lalu menoleh pada Gentar dengan senyum polos seperti biasa.

"Makasih, Gentar. Nanti Sori kasih Gentar durian, ya?"

"Nggak usah, hehe." berkat Sori, Gentar puas menikmati durian sampai nggak minat lagi memakannya.

Selama beberapa saat Gentar asyik menyiram bunga. Dia menghentikan kegiatannya saat menyadari ada satu orang yang belum terlihat sejak tadi.

Gentar meletakkan alat penyiram bunga lalu menyusuri bagian samping rumah hingga dia sampai di depan teras rumah. Di sana Gentar melihat Supra yang mengeluarkan sepeda motornya.

"Supla mau kemana?!" tanya Gentar berlari menghampirinya.

"Beli bubur di suruh Glacy."

Supra tampak terdiam menatap anak kecil di depannya.

"Mau ikut?" tawarnya.

"Mau!"

"Buruan keluar gue mau nutup pagar."

"Siap!"

Supra lalu menutup pagar sementara Gentar naik ke sepeda motor. Gentar duduk di depan setir sedangkan Supra duduk dibelakangnya. Mereka lalu berangkat menyusuri jalanan aspal.

Udara pagi terasa sejuk karena banyaknya pepohonan disekitar jalan raya. Mereka berhenti saat lampu merah menyala.

"Yo Om!"

"Yo Adek."

Betapa kagetnya Supra saat Gentar menyapa pengendara di sebelahnya.

"Jangan manggil orang asing sembarangan dong," bisiknya.

"Ups," Gentar menutup mulutnya.

Mereka kembali melaju saat lampu hijau menyala hingga sampai di daerah sekolah Supra dan teman-temannya. Diseberang sekolah itu adalah lokasi warung bubur yang mereka tuju. Nggak terlalu jauh dari rumah tapi lebih cepat kalau naik motor.

Sesampainya di sana, Supra memarkirkan motor dan menurunkan Gentar. Dia lalu mengikuti Gentar yang berlari ke tempat duduk.

Tukang bubur menghampiri mereka. "Mau dibungkus atau makan di sini, Dek?"

Baby CareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang