"woi bengong aja, perhatiin dosen tuh" ucap seseorang pada adel.
"Eh, iya sorry" balas adel lalu kembali memperhatikan dosen di depannya.
"hujan, senja, masa-masa SMA? ko jadi puyeng sih, duh gimana ni" fikir adel.
"Reva! perhatikan saya berbicara" tegas dosen itu.
"Maaf Pak" balas adel.
"Ke wc gih cuci muka lo" ucap teman sejajar adel.
"Iya" balas adel.
"Pak saya izin ke toilet sebentar" izin adel.
"Yaudah sana cepat" balas dosen itu, lalu adel pun pergi meninggalkan kelasnya.
Saat perjalanan menuju toilet tak sengaja adel menabrak seseorang.
"Aduh kalo jalan hati-hati dong" ucap orang itu.
"Sorry-sorry biar gue bantu" ucap adel namun uluran tangan adel tak di hiraukan oleh orang itu.
"Kamu adel kan?" tanya orang itu yang tak lain adalah indah.
"I-iya gue adel" jawab adel.
"duh ini siapa lagi, banyak banget perasaan" batin adel.
"Aku indah temannya ashel" ucap indah mengulurkan tangannya dan di balas oleh adel.
"Adel" balas adel.
"Yaudah del aku duluan ya" ucap indah laku pergi.
"Huhh,, harus lebih tau lagi ni kayanya" guman adel lalu membasuh wajahnya.
"semoga gue bisa" lanjutnya lalu pergi meninggalkan toilet dan kembali ke kelasnya.
Adel bubar lebih dulu dari ashel pasalnya dosen terakhir tidak masuk.
Ia pergi menuju kelas ashel lalu menunggunya di luar. Tak lama kelas ashel pun selesai dan bubar.
"Adel" panggil ashel yang baru saja keluar dari kelasnya.
"Eh, udah bubar ya?" tanya adel yang di angguki ashel.
"Yaudah yuk" ajak adel.
"Kemana?" tanya ashel.
"Jalan-jalan" jawab adel lalu ashel pun mengangguk tanda setuju.
"Makasih" ucap ashel karena adel membukakan pintu untuknya.
Adel pun berputar arah dan masuk ke dalam mobilnya.
"nyalain aja musiknya" suruh adel dan ashel pun menyalakan sebuah lagu yang sempat mereka dengar dulu.
"gada yang berubah, tapi ko aku ngerasa beda ya?" batin ashel.
"Hei, ko diem?" tanya adel membuyarkan lamunan ashel.
"Ah e-engga ko" jawab ashel.
Tak lama merekapun sampai di sebuah taman yang tak banyak orang disana. Adel pun memberhentikan dan memarkirkan mobilnya.
"kita ke taman?" tanya ashel saat mereka turun dari mobil.
"Iya, gasuka ya?" tanya adel.
"Suka ko, tapi kenapa kamu ajak aku kesini?" tanya ashel.
"karna tempatnya sepi, bukannya kamu suka kesunyian?" tanya adel.
"Suka, tapi sekarang gak terlalu" jawab ashel.
"tunggu sebentar ya" ucap adel yang di angguki ashel.
Adel pun berjalan menghampiri sebuah gerobak ice cream dan memesannya.
"Pak es krim nya dua ya" ucap adel.
"Ini es krim nya, totalnya dua puluh ribu" ucap penjual nya lalu adel memberikan uang berwarna biru.
"Ambil aja pak kembaliannya" ucap adel lalu pergi.
"Nih buat kamu" ucap adel memberikan ice cream rasa coklat.
"Makasih" ucap ashel.
"Sama-sama, cape gak?" tanya adel dan ashel pun mengangguk sebagai jawaban.
"duduk di sana" ajak adel.
Merekapun duduk di sebuah bangku taman di bawah pohon yang sangat besar.
"aku kangen kamu" ucap ashel menyandarkan kepalanya di bahu adel.
"aku juga kangen sama kamu, makanya aku bela-belain pindah kuliah" jawab adel.
"tapi aku ngerasa kamu kaya ada yang beda" ucap ashel yang membuat adel terdiam.
"b-beda? beda gimana?" tanya adel.
"gapapa lupain" ucap ashel.
Adel pun merubah posisinya, kini adel merangkul sambil mengelus pelan kepala ashel.
"kalo kamu ngerasa aku beda, aku minta maaf ya" ucap adel.
"gapapa, kamu kembali kesini aja aku udah seneng. Yang penting hati kamu masih stuck di aku" ucap ashel dan adel pun mengangguk sambil tersenyum.
"kamu pernah berfikir gak, kalo pasangan berubah itu karna apa?" tanya adel.
"karna hatinya bukan untuk pasangannya lagi" jawab ashel namun adel hanya tersenyum menanggapinya.
"tapi ada satu lagi, karna orang itu.."
"kamu kenapa?" tanya ashel sambil mendonggakan kepalanya.
"gapapa" jawab adel sambil membersihkan noda ice cream di bibir ashel.
Cukup lama mereka berada di taman itu. Kini waktu menunjukkan pukul 17.30
"Aku cape, kita sebenernya mau kemana?" tanya ashel yang sudah kelelahan berjalan.
"semangat, ayo kamu pasti suka" ucap adel, lalu ashel pun melanjutkan jalannya.
"biar aku bantu" ucap adel menarik ashel dan mereka kini berada di sebuah bukit tak jauh dari taman itu.
"Indah gak?" tanya adel sedangkan ashel terkesima melihat senja dari dekat.
"Sini" suruh adel agar ashel duduk di dekatnya.
"pernah minta apa sama senja?" tanya adel pada ashel yang bersandar pada pundaknya.
"minta kamu kembali secepatnya sama aku" jawab ashel.
"kalo seandainya aku gak kembali?" tanya adel.
"Aku bakal benci sama senja" jawab ashel namun adel hanya tersenyum menanggapinya.
"Senja mengajarkan kita apapun yang telah berlalu pasti akan memiliki akhir yang indah" ucap adel.
"Penantianku setulus senja menanti sang mentari terbenam di ufuk barat" balas ashel.
"sejak kapan kamu suka senja?" tanya adel.
"Sejak aku merasa kesepian setelah kamu pergi" jawab ashel.
"aku sama seperti senja walaupun pergi pasti akan kembali" balas adel.
"Jangan tinggalin aku lagi ya" pinta ashel.
"Ga akan, kecuali..."
"Apa?" tanya ashel mendonggak menatap adel.
"Kecuali kamu yang suruh aku untuk pergi" jawab adel sambil menatap dalam mata ashel lalu mengalihkan kembali pandangannya.
"Jadilah seperti senja yang kehadirannya selalu membuat ketenangan dan kepergiannya selalu membuat kerinduan" ucap adel bersamaan dengan tenggelam nya matahari.
____________________________________
Ngerasa ga?
See you next part...
KAMU SEDANG MEMBACA
menunggu senja [END] ✅
Ficção AdolescenteTuhan adil, menciptakan suatu pertemuan dengan berujung pada suatu perpisahan, karena terkadang kita perlu mengingat kembali ke masa lalu dan kemudian mengenangnya, tetapi jangan berlarut-larut karena kita harus tetap menjalani hidup dengan pemikira...