We'll Keep All The Moments

352 25 11
                                        

Sepasang suami istri itu terfokus pada layar televisi di depan mereka. Junkyu, mengigiti kukunya gemas karna pengumuman mengenai hari raya idul fitri belum diberitahukan. Junghwan yang baru menyadari apa yang dilakukan sang istri setelah menghabiskan kopi nya itu langsung meraih tangan kanan Junkyu dan menggenggamnya erat.

"Jangan mengigit kuku mu lagi Junkyu" peringat Junghwan yang dibalas cengiran imut istrinya itu.

"Maaf ya, aku lupa hehe. Habisnya gemas sekali sidang isbat nya belum mulai. Aku kan tidak sabar ingin tau kapan lebaran nya"

Junghwan mengusak surai halus Junkyu gemas lalu mengeratkan pelukannya pada Junkyu yang duduk setengah berbaring menyandar di dadanya. Sesekali ia akan mengelus perut Junkyu yang kini sudah agak membesar karna usia kandungan yang memasuki empat bulan.

"Kenapa kamu sangat tidak sabar hm?"

Junkyu menoleh sekilas ke arah sang suami sebelum kembali memaku tatapan ke layar televisi, "Karna aku ingin segera pergi ke rumah mama dan mommy. Tidak sabar merayakan malam takbiran dan hari saya disana!"

Junghwan tertawa kecil, "Ya sudah, tunggu sebentar lagi oke?"

Junkyu mengangguk semangat, "Baik!"

Beberapa menit setelahnya Junkyu meremat tangan Junghwan yang ada di perutnya, "Junghwan sudah mulai! Ayo kita dengarkan baik-baik!"

Junghwan mencuri kecupan di pipi kanan istrinya, "Iya sayang"

Pasangan muda itu terdiam dan mendengar pengumuman di televisi dengan serius. Sampai suara pekikan senang Junkyu mengakhiri suasana hening mereka.

"Yeay! Besok lebaran Junghwan. Kita akan ke rumah mommy sekarang kan?" tanya Junkyu yang kini coba berpindah posisi menjadi menghadap ke arah suaminya.

"Iya sayang, kamu tidak lelah kan?"

Junkyu memberi respon berupa gelengan yang membuat Junghwan kembali menyunggingkan senyumnya.

"Ya sudah, ayo kita bersiap. Kamu harus pakai pakaian hangat dan kaus kaki"

Junkyu tersenyum lebar dan membuat gestur tangan memberi hormat, "Siap boss"

Keduanya lalu tertawa bersama dengan Junghwan yang menggendong sang istri ala koala menaiki tangga menuju kamar mereka di lantai atas. Sudah menjadi kebiasaan Junghwan selama dua bulan ini untuk menggendong istrinya setiap turun dan naik. Setidaknya sampai usia kandungan Junkyu semakin besar, dan mereka akan pindah ke kamar di lantai bawah.

.
.
.
.
.
.

Junkyu langsung turun dari mobil dan berjalan cepat ke arah halaman rumah kedua orangtua Junghwan yang kini dipenuhi hiasan lampu dan ramai oleh orang-orang.

Baik kedua mertuanya, para sepupu Junghwan, paman dan bibi sang suami, anak-anak kecil, kenalan, sahabat, dan tetangga disana. Semuanya berkumpul dan terlihat bersiap menyalakan kembang api di halaman luas yang dihiasi banyak tanaman dan bunga-bunga itu.

"Junkyu hati-hati" peringat Junghwan sembari menyusul langkah cepat istri nya itu.

Junkyu yang mendengar seruan sang suami sedikit memperlambat tempo berjalannya sampai Junghwan berhasil menyusulnya dan meraih tangannya untuk digenggam.

Keduanya lalu berjalan beriringan makin mendekat ke kerumunan yang semakin memeriahkan suasana malam takbiran di rumah keluarga So.

"Mommy! Dad!"

Pasangan paruh baya yang tadi masih memperhatikan orang-orang yang asik menyalakan kembang api menoleh dan tersenyum lebar saat tau sang putra dan sang menantu telah datang.

AMARANTHINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang