Chapter 11

3K 324 44
                                    

Bragg

"jadi adel..?" ucap seseorang yang baru datang.

"Kaka" kaget Siska dan bobby.

"Apa maksud semua ini mah pah?" tanya nya dengan air mata yang hampir jatuh.

"Kamu kesini ko ga bilang papa dulu sayang" ucap boby menghampiri anaknya namun dengan cepat ia sedikit menjauh.

Adel menggelengkan kepalanya. "apa maksud semua ini? apa adik aku masih hidup?" tanya nya dengan suara bergetar.

"JAWAB AKU PAH, MAH!" bentak adel karena orang tuanya tak kunjung bersuara.

Adel menjatuhkan dirinya lemas dengan air mata yang tak mampu ia bendung lagi. "kenapa kalian berdua sembunyiin ini semua dari aku,  KENAPA!!!" marahnya.

"sayang, maafin mama ini semua permintaan adik kamu" ucap Siska sambil ikut terduduk di sebelah anaknya.

"apa kalian sama sekali ga anggap aku? kenapa kalian tega sama aku?" tanya nya dengan nada sendu.

"dulu..." Siska menceritakan semuanya.

"halo mami, ada apa?"

"Anak kamu Siska, dia kritis"

"Apa?! kenapa bisa mi?"

"mami gatau, waktu mami cek ke kamarnya dia udah terbaring dan mami sama papi langsung bawa dia ke rumah sakit"

"Tapi Jireine, apa dia tau?"

"Dia sedang ada acara bersama teman-temannya dan mungkin akan pulang minggu depan, jadi hanya kami bertiga saja disini"

"Aku sama mas boby akan segera ke sana mi"

"Cepatlah"

"Pada saat itu adel  sedang terbaring lemas dengan beberapa alat medis di tubuhnya. Mama dan papa baru sampai 17 jam yang lalu dari bandara dan langsung saja pergi menuju rumah sakit dimana adik kamu di rawat" jelas Siska.

"mami"

"Sayang"

"Anak aku kenapa mi?"

"Kita belum tau, tapi tunggu dokter selesai periksa ya"

"Setelah dokter itu keluar, dokter itu menjelaskan tentang penyakit yang di alami oleh adik kamu. Dan ternyata dia mengalami penyakit jantung iskemik"

"Setelah kamu mengetahui penyakit adikmu  dan dia di nyatakan sesudah meninggal, namun sebenarnya kami semua berkata bohong. Adik mu yang meminta hal ini di sembunyikan dari kamu sayang" jelasnya.

"tapi kenapa ma? kenapa aku ga boleh tau?" tanya Jreine atau orang yang selama ini berperan sebagai adel.

"mama gatau alasan dia, tapi saat mama pulang lagi ke Indonesia mama membawanya kesini dan itu semua permintaan nya" jelas Siska.

"Aku mau ketemu Adik aku Ireine mah" pintanya.

Beberapa detik kemudian Siska menoleh pada suami nya dan boby hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Aku mau secepatnya" pinta adel lagi.

"kamu siap-siap kita berangkat sama sama" ucap boby pada anak dan istrinya.

Merekapun berangkat menuju rumah sakit yang ada di jakarta. Jreine melihat adiknya yang terbaring lemah di rumah sakit tak mampu lagi menahan tangisnya.

"a-aku boleh masuk?" tanyanya pada Siska dan boby dan tentu saja mereka mengangguk.

Ia pun masuk ke dalam ruangan adiknya dan terduduk di salah satu kursi dekat ranjang adiknya.

"h-hai adik kecil, ini gue kaka lo. Kata lo, lo mau main bareng gue lagi kan waktu itu? apa lo inget? Sekarang gue disini di deket lo, dan gue mau ajak lo buat main" ucap nya bergetar menahan tangis.

"Gue mohon lo sadar ya. lo bener ashel itu cantik, baik, sifatnya dewasa. Dan gue berhasil jaga dia buat lo, gue janji kalo lo bangun gue bakal bilang yang sejujurnya sama dia dan gue bakal hilangin perasaan gue sama dia, demi lo" lanjutnya.

"Apa lo ga bosen tidur disini dengan segala macam alat dan bebauan obat yang paling lo benci ini? lo benci barang yang berbau rumah sakit kan?" tanya nya dengan jeda. "Jadi, sekarang lo bangun ya, kita pulang dan pergi jauh dari tempat yang lo benci ini" ucapnya.

Siska hanya menangis sendu di pelukan suaminya karna tak kuasa melihat anaknya yang sedang menangisi adiknya itu.

"mama ga sanggup pah" ucap Siska di sela-sela tangisnya.

"Kamu yang kuat ya mah, adel pasti bisa lewatin ini semua" balas boby menenangkan.

***
Keesokan harinya adel tidak masuk kampus dan lebih memilih untuk menjaga sangat adik di rumah sakit.

Dilain tempat, seorang gadis cantik sedang khawatir sebab kekasihnya tidak memberi kanar sama sekali setelah pulang dari rumahnya.

"Kamu kemana sih del, ga biasanya akaya gini" khawatir ashel sambil bolak balik melihat layar handphone nya berharap adel mengabarinya.

"shel" panggil seseorang.

"Ka indah" balas ashel.

"kenapa sih ko bengong?" tanya indah.

"gapapa ka indah" jawab ashel dengan senyuman.

"marsha sama kathrin mana?" tanya ashel.

"tuh lagi main game" tunjuk indah pada dua orang yang sedang marah-marah dengan ponsel mereka.

"ka indah ga ikut main juga?" tanya ashel dan indah pun menggeleng.

"Ga suka dan gabisa main game" jawab indah.

"tumben ga sama adel? biasanya dia nempel terus kaya perangko" tanya indah.

"Aku gatau dia dimana, dari kemarin sore pun hp nya ga aktif" jawab ashel.

"Kalian lagi ada masalah?" tanya indah.

"engga ada, kita fine-fine aja ko" jawab ashel.

"yaudah, nanti dia juga pasti kabarin kamu ko mungkin sekarang dia sibuk" jelas indah yang di angguki ashel.

Jam kuliah pun selesai ashel memilih untuk langsung pulang ke rumahnya menggunakan taxi, namun tiba-tiba zee menelpon nya agar mereka pulang bersama.

"Nunggu lama ya? maaf ya shel tadi bagian dosen killer soalnya" ucap zee.

"Gapapa zee, yaudah yu pulang sekarang" ajak ashel yang di setujui zee.

Dalam perjalanan tak ada pembicaraan diantara mereka. Dan tiba-tiba ashel membuka pembicaraan yang membuat zee sedikit malas mendengar nya.

"Kamu liat adel ga zee?" tanya ashel.

"kenapa harus bahas dia sih shel" batin zee.

"zee haloo" panggil ashel membuyarkan lamunan zee.

"eh iya kenapa?" tanya zee.

"Kamu liat adel ngga? soalnya dari masuk sampe pulang ngampus aku ga liat dia" tanya ashel.

"Aku ga liat shel, kayanya dia ga masuk hari ini" jawab zee.

"Dia kemana ya, aku jadi khawatir" ucap ashel.

"dan saat sama aku pun, kamu masih sempat-sempatnya bahas dia shel" batin zee.

____________________________________






















Akan kah ada zeeshel di part berikutnya??
















See you next part...

menunggu senja [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang