Hay guys semoga suka dengan cerita ini!
-
-
Maaf banyak typo bertebaran dimana-mana, maaf jika penulisan kurang rapih.
-
-
-"Selain posesif. Dia juga protektif" -Aurora Arabella Anastasia
Alden semakin tajam menatap Dodi dirinya siap menghajar habis-habisan pria ini.
Alden berjalan ke arah Dodi dan gadisnya dengan mata yang menatap Dodi seperti ingin menghabisi nya tangannya masih mengepal rahan nya mengerasTetapi dengan cepat tangan Ara terlepas dari genggaman Dodi. Gadis ini langsung menghalangi Alden yang berjalan semakin dekat
"Alden jangan, plis Al jangan buat masalah" mohon Ara dihadapan Alden. Mata Alden tak menatap dirinya melainkan masih menatap tajam Dodi yang masih duduk santay
"Minggir!" Ucapnya dingin dan datar
"Engga Alden jangan, kamu berlebihan Al dia cuma pegang tangan aja."
Ara dengan cepat memeluk Alden "Aku mohon jangan, kali ini aja setelah ini gak lagi Al" mohonnya lagi
Alden menghela nafasnya tatapan nya turun memandang Ara yang tengah memeluk dirinya. Tangannya terulur mengelus rambut pirang itu dan memberikan nya satu kecupan singkat
"Maaf udah berlebihan, aku terlalu cemburu jika kamu disentuh pria lain sayang" tutur Alden
Ara mengangguk dalam pelukan itu. "Ayok ke kantin. Kamu belum sarapan tadi" sambung Alden melepaskan pelukannya dan menautkan jari-jari lentik Ara dengan jari miliknya.
Mereka berdua keluar meninggalkan Dodi yang masih duduk disana sambil tersenyum remeh
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
"Mau makan apa?" Tanya Alden pada gadis yang disampingnya nya, dan disamping Ara terdapat Caca yang sibuk dengan ponselnya
Lalu dihadapan mereka bertiga ada Bara, Violet, Kenzie juga Gevan. Satria tak masuk hari ini karena sakit katanya.
"Mau bakso. Boleh?" Jawab Ara
"Makan nasi, gak boleh bakso" jawab Alden. Pria satu ini protektif terhadap gadis nya selalu memperhatikan pola makannya
Ara berdecak kesal "Terus apa dong? Aku lagi males makan nasi Alden!"
"Nasi goreng?" Ucap Alden
"Yaudah nasi goreng!" Jawab Ara pasrah, dari pada harus berdebat dengan pria ini tak akan dirinya menang. Percuma menghabiskan tenaga bicaranya saja
"Van pesen nasi sana satu, yang spesial" suruh Alden pada Gevan. Gevan dengan cepat membelinya
"Sayang? Mau makan apa?" Tanya Bara sambil mengelus pipi Violet
"Aku gak laper, tadi pagi udah makan sarapan sama bunda" ucap Violet menatap Bara
Bara tersenyum tipis "Nanti baby nya laper sayang. Harus makan jadi" tutur Bara tangannya kini sudah beralih mengelus perut rata Violet
"Samain aja kaya Ara, tapi dibantuin sama kamu makan nya" jawab Violet, menyeruput minuman nya dengan sedotan
"Van!! Nasi goreng nya satu lagi!" Teriak Bara pada Gevan yang sedang memesan.
Kenzie terus menatap wajah Caca dengan senyum kecil yang ia tampilkan pada wajahnya "Manis" gumamnya membuat mereka terkejut
Mereka melihat Kenzie yang masih menatap Caca, Kenzie tak sadar akan hal itu dirinya seperti terhipnotis dengan wajah manis gadis itu
Malu. Itu lah yang Caca rasakan saat sadar dirinya sedang ditatap oleh Kenzie "Ra. Kenzie kenapa sih?" Bisik nya kecil disebelah telinga Ara
"Suka lo kali dia" jawab Ara
Gevan datang dengan dua piring nasi goreng ditangannya dan duduk disamping Kenzie sambil melihat kemana arah mata Kenzie
"Jangan diliatin terus Ken, nanti sange" ledek Gevan memecah lamunan Kenzie
"Kenapa?" Tanya Kenzie yang baru sadar
"Lo dari tadi ngeliatin Caca terus. Kenapa lo, suka?" Ucapan Gevan membuat Caca bertambah malu dan salah tingkah dengan itu.
"Hah?! Suka siapa?" Tanya Kenzie kaget. Gevan dan yang lain menertawakan pria ini, lain hal nya dengan Caca yang malah tersipu malu sambil menunduk.
"Ajak bikin anak Ken!" Sahut Bara pada Kenzie. Violet melotot tajam pada Bara yang berada disampingnya dan mencubit paha pria itu dengan kuat.
"Aw! Sakit sayang" ringis Bara sambil mengelus bekas cubitannya.
"Apa maksudnya bilang suruh Kenzie bikin anak! Kamu sindir aku?!" Tanya Violet melotot pada pria ini.
"Mampus! Bumil marah kan tuh!" Sahut Gevan yang melihat kedua sejoli itu.
"Orang hamil itu hatinya sensitif Bar" lanjut Ara yang tengah menyuap nasinya kedalam mulut
"Sayang gak gitu" Ucap Bara.
Violet beranjak pergi dari meja sana dengan Bara yang langsung menyusul dirinya.Ara mendapatkan rengkuhan dipinggang dari kekasihnya ini, gadis itu sontak menoleh menatap Alden "Kenapa?" Tanyanya.
Alden mendekatkan wajahnya lebih dekat ditelinga gadis itu "Mau Alden junior juga" bisiknya
"Alden junior? Maksudnya?" Tanya Ara dengan polosnya
"Mau bikin Alden junior. Disini!" Alden mengusap perut rata gadis itu mengode gadis ini supaya paham
Mata Ara melotot terkejut. Dia paham dengan ini "Gak Alden! Diem!"
Alden memasang wajah manja pada gadis ini "Mau ya? Kasih satu aja Alden junior nya. Bara udah punya di perut Violet" rengek nya.
"Diem! Atau gak ada jatah buat kamu" ancam Ara. Ancaman gadis itu mampu membuat Alden diam tak berkutik sama sekali.
Ara melanjutkan makan nya saat pria itu terdiam di sampingnya. Tangan kekar itu masih merengkuh pinggang gadisnya.
Tiba-tiba ponsel Alden berbunyi menandakan pesan masuk disana. Alden merogoh celananya dan melihat room chat.
Dia mengerutkan dahinya membaca pesan itu.
082156××××××××
Dateng ke alamat ini. jalan Atmaja nomor 10, tepatnya gedung bangunan tua yang udah kosong.
Bunda kesayangan Anda ada ditangan saya sekarang....
See you later Alden Jordan Henderson.
Alden menggenggam ponsel nya dengan kencang urat-urat leher nya menonjol rahangnya mengeras.
"Berani sekali sialan! I will kill you!" Batinnya.
/
/
/
/
/-tinggalin komen dong dan vote jangan lupa ya guys. See you aku menghilang lagi😝
Gimana cerita kali ini seru gak? Atau ada kekurangan nya? Mohon tinggalin komentar kalian ya.
Aku bakal semangat update jika kalian yang support aku!!💓
Makasih udah baca cerita ini, ikutin terus ya sampe part selanjutnya hehehe
Jangan lupa follow Instagram@aldenjordan_henderson
Jangan lupa vote dan komen guys!! See you all💋
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot love (On Going)
Teen FictionMENGANDUNG UNSUR DEWASA 18+, Tiap part banyak adegan panas! Warning 18+ 21+⚠️⚠️ [BEBERAPA PART DI PRIVATE, FOLLOW SBLM MEMBACA!!] Bagaimana rasanya berpacaran dengan pria pecandu sex? Menyosor kita dimana saja tanpa peduli tempat. Itu lah yang diras...