Mission Complete?

334 21 12
                                        

Warning! There's a lot cursing here, sorry. Please don't be too serious and read in the right time

Dianjurkan dibaca pas udah buka

🔵🔵🔵🔵🔵🔵🔵🔵🔵🔵🔵🔵🔵🔵

"Shut up!!!"

Seruan, ah tidak, teriakan melengking dibarengi gebrakan di meja kantin itu membuat seorang pemuda terlonjak kaget sampai bakso ayam dimulutnya kembali jatuh kedalam mangkuk.

"Anjir Juna! Bakso gue jatoh lagi!!"

Juna, si pelaku penggebrakan meja tak menyahut.

Pemuda yang wajahnya merah padam itu justru memandangi meja dengan mulut komat-kamit tanpa suara.

"Ah elah santai napa bro, gitu doang emosi" ujar pemuda lain, Yosan.

Juna melotot, "Gitu doang pala lo gepeng!-"

Telunjuknya bergerak ke arah Aji yang kembali memakan baksonya dengan santai.

"Tu anak doa in gue jodoh sama si sapi gelonggongan woy!! Emosi gue!"

Aji berdecak, "Yaelah Jun. Kan gue cuma ngomong kalau dua orang yang namanya mirip tu tandanya jodoh. Nah nama lo mirip ama si Juan, jadi lo berdua jodoh. Titik"

"Cih. Amit-amit!" tolak Juna.

Kedua bola matanya berputar malas, "Ogah bener gue jodoh ama si sapi jadi-jadian yang sok kecakepan itu!"

Yosan dan Aji tergelak.

"Ya si Juan mah emang cakep kali Jun. Idaman para cewe dan uke"

"Bener. Udah ganteng, tinggi, putih, atlet, pinter lagi. Beuh bibit unggul dia mah. Cocok ama lo, mayan buat perbaikan keturunan"

"Maksud lo apaan anjir?!!" ucap Juna ngegas.

Aji menyeringai, "Ya itu lo kalau jadi ama si Juan kan mantep Jun. Anak lo ntar pasti cakep trus pinter. Ga kek lo blangsak begi- arghh! Goblok panas tangan gue bego!"

Juna bersidekap dada. Tidak peduli dengan Aji yang kini meringis berkat satu tabokan cantik darinya.

"Mampus! Makannya mulut lo tu di filter njir! Enak bener ngomongin gue. Orang gue cakep begini, cakepan gue kali dibanding si sapi itu"

Yosan terkekeh, "Iya lo mah cakep Jun. Tapi minusnya satu si--"

Pemuda itu melirik Aji, "Lo itu-

"Goblok!!" seru Yosan dan Aji kompak.

Dua pemuda itu tertawa keras setelah melirik Juna yang kini siap meledak.

Keduanya saling lirik lalu berdiri cepat dan kabur dari sana tepat saat Juna kembali menggebrak meja dan bergerak melepas sebelah sepatunya.

"Setan!!" teriak Juna saat melempar sepatunya.

Targetnya adalah dua sahabat laknat nya, tapi sayang sepatu miliknya justru membentur punggung tegap pemuda lain yang muncul tiba-tiba.

"Mampus" batin Juna saat korban salah sasarannya berbalik dengan kening menyernyit kesal.

Jakun Juna naik turun karna gugup bercampur emosi saat siswa siswi lain di kantin mulai berbisik-bisik tepat saat langkah kaki korbannya makin terdengar dekat.

"Punya lo?" tanya Juan, si korban salah sasaran.

Suaranya terdengar dingin, datar dan mengintimidasi selaras dengan raut wajah datarnya saat menatap Juna.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AMARANTHINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang