Note :
Kemungkinan bakal ada banyak kata kasar dan beberapa hal yang kurang baik -'.
.
.
.
.
.
."Hey murahan!"
Teriakan keras di lorong menuju gedung kelas dua itu membuat seorang pemuda manis yang ikut mendengarnya berhenti berjalan selama tiga detik karna kaget. Di detik ke empat pemuda manis itu kembali melanjutkan langkah yang membuat teriakan kedua kembali terdengar memekakkan telinga.
"Heh berhenti!! Jangan pura-pura gak denger!!"
Pemuda manis itu terpaksa menghentikan langkah lagi untuk menoleh ke kanan kiri dan ke depan, juga ke belakangnya. Keningnya menyernyit saat tak menemukan orang lain di depannya, juga kanan kirinya karna di dua sisi itu hanya ada pintu kelas yang terbuka.
Dia pun membalikkan badannya dan menatap ke arah ia berjalan sebelumnya. Yang netranya tangkap hanya lima orang gadis yang melangkah menuju ke arahnya.
Tapi karna tak menemukan orang lain lagi, juga tidak merasa dirinyalah yang dipanggil ia pun memutuskan berbalik arah lagi, berniat melanjutkan langkahnya menuju kelas.
"Heh? Selain murahan lo gak bisa denger ya?!"
Pemuda manis itu lagi-lagi terpaksa berhenti dan berbalik badan karna suara itu sangat dekat di telinganya. Juga karna seseorang menarik lengannya agar berbalik.
"Kamu manggil aku sejak tadi?" tanya pemuda manis itu membuat kelima gadis yang berdiri di depannya menjadi tertawa.
"Heh lo itu pura-pura polos ya, Junkyu? Jelas-jelas gue manggil lo dari tadi, murahan!" balas seorang gadis berambut pendek, ber-name tag Ryujin dengan menekankan suara pada kata 'murahan'
Pemuda manis itu, Junkyu mengangkat sebelah alisnya tak mengerti, "Maksud kamu apa ya? Kalau mau manggil harusnya kamu sebut nama, gak perlu pakai kata-kata yang gak baik gitu"
"Hahaha, jadi lo gak terima kita panggil murahan? Tapi itu emang bener, Junkyu. Lo itu emang cowok murahan yang mau-maunya deket sama siapapun di sekolah ini" tambah seorang gadis lain ber-name tag Yeji.
"Aku gak ngerti kalian ngomong apa. Tapi, kalau sikapku yang berteman dengan siapapun itu kalian sebut murahan, kayaknya pemikiran kalian aja deh yang salah. Aku permisi ke kelas dulu"
Ucapan santai Junkyu membuat lima gadis itu meradang. Gadis lainnya, Yuna segera mencekal lengan Junkyu yang ingin melangkah membuat pemuda manis itu berdecak pelan, agak kesal karna perjalanannya ke kelas harus tertunda untuk hal yang kurang penting. Apalagi seharusnya dia sudah piket sekarang, tapi lima gadis yang merupakan adik tingkat nya ini justru mencegatnya terus.
"Maksud lo apa hah? Lo nyalahin kita? Semua orang udah tau kalau lo itu emang murahan Junkyu! Kenapa lo gak terima?--
Yuna memandang Junkyu remeh, --lo yang gak masalah di bonceng orang yang beda tiap harinya, nerima bunga atau coklat dari semua seme atau cewek disini, biarin orang lain ngusak rambut lo, sampe biarin pangeran sekolah kita, Haruto meluk-meluk lo itu apa gak bisa disebut murahan?"
Gadis lainnya, Lia maju selangkah dan mengangkat dagu Junkyu dengan jari jempol dan telunjuknya, tak lupa memberi senyum miring pada Junkyu yang untuk sekarang masih diam.
"Jelas bisa dong! Junkyu ini kan cuma pinter make wajahnya buat gaet seme ataupun cewek satu sekolah. Atau jangan-jangan---"
Lia menghentikan ucapannya dan memberi kode kepada Chaeryoung yang sejak tadi masih diam saja diantara kelima gadis populer itu.
Chaeryoung yang mengerti langsung maju dan berbisik di telinga Junkyu, "Lo juga pake tubuh lo buat narik perhatian mereka, terutama yang kaya. Siapa yang tau kalau ternyata lo selama ini jual diri biar dapet semua perhatian kan Kyu?"
![](https://img.wattpad.com/cover/303003273-288-k882528.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AMARANTHINE
Fiksi Penggemar'Amaranthine' artinya keindahan yang abadi. Disini kalian hanya akan menemukan berbagai kisah dari Junghwan dan Junkyu. Entah itu kisah cinta manis tanpa masalah, kisah cinta yang penuh ujian, kisah cinta yang begitu indah, sampai kisah cinta mereka...