Chapter 12

3K 338 27
                                    

Jireine tertidur di sebelah adiknya yang masih betah menutup matanya. Namun perlahan jarinya mulai bergerak mengusik sang kaka yang sedang tertidur.

"enghh,,,  adel? ini beneran lo? lo udah bangun?" tanya Jireine pada adel dan hanya di jawab senyuman olehnya.

"bentar gue panggilin dokter dulu" panik Jireine lalu menekan semuah tombol merah yang ada di samping nya.

Tak lama seorang dokter datang lalu memeriksa keadaan adel.

"Kamu udah mendingan ya anak manis, banyak-banyak lah istirahat" ucap dokter sambil mengelus kepala adel.

"Adik saya baik-baik aja kan dok?" tanya Jireine.

"untuk saat ini kondisinya masih lemah dan butuh banyak istirahat, tolong jaga adik kamu ya rein" ucap dokter dan di angguki oleh Jireine lalu pergi meninggalkan ruangan tersebut.

"Rein.." lirih adel nyaris tak terdengar.

"Iya? lo mau apa? mau buah atau makan?" tanya Jireine menghampiri adel.

"mama... papa..." lirih nya lagi.

"Bentar lagi mereka dateng, lo tenang dulu ya" ucap Jireine dan adel pun mengangguk.

Tak lama Siska dan boby datang, mereka langsung saja menghampiri anak bungsu nya itu.

"Sayang anak mama, ada yang sakit hm?" tanya Siska dan hanya di jawab gelengan oleh adel.

"Kamu seneng sayang?" bisik boby sambil merangkul Jireine.

"seneng banget pah" jawab Jireine.

Saat itu sebuah keluarga yang sangat utuh sedang menikmati kebahagiaan di sebuah ruangan putih tempat dimana adel di rawat.

***

Satu minggu berlalu...

"Ashel tunggu" teriak seseorang sambil berlari.

Ashel pun membalikkan tubuhnya dan betapa senangnya dia karena sudah satu minggu lebih tak bertemu dengan kekasihnya.

"Adel.. Adelll" teriak ashel menghampiri dan langsung memeluk adel.

"Kamu kemana aja satu minggu ini, aku nyari kamu sampe ke rumah dan kamu selalu ngga ada, aku telpon juga nomor kamu ga aktif" gerutu ashel.

Orang itu melepaskan pelukannya dan sedikit memberi jarak antara mereka.

"Kamu kenapa?" bingung ashel dengan sikap adel.

"Aku gapapa, em.. aku mau ngomong jujur sama kamu" ucap orang itu to the point.

"tentang apa?" tanya ashel.

"kita gabisa bicarain disini, kamu ikut aku ya" pinta orang itu dan di angguki oleh ashel.

15 menit kemudian mereka sampai di sebuah taman yang cukup sepi.

"Kamu mau ngomong apa sebenarnya?" tanya ashel.

Jireine menarik nafasnya dalam mencoba merilekskan pikiran dan hal apa yang akan ia ucapkan.

"Aku mau jujur tentang... siapa aku sebenernya dan orang yang dulu ada di kehidupan kamu" ucap jireine yang membuat ashel mengernyitkan dahinya.

"Aku ga faham sama apa yang kamu omongin del" bingung ashel.

"Aku bukan adel, aku bukan adel yang beberapa tahun lalu mengisi keseharian kamu" ucap jireine.

"hah? kamu ngomong apa si Del?" tanya ashel tak percaya.

"Orang yang kamu sayang itu adalah adik aku, Ireine violita adel bukan Jireine violita adel" jelasnya lagi.

"engga-engga, kamu bercanda kan? mana ada kamu punya kembaran" ucap ashel sambil tersenyum tak percaya.

"Aku serius shel, aku ga bohong. Aku memang bukan adel,aku kembaran dia" jelas jireine.

"Kamu bohong kan? KAMU BOHONGIN AKU KAN?!" marah ashel sambil memukul-mukul dada jireine.

Jireine hanya diam menahan tangisnya. Walaupun terasa berat baginya harus mengungkapkan yang sebenarnya, tapi ini adalah janjinya pada adel.

"aku akan bawa kamu ketemu s-sama pacar kamu" Ucap jireine sambil memalingkan wajahnya.

Ashel pergi lebih dulu masuk ke dalam mobil jireine tanpa berbicara sepatah katapun padanya.

"aku akan terima semua ini shel" batin jireine lalu menjalankan mobilnya.

Merekapun sampai di sebuah rumah sakit besar dan langsung saja masuk ke dalam rumah sakit tersebut.

"adel di rawat di ruangan mana?" tanya ashel dingin.

"di lantai dua nomor 241" jawab jireine. Dan lagi-lagi ashel meninggalkan jireine.

Ashel langsung membuka pintu tersebut dan menampilkan adel yang sedang berbaring sambil tersenyum kepadanya.

"A...del.." lirih ashel mencoba tidak menangis.

Adel hanya membalasnya dengan senyuman tanpa berbicara sedikitpun.

"i-ini beneran k-kamu kan sayang?" tanya ashel dan adel hanya mengangguk.

"aku boleh peluk kamu?" tanya ashel dan lagi-lagi adel hanya mengangguk sambil tersenyum.

Jireine yang hendak masuk pun mengurungkan niatnya dan lebih memilih untuk menunggu diluar. Selain tidak mau mengganggu, ia juga tak sanggup melihat kemesraan adel dan ashel.

"Hai" panggil seseorang bersama temannya.

"Zee, ara" kaget jireine. "Kenapa mereka bisa tau tempat ini?" batinnya.

"Gausah kaget gitu, gue udah tau semuanya" ucap zee.

"Hai adel" ucap ara.

"Gue rein" balas jireine pada ara.

"Gue pikir masih dalam penyamaran" ucap ara dengan nada mengejek.

"jangan so asik lo" ucap jireine pada ara namun ara menghiraukan nya.

"Gimana keadaan adel?" tanya zee.

"Masih lemah, tapi sedikit lebih baik dari sebelumnya" jawab Jireine.

"Syukurlah" ucap zee.

***
Beberapa hari berlalu, keadaan adel semakin memburuk jangankan berbicara, untuk senyum saja ia tak sanggup rasanya.

Hari ini adel akan melakukan operasi. Ashel maupun keluarga adel sedang resah di buatnya.

"semoga operasi nya lancar ya mah" ucap ashel.

"Semoga aja ya sayang, kamu berdoa aja" ucap Siska sambil merangkul ashel.

Tak lama seorang dokter keluar dari ruangan adel.

"Ada yang bernama ashel?" tanya dokter itu.

"Saya dok" jawab ashel.

"Pasien ingin berbicara sebentar, sebelum melaksanakan operasi" ucap dokter itu dan di angguki ashel.

Ashel mengganti pakaiannya menggunakan pakaian serba hijau. Ia mendekat pada adel sambil menggenggam tangannya.

"Kamu pasti bisa lewatin ini semua sayang, kamu kamu sembuh" ucap ashel namun adel hanya tersenyum menanggapinya.

"aku.. cuma mau bilang.. s-sama kamu kalau...


















































____________________________________
































Hayoo adel bilang apa??











See you next part...


menunggu senja [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang