00

972 70 1
                                    

4 Tahun kemudian.

4 Tahun memang singkat namun kenangannya begitu padat. Semuanya telah berubah, tak ada lagi anak ayah yang cengeng apalagi anak ayah yang manja.

Caca menatap laut biru di depannya dengan diam. Tak ada percakapan apalagi sebuah ucapan yang ia lontarkan kepada temannya selama 26 menit mereka saling duduk.

Laut biru adalah favorit Caca, dimana hanya ia dan laut yang selalu mendengarkan keluhannya tanpa berkata ataupun menyela.

Caca menghembuskan nafasnya lelah dengan kegiatan kampusnya, ia melepas almamater yang melekat pada tubuhnya dengan arogan.

Ia kadang menyesal masuk univ terkenal itu, bukan karena uangnya namun karena tugasnya yang tidak bisa ditoleran.

Tiba-tiba sebuah ucapan keluar dari bibir temannya yang membuat sedikit percakapan diantara diamnya mereka.

"Ca lo pernah ngga sih gamon?" tanya temannya yang membuat pandangan Caca  beralih ke temannya.

"emang kenapa?" tanya balik Caca sembari meminum air mineral.

Temannya kemudian menatap laut lepas dengan sayu. "ngga sih nanya aja, orang secakep lo kok bisa-bisanya gamon sama orang yang bahkan ngga pernah suka sama lo balik"

Caca tersenyum simpul lalu ia menepuk pundak temannya itu. "itu namanya seni, seni menyakiti diri. Udah ah gue mau pergi dulu"

Caca berdiri dari duduknya merapikan sebentar pakaiannya yang berantakan.

"mau kemana?" tanya temannya singkat, ya walaupun temannya juga tahu Caca akan kemana.

Caca berbalik lalu tersenyum lebar. "mau ketemu Al"

Dia Caca, perempuan yang entah sampai kapan bisa melupakan Al.

Caca mahasiswi semester 6, mahasiswi yang masih santai walaupun masih ada tugas yang menunggu.

"mau kemana?" tangan Caca ditarik lembut oleh salah satu teman laki-lakinya.

Dia Bayu, Cristiano Abi Bayu. Teman satu fakultasnya, teman curhatnya, dan teman yang selalu ada untuknya.

"mau ke makam" jawab Caca singkat.

Bayu menyerah jika jawaban Caca begitu, sudah hampir malam namun manusia waras mana yang pergi ke makam jam segini.

Bayu menggangguk lalu menepuk nepuk kepala Caca sembari tersenyum.

"hati-hati di jalan" ucap Bayu lembut.

Caca mengangguk lalu pergi.

Salah satu teman Bayu menggelengkan kepalanya prihatin dengan Bayu. 3 tahun menyukai Caca, mati-matian Bayu meluluhkan hati Caca. Namun jika Caca belum bisa melupakan masa lalunya apa boleh buat.

Bayu hanya menunggu, dan menunggu.

...


"Seni menyakiti diri, menyukai yang toxic membenci yang tulus"

Rabu, 9 maret 2022.

Blue Sea [on Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang