Part 1

55 12 2
                                    

Hallo, namaku Lun. Aku baru saja masuk sekolah dasar, diumurku yang masih enam tahun ini aku menjadi yang termuda di antara  teman sekelasku. Panggilan pertama yang kudengar dari mereka adalah Monster. Katanya aku mengidap suatu sindrom yang aneh, jadi semua orang menjauhiku.

Di hari pertama sekolah aku diantar oleh ayahku, namun Ia hanya mengantarku tanpa mengucap apa-apa seakan-akan mengantarku hanyalah formalitas saja. Aku iri dengan teman-temanku yang selalu mendapat kecupan di dahi, pelukan, ucapan semangat belajar dan sejenisnya.

Saat masuk kelas aku merasakan pandangan tidak sedap dan aura busuk yang mengelilingiku, seperti dugaanku tidak ada satupun anak  yang mau berbicara denganku bahkan gurunya pun ketakutan saat berbicara denganku. Entah siapa yang menyebarkan rumor buruk tentangku di sekolah, yang jelas di hari pertamaku sekolah rasanya lumayan menyesakkan.

Lambat laun aku mulai terbiasa dengan keadaan ini. Aku mulai menyukai kesendirian dan ketenangan. Suatu hari ada sekelompok anak yang menggangguku, salah satu dari mereka sengaja menyenggolku dan yang lainnya mengejekku “Hei! Who’s there? Monster here! Hahaha ”. Seketika amarahku meluap, entah mengapa mereka mengejekku dengan julukan monster itu padahal aku tidak pernah mengganggu mereka, aku menahan amarahku, kepalaku rasanya seperti mau meledak. Akan kulampiaskan saat waktunya tiba nanti! Aku tidak pernah merasakan amarah sebesar ini sebelumnya, rasanya aku ingin sekali membalas perbuatan anak-anak itu.
 
Sepulang sekolah aku sudah tidak sabar untuk membalas perbuatan anak tadi, aku mengajaknya berduel di suatu tempat. Di gudang kosong dekat sekolah aku berduel dengannya sedangkan teman-temannya hanya menonton dari samping. Aku mengira setelah mengalahkan bosnya maka anak buahnya akan membalaskan dendam bosnya, tapi ternyata mereka kabur sampai ada yang ngompol sambil berlari. Aku memperingatkannya supaya tidak menggangguku karena aku tidak pernah mengganggu siapapun, aku juga mengancamnya untuk tidak melapor pada siapapun termasuk orangtuanya.

Ada satu hal yang mengganggu Lun, saat menghajar anak tadi kenapa aku mendengar suara di kepalaku “Bunuh! Bunuh!”, untung saja aku dapat mengendalikan diriku.


Kira-kira kenapa ada suara aneh yang terlintas di kepala Lun ya?
Nantikan part selanjutnya yaa!
Terimakasih telah membaca ceritaku!

LunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang