SPECIAL PART

13.1K 524 12
                                    

Tes, HALO?!




"DADDY, DADDY! Tunggu Aizen."

"I am, Sweetheart. Sebelum kita berangkat, jangan lupa ikatkan tali sepatu Aisha," ucap seorang pria berbadan kekar yang dibaluti kemeja satin hitam.

"Okay, Dad. Kemari, Ai, biar Kakak kencangkan tali sepatumu. Nanti kamu bisa-bisa terpeleset, mau?" tukas Kaizen– Kaizen Archefis Cavero. Anak sulung dari Zachary Agaam Cavero dan Aurora Moranzy Cavero, pasangan yang pernah terlibat insiden 'kecelakaan' lima tahun lalu. Yang mengakibatkan dua orang dewasa meninggal ditempat.

"Ndak au! Aica akut dayah," seru Aisha– Kaesha Lolia Cavero, dengan suara khas cadelnya.

Kaizen tertawa pelan. "Kakak gendong ya, Aisha. Biar Daddy yang bawa keranjang bunganya."

"No! No! No! Aicha au awa keyanjang unga. Okoknya Aicha yang awa!" tolak Aisha cepat.

Agaam menggeleng pelan dilengkapi senyum tipis di wajah tampannya. "Aisha boleh bawa keranjangnya. Tapi yang ini aja, kalau punya Daddy terlalu besar. Oke?"

Ujung bibir Aisha mengendur, namun dia tak menolaknya. Dua kakak beradik itu berpakaian serba hitam seperti ayahnya. Langkah kaki mereka berirama hingga memasuki mobil yang sudah diisi seorang anak laki-laki berumur tujuh tahun.

"Aizen, Aisha, selamat pagi." Kalimat sapaan singkat keluar dari mulut anak lelaki itu.

"Pagi, Kak Raineer. Tumben Kakak ikut kami, biasanya lebih dulu sampai di sana?" ujar Kaizen.

"Nggak apa-apa. Aku cuma kangen sama adik-adikku yang lucu ini, apalagi kamu Aisha. Gimana cara makanmu ini, sih? Pipimu makin lama makin bulat," ledek Raineer sambil mencubit pelan kedua pipi Kaesha.

"Akit, Kak Aner! Aicha aduwin Papi, nih," seru Kaesha meronta. Bertepatan melihat Agaam mendekati mobil, dia bersiap berteriak memanggilnya.

"DAD-- mmfff–"

Raineer dengan cepat melepas cubitannya beralih menutup mulut Kaesha. Wajahnya sedikit panik begitu Agaam sudah membuka pintu mobil.

"Ada apa ini? Kalian bertiga jangan bertengkar dulu. Sebentar lagi kita mau jalan," ucap Agaam sambil duduk dikursi kemudi.

"Iya, Om," jawab Raineer, kemudian dia menjulurkan lidah bermaksud meledek Kaesha.

"Huh! Yat anti, Aicha aduwin ama Mommy," sungut Kaesha.

"Coba aja kalau bisa," ucap Raineer terkekeh.

Kaesha menatap Raineer penuh kesal. Anak itu berkali-kali memukul Raineer meski tenaganya masih sangat kecil.

"Udah-udah, berantemnya nanti lagi. Aisha pasang seatbelt, jangan banyak gerak." Kaizen menyela perdebatan mereka. "Kak Raineer juga, kakak tau gimana Aisha kalau dijailin. Mending kakak duduk diam, Kaizen nggak mau ada keributan lagi selama mobil ini jalan."

Kaesha maupun Raineer sigap menuruti ucapan Kaizen tanpa membantah. Namun tak urung perdebatan mereka masih berlanjut lewat tatapan mata.

Dua puluh menit berlalu, mobil berhenti di sebelah gerbang putih yang sebagian warnanya sudah luntur. Mereka berempat jalan beriringan memasuki pekarangan yang berisi banyak gundukan tanah. Perubahan ekspresi mereka berubah drastis, terutama Raineer.

𝐀𝐆𝐀𝐀𝐌𝐎𝐑𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang