Maybe, this will be little bit cringe?
ʕノ•ᴥ•ʔノ ︵ ┻━┻______________________________________
Ting tong
Suara bel apartemennya yang berbunyi berkali-kali membuat Junghwan yang saat itu sedang menyiapkan sarapan paginya segera menghentikan kegiatannya.
Kaki panjangnya ia bawa melangkah cepat ke arah pintu, segera membuka pintu apartemennya itu.
"Iya?---
Junghwan membeku karna saat ia membuka pintu yang ia lihat adalah seorang pemuda yang terlihat menatapnya dengan binar polos.
Junghwan seolah tersedot ke dalam kedua netra gelap yang bersinar, bagai menyimpan jutaan bintang di dalamnya itu.
Tersadar dari lamunannya, Junghwan segera menggelengkan kepalanya beberapa kali. Netra cokelatnya menelisik pemuda didepannya ini dengan bingung.
Pikirannya bertanya-tanya, mengapa seorang pemuda yang terlihat begitu innocent, mengenakan bando telinga koala, juga tubuh ramping yang hanya terbalut kemeja tanpa celana kini berdiri tepat di depan pintu apartemennya?
Junghwan segera membolakan matanya saat menyadari pemuda di depannya ini tak mengenakan celana! Hanya kemeja panjang berwarna abu-abu yang menutupi tubuhnya sebatas paha.
Dengan segera Junghwan menarik salah satu tangah pemuda yang masih menatapnya diam dengan binar polos itu masuk ke dalam unit apartemen nya.
Wajah pemuda itu merah sampai ke telinga dengan perasaan panik saat memikirkan kemungkinan pemuda yang kini berdiri diam menatap dirinya yang berjalan mondar-mandir di ruang tamunya itu sudah berpapasan dengan banyak orang hanya dengan pakaian seperti itu.
"Apa dia tak malu? Kenapa dia hanya mengenakan pakaian itu? Aish, apa pemuda itu tak punya pakaian lainnya?" batinnya bertanya-tanya.
Jengah melihat pemuda tampan yang telah menariknya tadi hanya berjalan mondar-mandir. Pemuda manis yang sejak tadi terdiam itu menghampiri nya.
Tangan putihnya yang lentik menahan sebelah lengan Junghwan. Kontan membuat pemuda itu tersentak kaget dan kembali membeku saat itu juga.
"Kenapa kamu hanya berjalan mondar-mandir sejak tadi, eung?" ucap pemuda manis itu sembari memiringkan kepalanya.
Sangat menggemaskan pastinya. Namun yang dilakukan Junghwan hanya tetap diam sembari menetralkan nafasnya yang sempat tertahan karena gugup akibat pemuda manis itu terlalu dekat dengannya.
Junghwan segera melepaskan cekalan tangan itu di lengannya, membuat si pemuda manis kini menatap tangannya yang jatuh ke sisi tubuhnya.
"Kau ini siapa?--
Junghwan bertanya membuat si pemuda manis kembali menatap wajah si lawan bicara setelah mendengar suaranya.
-- kenapa terus menerus menekan bel apartemenku?"
"Eung? Aku Junkyu. Aku memang dikirim ke sini untuk menemanimu"
Junghwan menyernyit, alisnya terangkat dan menatap pemuda itu bingung.
"Pertama, aku tidak mengenalmu Junkyu. Dan kedua, apa maksudmu seseorang mengirim mu kesini- Siapa sebenarnya yang kau maksud itu?"
Junkyu menunduk takut karena pemuda tampan didepannya itu melihatnya dengan tatapan tajam, "Aku tidak tau. Aku hanya diminta untuk datang ke alamat ini dan harus menemanimu disini"
Junghwan memijit pelipisnya yang tiba-tiba saja berdenyut. Dirinya kini bingung harus bagaimana. Ia ingin mengusir pemuda itu dari unit apartemennya, tapi kenapa binar mata itu membuatnya tak tega?

KAMU SEDANG MEMBACA
AMARANTHINE
Fiksi Penggemar'Amaranthine' artinya keindahan yang abadi. Disini kalian hanya akan menemukan berbagai kisah dari Junghwan dan Junkyu. Entah itu kisah cinta manis tanpa masalah, kisah cinta yang penuh ujian, kisah cinta yang begitu indah, sampai kisah cinta mereka...