Hay guys semoga suka dengan cerita ini!
-
-
Maaf banyak typo bertebaran dimana-mana, maaf jika penulisan kurang rapih.
-
-
-
"Jangan nangis terus, gak baik. Udah malem dingin diluar masuk aja ke dalem" tutur pria yang masih berada di samping gadis ini.Ara mengusap air matanya sudah lama dirinya terus menangis, lalu terdiam menghirup udara malam ini.
"Kok kamu bisa ada disini?" Tanya Ara pada William. Ya dia Wiliam yang menghampiri Ara tadi.
"Adik aku masuk rumah sakit, karena kecelakaan" ucap Wiliam dengan nada sedih nya. Ia menyayangi adik nya yang masih sekolah SMP adik lelaki nya itu suka sekali balapan liar.
Ara mengangguk tanpa menjawab. "Kamu ngapain disini? Kamu sakit Aurora?" Tanya Wiliam
"Engga, tapi sahabat aku yang sakit" ucap Ara dengan pelan. Dia tidak menyukai kehadiran Wiliam dirinya juga tidak terlalu merespon pria itu.
Ini kesempatan bagi Wiliam untuk mendekati gadis ini, dirinya tadi mendengar percakapan Alden juga Ara. Hati nya senang melihat mereka bertengkar seperti itu.
"Semoga cepat sembuh, masuk udah malem" ucap Wiliam. Lalu Ara bangkit dari duduk nya dan mengembalikan sapu tangan yang dia ambil tadi.
"Makasi, aku duluan" ucap Ara meninggalkan dirinya seorang diri. Wiliam tersenyum tipis dia tak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk mendekati gadis itu.
•••••••••••••••••••••••
"Woi! Udah banyak minum, masih mau tambah?" Tanya Gevan.
Alden, Gevan dan Satria kini berada di club menemani pria itu. Sudah terlalu banyak minum dirinya sampai susah membuka kedua matanya.
"Sebelum Ara maafin gua. Gua bakal terus minum!" Ucapnya dengan sedikit tidak jelas namun masih bisa terdengar
Dentuman suara musik dimana-mana, ruangan cukup gelap hanya ada lampu kelap kelip yang berwarna disana. Banyak gadis nakal yang sedang berjoget-joget.
"Udah lah bro, nanti cewe lo tambah marah ngeliat lo kaya gini!" ketus Gevan dengan sinis nya
"Bacot lu! Ambilin lagi nih!" Ucap Alden mengabaikan perkataan Gevan. Satria hanya diam menggeleng kan kepalanya melihat tingkah pria ini.
"Al, lu udah banyak minum. Udahlah berenti lagi" ujar Gevan lagi tanpa menuruti perintah Alden untuk menambahkan Vodka nya pada Alden.
Mata Alden melihat tidak sempurna, tangannya memegang gelas kecil yang sudah kosong. "Ambil lagi gua bilang, sialan!" Bentak nya pada mereka berdua, sambil menyodorkan gelasnya pada Satria.
"Telpon Ara, Van! Gak bisa di biarin ini makin menggila nanti nih anak" bisik Satria berdiri tepat di samping Gevan. Dengan Alden yang duduk di depan meja berbentuk lingkaran itu.
"Tungguin Alden, gua telpon diluar. Sini berisik" ujar Gevan, lalu meninggalkan Alden dan Satria disana.
••••••••••••••••••••
10 menit sudah berlalu Gevan menunggu kedatangan gadis itu dengan sabar, tidak tahu apakah Ara akan datang atau tidak.
"Ayolah Ra! Gua butuh lo buat hentiin sih Alden!" Gumam Gevan sambil melihat ke arah jalan yang sudah sangat sepi itu.
Gevan melihat Ara datang dengan supir, pria itu bersyukur dan tersenyum. Akhirnya
"Akhirnya, dateng juga. Gua kira lo gak akan dateng" ucap Gevan pada Ara yang sudah dihadapan nya
"Dia dimana?" Tanya Ara dengan singkat, wajah nya pun tampak datar. Matanya begitu sembab.
"Lo abis nangis kah?" Tanya Gevan dengan kepo nya.
"Mana dia?!" Tanya Ara dengan nada bicara yang sudah berbeda. Gevan menelan saliva nya sendiri mendengar ucapan ketus dari gadis ini.
"Dalem Ra! Alden di dalem" ucap Gevan, lalu Ara masuk ke dalam club meninggalkan Gevan sendiri di luar. Gevan hanya melihatnya sambil memegang pinggang.
•••••••••••••••••••••
Wajah Ara mengisyaratkan kepada Satria untuk menjauh dari sana, dia hanya ingin bicara berdua dengan pria yang tengah duduk asik meminum alkohol nya. Tanpa menyadari keberadaan gadis nya.
Satria meninggalkan mereka, Ara duduk di samping Alden matanya tak lepas pada gelas berisi Vodka yang sedang di pegang oleh pria itu. Saat Alden ingin meneguk nya lagi dengan cepat tangan Ara menghentikan nya memegang lengan kekar Alden.
Alden menoleh padanya tatapan mereka saling bertemu. "Belum cukup? Masih mau tambah lagi?" Tanya Ara pada pria yang sedang menatap nya ini. Kemudian gadis ini mengambil alih gelas yang ada di genggaman pria nya dan menaruh nya di meja.
Ara kembali menatap Alden, pria itu masih setia memandangi wajah gadisnya. "Sampe kapan mau minum? Gak baik minum kaya gitu!" Tangan gadis itu beralih mengelus pipi kanan Alden. Sentuhan yang membuat pria ini tenang.
Jemarinya tak henti mengelus pipi itu, matanya menatap dalam pria nya. Alden pun hanya diam menatap gadis itu dengan mata yang sudah tidak terbuka sempurna.
Mati-matian Ara melawan ego nya untuk pria ini, dia masih sangat kecewa pada nya. Tapi apa boleh buat?"Pulang, ya? Udah malem loh ini" tutur gadis itu dengan sangat lembut nya dia berbicara pad Alden. Pria ini hanya mengangguk patuh pada perintah gadis nya.
Ara menuntun Alden dengan penuh keseimbangan, jalan Alden yang sudah tergontai tak seimbang.
Saat diluar Alden memuntahkan isi perutnya dengan sangat banyak, itu sebab terlalu banyak nya pria ini minum. Ara memijit tengkuknya nya dengan pelan
Pria ini kembali berdiri langsung memeluk gadis nya dengan erat, menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Ara. "Plis, jangan pergi sayang. Jangan marah lagi maafin aku baby, maaf" ucap Alden.
Air mata gadis ini turun di balik pelukan nya dia masih sangat kecewa dengan perlakuan pria ini pada sahabat nya. Dengan cepat ia mengusap pipi nya.
"Aku mohon baby, aku mohon. Aku lemah tanpa kamu plis kali ini aja" ucap nya lagi. Kini bahu nya bergetar, piyama tidur Ara pun sudah basah seperti nya di bagian bahu.
Alden tengah menangis sekarang, dirinya sangat takut kehilangan gadis ini. Dia dangat mencintai Ara-nya. "Alden, kamu nangis?" Tanya Ara memastikan lalu mendorong pelan dada bidan Alden.
Dengan cepat Alden mempererat pelukannya. "Jangan dulu, sebentar aja." Gumam pria itu.
Gadis ini terdiam kini ia membalas pelukan Alden, sambil memejamkan matanya. Dia juga tidak ingin seperti ini tapi dirinya harus bagaimana sekarang?
"Jangan nangis lagi Alden, aku disini gak ninggalin kamu" tutur nya pelan tangan nya mengelus rambut tebal Alden.
Gevan juga Satria datang menghampiri mereka berdua. "Bantu gue masukin Alden dalem mobil." Perintah Ara menatap Gevan
Alden sudah tidak sadarkan diri karena terpengaruh banyak alkohol yang ia minum. Gevan juga Satria membopong tubuh besar Alden membantu nya masuk dalam mobil Ara.
Gadis itu duduk di kursi depan samping supir dengan posisi Alden terbaring di kursi belakangnya. Gevan juga Satria membawa motor pria itu.
"Sukur deh Alden langsung tidur, kalo gak gimana nanti di rumah? Minum banyak banget" Batin Ara melihat ke arah jalanan yang sepi.
/
/
/
/
/-hay hay kembali lagi ehehe, maaf banget gak up kemarin aku lagi sibuk soalnya🥺 maaf ya buat kalian🙏
Gimana cerita kali ini seru gak? Atau ada kekurangan nya? Mohon tinggalin komentar kalian ya.
Aku bakal semangat update jika kalian yang support aku!!💓
Makasih udah baca cerita ini, ikutin terus ya sampe part selanjutnya hehehe
Jangan lupa follow Instagram@aldenjordan_henderson
Jangan lupa vote dan komen guys!! See you all💋
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot love (On Going)
Novela JuvenilMENGANDUNG UNSUR DEWASA 18+, Tiap part banyak adegan panas! Warning 18+ 21+⚠️⚠️ [BEBERAPA PART DI PRIVATE, FOLLOW SBLM MEMBACA!!] Bagaimana rasanya berpacaran dengan pria pecandu sex? Menyosor kita dimana saja tanpa peduli tempat. Itu lah yang diras...