10

190 17 4
                                    

...

Seperti hari-hari yang selalu Caca jalani ia selalu merasa hampa, sesekali ia merindukan orang rumah yang bagaimanapun itu juga keluarganya. Caca menopang dagu nya saat mendengarkan ocehan dosen yang entah sampai kapan akan berhenti.

Bayu memainka rambut Caca dengan pensilnya seolah itu adalah bahan percobaan. Caca menghela nafasnya, ia berbalik badan untuk melihat Nina yang tertidur dengan nyenyak.

"Nin, Nina..." Panggil Caca dengan suara pelan.

"Hm" sahut Nina seadanya.

"Habis ini ngantin yuk" Caca berbisik.

"iyaaa" Balas Nina dengan malas.

Caca berbalik badan dan menengok kearah Bayu yang juga sedang melihat kearah dirinya. Caca mencondongkan sedikit badan nya dari kursi untuk lebih dekat dengan kursi Bayu, Ia berbicara dengan suara pelan takut dosen akan menegur dirinya.


"Lo nggak bosen ya senyum terus" ucap Caca bergidik ngeri melihat senyum Bayu yang tak pernah luntur.

"Engga dong" balas Bayu, Bayu kemudian menjepit rambut Caca dengan jepitan kodok miliknya.

"Nah kan cantik" Ucapnya puas.

"gue kan emang cantik Bay baru sadar lo?" Caca berbangga diri.

"iya-iya Caca emang paling cantik" Bayu menggoda Caca, Caca melemparnya dengan pensil.

Caca berdecak bosan, ia tak menghiraukan dosen yang terus mengoceh di depannya bahkan Bayu yang memotret dirinya. Ia hanya memikirkan cara bagaimana agar Al mengingat ingatannya kembali.

"Bikin repot aja" gerutu Caca dalam hati. Ia tersenyum miris.

"Ca, senyum" Bayu mengarahkan ponsel nya Caca berpose dengan 2 jari, pose andalan.

"Cantik" kata yang selalu Bayu ucapkan, jutaan kali Bayu tak merasa bosan untuk mengatakan jika Caca itu cantik.

Caca kembali cemberut, menggerutu bahkan memaki dalam hati. Nasibnya selalu sial dalam hal percintaan, tak pernah sekalipun ia merasa beruntung.

Dari dulu Caca tak pernah bisa keluar dari zona nyaman miliknya, berulang kali ia mencoba move on namun berulang kali ia akan kembali mengingat kepada masa lalu nya.

Berulang kali membuka hati untuk meyakinkan bahwa masa lalu telah usai dan hanya menyiksa diri dengan kenangan sialan yang ia ciptakan. Namun apa daya Caca pasti akan kembali gagal move on.

"Jangan cemberut mulu buuu, ayo katanya ngantin" Ucap Bayu menekan kedua pipi Caca dengan kedua tangannya membuat pipi Caca seperti mochi.

"iyaaa" Balas Caca malas sembari melepaskan jemari Bayu dari wajah nya.

Di belakang mereka masih ada manusia yang entah sampai kapan terus bertengkar saat bertemu, sialnya setiap hari pasti bertemu.

"gimana nyenyak ngga tidurnya?" tanya Andriyan saat Nina baru membuka matanya.

Nina mengangguk dengan mata yang masih tertutup, Andriyan terus menepuk poni Nina bahkan meniup-niup mata Nina. Tingkah usil Andriyan yang selalu membuat Nina marah bahkan ngambek yang terkadang mencubit Andriyan karena kesal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Blue Sea [on Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang