01.

797 55 6
                                    

"orang baru, dengan kebiasan lama"

...

Caca mencabuti rumput yang menjalar dimakam Al, ia menaburi bunga soka dan berbagai bunga lainnya. Tak lupa seikat lili putih mewarnai makam Al.

Caca menutup kepalanya dengan kerudung hitam yang selalu ia bawa. Ia menautkan semua jari tangannya didepan dada, berdoa dengan seksama. Memohon kepada sang kuasa agar Al senantiasa bahagia di alam sana.

Selesai berdoa Caca tersenyum lalu mengelus nisan hitam milik Al perlahan, ia menghela nafasnya. Lelah juga ternyata hari ini.

"maafin gue ya, hari ini baru dateng pas udah mau malem tugas kuliah gue banyak padahal lagi nyiapin skripsi" ucapnya tersenyum lembut.

Caca tak bosan datang ke makam Al setiap hari menaburkan bunga lili dengan hati-hati agar sang pujaan Hati tersenyum abadi di alam sana.

"lo tau nggak sih hari ini tuh sibuk banget sampai gue baru dateng ke makam lo" Caca cemberut seolah-olah ada orang didepannya, ia mengukir nama Al di tanah dengan kayu kecil.

Caca teringat masa kecilnya bersama Al, setiap momen terlihat jelas dikepala Caca. Al jarang bermain dengannya karena Al lebih menyukai sendirian.

Caca menghela nafasnya "gue punya adik lagi masa, dasar si Ayah udah tua juga" Caca menggeleng berkali-kali jika mengingat bahwa ia memiliki adik lagi.

"lo lagi apa disana? Baik-baik aja kan?, gimana kabar lo" Caca tersenyum, setetes air matanya jatuh, memang benar Ldr beda dunia itu menyakitkan dari pada perasaan tak terbalas.

Ternyata rindu ini tak kuasa dibendung, namun jika kamu kembali itu tak mungkin. Karena Tuhan tahu bahwa hambanya tidak mungkin merasakan sakit  untuk kesekian kali.

Caca mengusapi air matanya ia kembali berceloteh sendiri tentang masa-masa kuliahnya. "gue lagi garap skripsi buat bisa jadi guru, sesuai cita-cita lo"

Caca tersenyum, ia ikhlas tidak mengejar cita-citanya sendiri untuk mengejar cita-cita Al.

"Al udah nggak sakit lagi ya disana?, Al pasti bahagia disana Al pasti ketemu ibunya Caca, oh iya kalau ketemu ibu bilangan ya Caca kangen" Caca tersenyum lebar walaupun ia tahu Al tak bisa mendengarnya.

Karena Al selalu ada di hatinya. 1460 Hari Al pergi, 1460 hari Caca merindu, dan 1460 kali Caca mengeluh pada sang kuasa mengapa Tuhannya mengambil orang-orang yang paling Caca sayang.

"gue... dideketin Bayu loh" Caca memincingkan matanya genit.

Caca mengibaskan kerudungnya seolah pamer bahwa ia akan laku juga. "kutukan lo nggak mempan kalo cewek berisik kayak gue disukain cowok"

"oh iya! Gio udah pulang dari pesantren, kalau El dia udah bisa nerima dirinya sendiri, kalo Tania dia kuliah di Singapura sama ayahnya. Kalo tante Anisa udah bisa buat usaha sendiri, gue juga sering kesana kok nyobain masakannya, dan... Kalo om Hans lagi dirumah sakit jiwa"

kalau perasaan gue masih sama kok.

Caca bangkit dari duduknya, ia merapikan bajunya yang sempat kotor karena tanah. Caca perlahan menjauh dari tempat peristirahatan Al. Menjauh dengan perasaan yang masih sama, meski orang baru perlahan mengisi harinya.

Blue Sea [on Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang