Chapter 3

4.1K 415 41
                                    

"Huhh cape juga" ucap seseorang sambil membaringkan tubuhnya.

ceklekk

seseorang membuka pintu kamar sambil membawa sepiring roti dan segelas susu.

"Makan dulu, pasti kamu cape" ucap seorang wanita paruh baya.

"Mama tau aja aku suka ini" balas orang itu.

"Kamu fikir mama lupa sama makanan kesukaan anak mama?" tanya mamanya sambil terkekeh.

"Ga gitu mah, kan aku lama ga tinggal di Indonesia" jawab nya.

"yaudah, mama keluar dulu ya. Semoga kamu betah tinggal disini" ucap wanita itu.

"Emm, mah tunggu" ucap orang itu.

"Kenapa?" tanya mamanya.

"Apa ga sebaiknya aku tinggal di apartemen aja? jujur aku belum siap kalo dia tau semuanya" ucap orang itu.

"Kalo itu baik menurut kamu, mama akan bilang sama papa" ucap wanita itu lalu pergi meninggalkan kamar anaknya.

"Ashel..." guman orang itu.

***

"Masih belum ada kabar?" tanya zee yang hanya di jawab gelengan oleh ashel.

"Kamu sayang banget sama dia?" tanya zee.

"kamu ko nanya gitu zee, kan kamu tau sendiri" jawab ashel.

"maaf, tapi apa kamu udah tanya masa orang tua nya?" tanya zee lagi.

"Udah, tapi mereka bilang adel juga gada ngabarin mereka" jawab ashel.

"Kamu sama fiony gimana?" tanya ashel.

"Aku gada udah gada hubungan apa-apa sama dia" jawab zee sambil tersenyum.

"Kenapa?" tanya ashel.

"Dia harus pulang ke tempat asalnya, dan kemungkinan dia akan menetap disana" jawab zee.

"Kenapa kamu ga coba buka hati buat orang lain aja?" tanya ashel dan hanya di balas senyuman oleh zee.

"Sekarang aku sudah tidak bisa lagi merasakan cinta dari orang lain karena cintaku hanyalah untukmu, walaupun kau tidak tahu apa yang kurasakan" batin zee.

"kamu bersih-bersih terus istirahat, pasti kamu cape" ucap zee sambil mengelus kepala ashel.

"Makasih ya zee kamu selalu ada buat aku" ucap ashel di akhiri senyuman.

"Sama-sama shel, yaudah gih masuk" suruh zee pada ashel.

Ashel pun turun dari mobil zee dan langsung masuk ke dalam rumahnya.

Zee kembali menjalankan mobilnya menuju rumahnya.

"zee nya kemana?" tanya anin, asalnya ia tadi melihat zee di luar.

"Udah pulang, kenapa mah?" tanya ashel.

"Tadinya mau mama ajakin makan bareng kita" jawab anin.

"Besok lagi ya mah, zee juga pasti cape hari ini" balas ashel.

"yaudah gapapa, kamu bersih-bersih terus kita makan ya" ucap anin yang di angguki ashel.

Ashel menyimpan tas nya terlebih dahulu, lalu pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Selesai dengan kegiatannya, ia langsung turun menghampiri anin yang sudah terduduk di meja makan.

"Gimana sama kampus kamu?" tanya anin.

"Aman ko mah, aku jauh lebih baik disana" jawab ashel.

"Kathrin, indah, sama marsha kapan-kapan ajak mereka kesini, mama pengen ketemu" ucap anin.

"besok kayanya mereka kesini, soalna kita ada tugas yang harus di kerjain bareng-bareng" balas ashel dan anin pun mengangguk paham.

"biar aku mah" ucap ashel yang hendak merapikan piring namun dengan cepat anin menolaknya.

"Kamu istirahat aja, ini biar mama. gih sana masuk kamar" suruh anin pada ashel.

Ashel pun pergi menuju kamarnya. Dan membuka ponsel yang ternyata ada beberapa pesan masuk dari nomor tidak di kenal.

08**********

Haii
Besok kita ketemu
Kamu pasti kangen aku kan?
See you besok💛

Ashel mengerutkan dahinya. Siapa orang ini? kenapa dia tidak langsung bicara dia siapa? ketemu? Dimana?

Banyak pertanyaan yang muncul dalam fikiran ashel. ia menyimpan kembali handphone nya tanpa membalas pesan tersebut. lalu ia pun memejamkan matanya mengingat kejadian dulu.

Ashel pov

Aku bingung, ternyata masih ada orang yang mengirim pesan seperti itu. Membuat orang lain penasaran, dan kenapa dia bisa mengetahui nomorku? ntahlah aku cukup lelah untuk memikirkan itu semua.

Aku memejamkan mataku sebentar, aku tidak tidur. Aku hanya ingin menenangkan fikiran ku sebentar.

"aku tuh suka banget sama hujan" katamu.

"kalo gitu, aku bakal umpamain kamu sama hujan" ucapku.

"kenapa kamu umpamain aku dengan hujan?" begitu kata mu dulu.

"Ah, sebab kamu datang membasahi jiwaku yang gersang. Jiwaku yang hampir mati, kering kerontang" kataku.

"Maka hujan itu menyegarkan, menumbuhkan hijau bunga bermekaran. Tapi bagiku, kamu adalah hujan yang membawa rindu" lanjutku yang membuat mu tersenyum.

"Seperti pelangi setelah hujan, sukacita akan menampakkan dirinya setelah kesedihan. Tolong tetap tersenyum ya meskipun aku gada si sisi kamu" Ucapmu waktu itu.

"kenapa?" tanyaku bingung namun kamu hanya tersenyum menanggapinya.

Seketika aku tersadar, ternyata itu hanya sebuah bayang-bayang belaka. Aku kembali terbangun dan memilih untuk membaca sebuah novel kesukaan ku.

Ashel pov end

"Mah aku keluar sebentar" ucap seorang gadis menghampiri mamanya.

"Mau kemana?" tanya mamanya.

"Ada beberapa barang yang harus aku beli. oh ya, apa mama udah bilang sama papa?" tanya gadis itu.

"mama udah bilang, dan papa juga izinin ko" jawabnya.

"Yaudah mah, aku pulangnya langsung ke apartemen aja ya" ucap gadis itu.

"kamu ga pamitan sama papa?" tanya mamanya.

"Emm, yaudah nanti aku balik lagi kesini buat pamit sama papa. Aku berangkat dulu bye ma" ucapnya lalu pergi meninggalkan rumahnya.

"andai saja itu tidak terjadi" guman wanita itu.

____________________________________












Hai Hai















See you next part...

















menunggu senja [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang