Agaam menarik Mora agar mendekat padanya. Matanya tertuju pada gadis itu. Ilona memendam emosi menyaksikan kedekatan mereka, sorot matanya memandang benci Mora.
Tanpa memperdulikan rasa sakit yang di derita tangannya. Ilona mendekati Agaam. Berniat melepas rangkulan mereka. Namun sebelum terjadi, Agaam mendorong Ilona kasar. Ringisan wanita itu keluar kala lukanya menghantam lantai dingin.
Masih tersisa dengan keterkejutannya, Mora sama sekali tidak memahami tindakan Agaam. Dia datang ke kediaman laki-laki itu karena suatu hal yang mengharuskannya bertemu. Tetapi malah melihat kejadian yang membuatnya kaget setengah mati. Mora masih mengingat jelas suara tembakan yang memekakkan itu.
"Sayang, lihat aku. Nggak ada yang perlu kamu takuti, ok?" Agaam berbisik lembut untuk menenangkan Mora.
Gadis itu tak sempat menjawab karena merasakan tepukan di pundaknya. Haznera tersenyum lembut pada Mora. Merasa yakin jika Mora tidak mengenalnya. Tentu saja, saat itu Mora masih belia.
"Hai, Cantik. Senang kamu baik-baik saja. Nice to see you again." Haznera mengucapkannya tanpa melihat sikon. Sedangkan Mora mengernyit tipis, tapi tak ayal dia memberi senyuman sopan.
Agaam memperingati Haznera lewat tatapannya. Pastinya Mora akan menanyakan hal ini padanya. Akan menjadi sulit kalau Haznera kembali mengatakan yang belum saatnya dibicarakan.
"Mami jangan buat Mora tambah pusing. Agaam mau ke kamar," sela Agaam.
"Agaam! Kamu mau kemana?!" Ilona berteriak.
"Lebih baik kamu pergi. Tidak ada yang mengundangmu datang. Anggotaku tidak memiliki keperluan denganmu," dengus Haznera meninggalkan ruang makan.
Di tempatnya berpijak, Ilona mengepalkan tangannya. Kemudian meninggalkan tempat tersebut dengan perasaan penuh amarah.
🃏🃏🃏
Mora memasuki kamar Agaam setelah pria itu menyuruhnya masuk. Nuansa gelap terlihat jelas di depan mata Mora. Hanya terdapat warna hitam dan sedikit merah gelap yang menjadi wallpaper kamarnya. Juga ranjang Agaam dengan ukuran King Size. Mora tidak habis pikir, sebesar itu hanya di tempati satu orang.
Mora merasakan sentuhan halus di kepalanya. Setengah mendongak, wajahnya penuh keheranan.
"Simpan pertanyaan kamu. Aku akan jawab kalau udah waktunya," ucap Agaam seraya menutup sebagian tirai gorden.
"Kamu hampir membunuh orang, Agaam. Kenapa kamu bisa sesantai ini?"
"Dia pantas mendapatkannya. Lagipula, kenapa kamu tiba-tiba datang? Ada masalah?" Agaam menatap Mora penuh selidik.
Mora terdiam sejenak, bergulat dalam pikirannya. Apa dia harus memberitahu dengan permintaan satu ini?
"Uhm ... Sebelumnya aku mau minta izin. Aku mau menginap di rumah Cessy. Apa boleh—"
"Nggak." Agaam memutuskan ucapan sebelum Mora melanjutkan.
Mora mengernyitkan dahi kesal. Bibirnya mengerucut, matanya berpaling dari Agaam. Padahal, dia belum selesai bicara.
"Hanya 3 hari," pinta Mora. Nadanya terselip merajuk, memohon kepada Agaam agar di setujui.
"Sekali aku bilang nggak, tetap nggak."
Menghela napas pasrah, Mora melipat bibirnya. Lalu apa lagi yang perlu dilakukannya? Dia sudah meminta izin, tapi keinginannya tidak dikabulkan.
"Ya, udah. Kalau gitu aku pulang." Mora beranjak dari sofa seraya mengaitkan tas selempangnya.
"Siapa yang bilang boleh pergi?" Agaam menarik kerah baju Mora dari belakang. Otomatis, Mora tercekik. Kepalanya menoleh pada Agaam.
"Aw! Kenapa ditarik? Sakit!" gerutu Mora. Alisnya saling bertaut.
"Salah sendiri. Aku belum bolehin kamu pulang. Tunggu di sini," ujar Agaam santai.
"Mau apa?" tanya Mora penasaran.
Sejenak dia terpana dengan penampilan Agaam yang telah diganti. Jujur, ketampanan Agaam semakin terpancar saat menggunakan pakaian kasual seperti ini.
"Nanti kamu tahu," balas Agaam sekenanya. Dia mengajak Mora keluar melewati jalan lain agar sampai di basemant.
Setelah keduanya memasuki mobil. Agaam fokus menyetir, dia sengaja tidak membawa supir. Alasannya, supaya waktunya bersama Mora tidak terganggu. Tak sengaja Mora menangkap sebuah tulisan kecil di kaca depan. Bertuliskan 'RA' tampak tertulis di sana. Sebelumnya, Mora belum pernah melihat selama menaiki mobil Agaam yang ini. Mungkin dia yang tidak begitu memperhatikannya.
⚜️⚜️⚜️
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐆𝐀𝐀𝐌𝐎𝐑𝐀
RomanceAgaam pemaksa, tentu saja. Namun, ada sesuatu buruk lainnya yang Mora belum ketahui. Series 1: Cavero's since: 12/4/2020 re-publish: 1 Sept 2021 ▪️▪️▪️ #1 in insane #1 in boykiller #1 in darkromance #1 in psychopat #1 in highschool #1 in dark #1 in...