Hay guys semoga suka dengan cerita ini!
-
-
Maaf banyak typo bertebaran dimana-mana, maaf jika penulisan kurang rapih.
-
-
-"Harapan aku untuk memiliki mu itu runtuh seketika. Maaf terlalu berharap dengan milik orang lain" -Alexander Lemos
Dokter keluar dari ruangan ICU nya menemuin Gevan yang sedang panik di luar sana dari tadi, Gevan melihat dokter datang pun menghampiri nya dengan cepat
"Gimana dok? Gapapa kan dia?" Tanya Gevan dengan panik.
Dokter itu tak menjawab melainkan menghembuskan nafas panjang nya dihadapan Gevan "dok?! Gimana pacar temen saya!" Tanya Gevan lagi.
"Luka di bagian kepalanya sangat serius, tusukan pada perut nya dalam juga ada benturan keras menghantam perut nya. Dia kehilangan banyak darah, dan itu semua membuat dirinya koma untuk sementara waktu" tutur dokter dengan panjang menjelaskan kepada Gevan kondisi gadis ini.
"Koma?" Tanya Gevan memastikan ucapannya, dokter mengangguk dengan cepat.
"Pasien boleh dijenguk sekarang, jika begitu saya permisi" ucap dokter lalu meninggalkan Gevan disana.
"Gila! Pacarnya sendiri dibuat koma?" Gumam Gevan.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Pagi yang cerah sinar matahari menerangi pria bertubuh besar itu. Dia terbangun melihat sekita nya yang sudah kacau dan berantakan.
Pintu lalu terbuka menampilkan Kenzie disana. Alden melihatnya sambil mendudukkan dirinya di kasur "Udah sadar?" Tanya Kenzie.
"Kenapa kacau begini Ken??" Tanya Alden dengan polosnya atau pura-pura lupa pada kejadian kemarin.
Kenzie mendekati Alden melipat kedua tangannya di atas dada bidang dirinya "Ini semua ulah lo, kemarin lo bikin Ara hampir kehilangan nyawanya. Jujur gua kasian liat kondisi dia yang dibuat sama lo" tutur Kenzie membuat Alden terkejut.
"Gu-gua?? Nyakitin Ara?" Tanya Alden dengan gugup dan cemas.
"Iya, lo siksa dia Al. Mengenaskan kondisinya kemarin! Dan gua gak tau di sekarang masih hidup apa gak?" Ucapannya Kenzie membuat Alden tak terima bahwa mengatakan gadis itu telah tiada.
Alden beranjak dari duduknya lalu memegang kerah Kenzie dengan kencang menatap nya tajam "Jangan sembarangan! Gua gak pernah lukain dia!" Bentak Alden tak terima.
Kenzie hanya tersenyum miris "Tapi kenyataan nya kemarin jelas-jelas, lo siksa dia! Lo bikin dia hampir kehilangan nyawanya. Kalo gua dan Gevan gak tepat waktu nyelamatin dia, gua pastiin dia mati dikamar ini!" Ucap Kenzie dengan sedikit tinggi nadanya
"Sial!! Arghh! Jiwa terkutuk itu menyakiti nya!" Ucapnya. Lalu ia melepaskan tangannya dari Kenzie mengacak rambutnya frustasi.
"Satu lagi..." Alden menengok arah Kenzie "Tante Eva, dia udah gak ada Al. Tadi pihak rumah sakit hubungin telpon rumah ini dan gua angkat, mereka bilang Tante Eva udah gak ada. Mereka menunggu keluarganya untuk acara pemakaman" tutur Kenzie menunduk.
Tubuh Alden merosot kelantai air matanya dengan cepat keluar mengalir di pipi pria ini, hatinya teriris mendengar kabar itu.
Tiada lagi malaikat surganya yang ia sayang, tiada lagi pelukan dari ibunya. Semua hilang dunia nya terasa mati saat ini
"Kenapa harus bunda? Kenapa gak bajingan Mark yang pergi!!! Kenapa?!!" Teriaknya sambil menangis disana, Kenzie hanya menyaksikan pria ini dengan wajah ikut sedih.
°°°°°°°°°°°°°°°°°
Acara pemakaman telah dilaksanakan siang ini semua orang hadir di sana, mereka semua mengucapkan belasungkawa kepada Alden atas kepergian Eva.
Dari bawah pohon jauh dari kerumunan banyaknya orang, pria berkacamata itu tersenyum tipis melihat betapa hancur nya Alden saat tahu wanita pertama yang ia sayangi meninggalkan nya untuk selamanya.
"Mama gua pergi dengan om Mark, dan bunda lo? Pergi untuk selamanya Alden. Sorry" gumamnya dengan bernada. Lalu pergi berjalan dengan santay.
Semua orang pergi satu-persatu dari area pemakaman terkecuali dengan Alden yang menangis pilu di atas makam bundanya, ada Bara, Satria, Gevan, Kenzie, Caca juga Violet yang menemani nya.
"Ara kemana? Kok dia gak dateng?" Tanya Violet tiba-tiba. Membuat semua nya menengok arahnya.
"Iya gak mungkin kan dia gak dateng kesini tanpa alasan?" Sahut Caca, mereka semua belum tahu bagaimana Ara saat ini. Hanya Kenzie juga Gevan dan Alden yang tahu.
Gevan menghela nafasnya "Ara dirawat, dia koma." Ucapan Gevan membuat Caca juga Violet serta satria dan Bara terkejut bukan main.
"Apa!" Sontak teriak Violet dengan kejutnya.
"Dirawat dirumah sakit media-asih, dari kemarin dia gak sadarkan diri" sambung Gevan lagi.
Alden belum tahu benar soal ini, dirinya langsung meninggalkan pemakaman.
"Alden! Tunggu!" Teriak Kenzie menyusul pria itu. Diikuti dengan mereka semua yang menyusul Alden.
°°°°°°°°°°°°°°°°
"Rora?" Gumam pria bertindik itu di lorong rumah sakit. Tepat sekali dirinya bertemu lagi dengan gadis ini. Kebetulan para perawat memindahkan Ara dari ruang ICU menuju kamar VIP nya.
Betapa terkejutnya Alex melihat gadis ini dengan banyak nya alat medis terpasang ditubuh nya. "Apa yang terjadi padanya?" Tanya Alex penasaran kepada salah satu perawat
"Dia koma tuan, permisi" satu ucapan mampu membuat hati Alex amat sakit. Sakit melihat gadis yang dia sudah sayang seperti ini kondisinya.
Alex lalu mengikuti brankar yang membawa gadis itu menuju salah satu kamar. Setelah nya semua perawat pergi meninggalkan mereka, pria ini masih tak percaya dengan gadis ini.
Duduk disamping brankar memegang tangan yang sudah di infus itu dengan lembut lalu menatap wajah cantik nya dengan intens "kenapa kaya gini cantik? Bangun, mau permen lollipop lagi gak?" Ucapnya menahan air matanya yang ingin menetes saat itu juga.
"Ayok beli sama gua" sambungnya. Dia berharap gadis ini membuka matanya.
Alat detak jantung berbunyi di ruangan itu, bau obat disana memenuhi pencium Alex. Kepala gadis ini diperban melingkar tangannya diinfus dan telunjuk nya terdapat alat medis menjepit nya oksigen menutupi hidung juga bibirnya. Begitu kejam kah Alden menyiksa dirinya?
Ceklek.
Pintu terbuka menampilkan Alden seorang diri. Dia mematung melihat gadis ini terbaring lemah tanpa melihat ke arah Alex yang masih dalam posisi seperti tadi.
Perlahan mendekati gadis itu, air matanya turun seketika saat melihat kondisi gadis-nya
"Baby? Bangun, maafin aku. Maaf sayang" ucap nya pelan pada gadisnya ini. Alex hanya memandangi nya dengan heran.
"Maaf lo bilang? Apa yang lo lakuin ke dia?" Tanya Alex dengan penasaran, Alden beralih menatap pria ini dengan wajah datarnya
"Bukan urusan lo! Kenapa lo bisa ada disini?!" Tanya Alden memberi tatapan tajam pada Alex
"Dari awal sampe sekarang kenapa gua yang selalu ada sama dia? Kenapa gak lo? Kemana aja, lagian lo siapanya sih?" Tanya Alex berturut-turut pada Alden
"Gua Alden. Pacarnya" jawabannya Alden membuat Alex terdiam mematung disana saat tahu Rora-nya sudah dimiliki orang lain.
/
/
/
/
/Gimana cerita kali ini seru gak? Atau ada kekurangan nya? Mohon tinggalin komentar kalian ya.
Aku bakal semangat update jika kalian yang support aku!!💓
Makasih udah baca cerita ini, ikutin terus ya sampe part selanjutnya hehehe
Jangan lupa follow Instagram@aldenjordan_henderson
Jangan lupa vote dan komen guys!! See you all💋
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot love (On Going)
Novela JuvenilMENGANDUNG UNSUR DEWASA 18+, Tiap part banyak adegan panas! Warning 18+ 21+⚠️⚠️ [BEBERAPA PART DI PRIVATE, FOLLOW SBLM MEMBACA!!] Bagaimana rasanya berpacaran dengan pria pecandu sex? Menyosor kita dimana saja tanpa peduli tempat. Itu lah yang diras...