Junkyu menatap rumah besar di hadapannya tak percaya. Rumah itu memang sangat besar, dengan halaman luas juga desain kuno yang menakjubkan. Namun, Junkyu merasa rumah itu agak menakutkan.
"Ma, pa, ini serius rumahnya?" tanya nya sembari terus menatap ke depan.
Ayah Junkyu yang masih mencari kunci rumah baru mereka menoleh pada sang putra, "Iya Junkyu. Apa kamu gak suka dengan rumahnya?"
Junkyu menggeleng cepat, "Bukannya gak suka pa. Tapi Junkyu cuma ngerasa rumahnya agak aneh? Agak suram dan nyeremin dikit"
Ibu Junkyu mengusak surai Junkyu membuat pemuda manis itu mengerutkan bibirnya, "Gak ada yang aneh sayang. Mungkin kamu ngerasa gitu karna rumahnya udah tua. Desainnya juga kuno. Tapi mama dan papa udah survei, rumah ini nyaman kok Kyu sayang"
"Mungkin cuma perasaan Junkyu aja hehe. Apalagi semalem Junkyu nonton film horor, mungkin masih kebayang dan bikin Junkyu parno sendiri"
"Lain kali jangan sering nonton film horor ya Kyu? Nanti kamu ketakutan sendiri trus lari ke kamar papa mama sambil nangis" ujar ayah Junkyu sembari tertawa.
Junkyu langsung mencubit lengan papanya dengan wajah merenggut, "Papa nyebelin ih! Junkyu gak gitu ya"
"Iya-iya anak papa kan pemberani"
Ayah Junkyu membuka pintu rumah baru mereka. Junkyu yang memang berada tepat di samping sang ayah bisa melihat bagian dalam rumah itu yang sudah rapi dengan berbagai ornamen klasik yang menghiasinya.
"Wah rumahnya bagus juga. Ornamen nya keren hehe" ujarnya takjub.
"Mama sama papa kemaren udah sempet rapi-rapiin Kyu. Nata ulang beberapa ornamennya juga. Jadi lebih rapi sekarang" jelas ibu Junkyu.
Junkyu mengangguk lucu, "Kenapa gak ngajak Kyu ma? Siapa tau Kyu bisa bantu gitu"
"Emang kamu mau bantu beresin?"
"Ya enggak ma. Junkyu bantu ngeliatin sama kasih mama papa semangaat aja hehe" celetuk Junkyu sembari terkekeh membuat ibu dan ayahnya menatapnya gemas.
Gemas pengen tuker tambah anaknya aja rasanya.
"Udah-udah ayo masuk Kyu"
"Siap pa" ucapnya semangat sembari menggeret koper mininya.
Junkyu langsung merebahkan dirinya di sofa saat sudah masuk ke rumah. Membuat kedua orang tuanya kembali geleng-geleng kepala melihat kelakukan sang anak.
"Kalau mau tidur di kamar kamu aja Kyu"
Junkyu mendudukkan dirinya dan menatap ibunya yang baru bicara, "Kamar Junkyu yang mana ma?"
"Kamu pilih sendiri aja Kyu. Di lantai bawah ada dua kamar, satunya dipake mama sama papa. Di lantai atas juga ada dua, kamu pilih aja mau dimana"
Junkyu menopang kepalanya dengan tangan. Jarinya mengetuk-ngetuk dagu nya sembari berfikir.
"Eum, Junkyu di atas aja deh ma. Ada kamar yang ada balkonnya gak ma?"
"Ada sayang. Di kamar yang paling ujung. Pintu nya warna hitam"
Junkyu segera meraih kopernya, "Oke ma. Aku ke kamar dulu ya"
"Iya sayang"
Junkyu segera melangkahkan kakinya menaiki anak tangga. Kakinya terus melangkah menuju kamar yang ada di ujung.
Saat netranya menemukan pintu ber- cat hitam, ia langsung tersenyum.
"Akhirnya ketemu juga. Masuk ah"
Junkyu membuka pintu kamar barunya itu dan suasana yang dingin langsung menyambutnya.
Junkyu sempat bergidik dan merasa bulu halus di tangannya menegak, sempat juga merinding selama beberapa detik sebelum Junkyu menggeleng, "Aduh dingin banget. Efek gak dipake lama nih pasti--
![](https://img.wattpad.com/cover/303003273-288-k882528.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AMARANTHINE
Fiksi Penggemar'Amaranthine' artinya keindahan yang abadi. Disini kalian hanya akan menemukan berbagai kisah dari Junghwan dan Junkyu. Entah itu kisah cinta manis tanpa masalah, kisah cinta yang penuh ujian, kisah cinta yang begitu indah, sampai kisah cinta mereka...