menunggu senja [END] ✅

Chapter 14

Usai menyelesaikan pemakaman adel mereka langsung kembali ke rumahnya masing-masing begitu juga jireine dan keluarga nya.

Jireine terdiam di kamarnya sambil melihat fotonya bersama adel dulu.

"lo bilang kita bakal sama sama terus, tapi apa? lo malah ninggalin gue disini del, sendiri. Lo tega sama gue del lo tega" ucap Jireine.

"gue udah gabisa tinggal disini, gue harus pulang ke London" ucap nya lalu keluar dari kamarnya.

"mah.." panggil jireine pada Siska yang sedang melamun di sofa.

"Mama" panggil jireine lagi.

"ya sayang?" jawab Siska.

"aku kayanya bakal kembali tinggal sama oma disana" Ucap jireine.

"Kamu mau tinggalin mama sayang? setelah adik kamu pergi?" tanya Siska dengan mata berkaca-kaca.

"Aku ga ada pilihan lain mah, aku harus kesana. Aku ngga bisa terus disini" ucap jireine lagi.

"kalo itu keputusan kamu, mama gapapa" jawab Siska memalingkan wajahnya lalu pergi.

Jireine mendudukkan tubuhnya di sofa sambil menghembuskan nafasnya kasar.

"Huhh,,, maafin rein mah rein gabisa kalo terus disini. Selain rein pengen nenangin diri disana, rein juga ga mau terlalu dalam cinta sama ashel" ucapnya.

Dilain tempat ashel sedang termenung sambil menatap beberapa video nya bersama adel dulu.

"sayang liat"

"kamu ko cemberut ciii"

"Aaaaa acellll"

"liat deh merpati nya lucu, kaya kamu"

"aku kalo sama kamu bakal jadi anak kecil"

"huaaa jangan tinggalin akuu"

"Acellll"

Seketika ashel meneteskan air matanya. Ia menutup laptop nya dan bangkit sambil melihat hujan yang turun.

"bahkan langit pun tau kalo aku sedang bersedih" guman ashel.

"kenapa secepat ini del? Kamu janji akan kembali tapi apa? bukan kamu yang kembali. Kamu jahat del, kamu bohong sama aku kamu malah ingkari janji kamu" ucap ashel.

"Pikiran adalah waktu, waktu adalah kesedihan. Kesedihan luar biasa, tetapi cinta lebih besar. Kamu berduka karena kamu benar-benar mencintainya" ucap seseorang memasuki kamar ashel.

Ashel menoleh ke asal sumber suara itu namun ia kembali menatap hujan.

"ternyata sesulit ini ya shel jatuh cinta sama kamu" ucap orang itu yang tak lain adalah zee.

"aku sadar, rasa cinta aku ke kamu lebih besar daripada rasa sakit yang aku rasain selama bertahun-tahun" ucapnya lagi sambil tersenyum.

"maaf zee, tapi aku anggap kamu ga lebih dari sahabat" jawab ashel.

"Aku tau dan aku sadar akan hal itu. Aku kira saat adel di London aku bakal bisa alihin hati kamu buat aku, ternyata harapan aku aja yang terlalu besar" ucap zee lagi.

"berhenti berharap sama aku zee" ucap ashel.

"tapi aku cinta sama kamu shel" jawab zee.

"tapi yang aku mau bukan kamu" balas ashel.

"Kalo kamu ga cinta sama aku, kenapa kamu seolah-oleh ngasih harapan sama aku shel" ucap zee.

"Aku ga ngasih harapan sama kamu, tapi kamu sendiri yang salah menyimpulkan" balas ashel.

"Jika takdir gabisa mempersatukan kita, kenapa takdir mempertemukan kita?" tanya zee.

"takdir hanya sekedar mempertemukan bukan mempersatukan!" jawab ashel.

"Kalo pun kita ga bersatu, setidaknya kamu hargai perasaan aku shel" ucap zee.

"Dengan berpura-pura mencintaimu?" tanya ashel. "Itu hanya akan menyakiti kamu aja zee" lanjut nya.

"aku faham dan aku ngerti. Ada seseorang yang jauh lebih mencintai kamu, dan aku yakin kamu juga sama" ucap zee.

"kejar dia shel" lanjutnya.

"Dia siapa?" bingung ashel.

"Rein, kejar dia. Dia bener-bener tulus sama kamu, aku tau kamu juga punya perasaan yang sama kan sama dia?" tanya zee yang membuat ashel terdim.

"Kalo kamu gabisa jawab, kamu bisa tanya sama hati kecil kamu. Perasaan gabisa bohong shel, kejar dia sebelum terlambat" ucap zee.

"zee aku mau istirahat, kamu bisa pulang" suruh ashel dan zee hanya mengangguk lalu tersenyum dan keluar dari kamar ashel.

"Lebih baik mencintai dan kehilangan daripada tidak pernah dicintai sama sekali" ucap zee lalu menjalankan mobilnya.

"Aku mencintaimu setiap hari. Dan sekarang aku akan merindukanmu setiap hari" batin ashel.

____________________________________

Harus happy kiyowo 😡

See you next part...