#4 TANTE CANTIK

839 101 4
                                    

***

Biasanya kedai buka pukul 5 sore, menyesuaikan jadwal ketiganya yang masih berstatus mahasiswa aktif. Kalau ditanya siapa pemilik coffee shop ini jawabannya tentu saja bukan mereka bertiga. Ada pokoknya yang punya mas-mas super sibuk yang nggak tahu mau ngapain lagi akhirnya buka coffee shop dan memberikan kepercayaan kepada ketiganya. Tapi sejauh ini, yang bertanggung jawab sepenuhnya adalah Al Emran Daniel.

Suara keributan sudah datang pagi-pagi sekali. Karena ada orderan dari pelanggan setia kedai, Mbak Ega, ketiganya sudah ngumpul dari pukul 6 pagi. Kinerja mereka patut diancung jempol, apalagi Ale. Jadi nggak ada yang ditakutkan untuk memberi sepenuhnya kedai ini ke mereka bertiga.

"Saranya!!!!!"

Ghea berteriak kencang ketika lagu It's Not Living (If It's Not With You) milik The 1975 berputar. Tangannya udah siap jadi mic.

"And Danny ran into some complications. He falls asleep during conversations. He's gotta search the street when he's on vacation. The worst thing is that I'm in the same situation." Ghea mengambil alih bait pertama. Serius banget udah mau ngalahin suara vokalisnya.

Sara di samping perempuan itu siap mengambil bait selanjutnya. Lompatannya seirama dengan lagu. Rambutnya yang dikucir kuda itu bergoyang kesana kemari. "And all I do is sit and think about you. If I knew what you'd do. Collapse my veins, wearing beautiful shoes. It's not living, if it's not with you."

And Danny says we're living in a simulation
But he works in a petrol station (selling petrol)
He says it all began with his operation
And I know you think you're sly
But you need some imagination

Bait-bait selanjutnya hanya terdengar suara Matty saja sebab Sara dan Ghea kembali hening, fokus pada mesin kopi mereka. Namun, beberapa bait selanjutnya akan kembali mereka suarakan dengan kompak.

"Guys, kata Mbak Ega, dia nggak bisa ngambil sendiri di kedai." Ale muncul di kitchen. "Tapi entar ada adeknya yang ngambilin. Cuma dia minta kita buat bantu nemenin ke sana. Soalnya dia sendirian." sambungnya.

Dua perempuan itu saling menoleh satu sama lain. Biasanya pesanan Mbak Ega nggak pernah diantar. Mbak Ega sendiri yang jemput. Cuma hari ini ternyata agak beda.

"Biar gue aja. Lu kan habis ini ada kelas."

Ghea yang diajak bicara itu, mengangguk.

"Atau nggak gue juga nggak papa. Gue nggak ada kelas kok habis ini." terang Ale.

Sara cepat menyambar. "Nggak papa. Gue aja. Lu udah dari semalam di kedai. Beresin bahan-bahan sama barang-barang."

Ale mengangguk, sepakat.

***

"Gue kaget sih pagi-pagi datang lihat kedai udah rapi banget." Sara melayangkan pertanyaan ketika Ale datang mendekatinya yang lagi nyuci piring itu. Dia mulai membantu menaruh satu persatu gelas dan sendok-sendok ke tempatnya. "Jam berapa lu ke sini? Nggak mungkin lu di kampus bentar."

"Nggak tahu. Nggak lihat jam."

"Kapan sih teaternya?"

"Minggu depan. Ntar ambil tiket di gue aja."

"Permisi,"

Suara pintu terbuka bersamaan kalimat salam dengan suara rendah seorang laki-laki itu mengalihkan pandangan Sara dan Ale kompak. Perempuan itu buru-buru mengelap tangannya dan berjalan ke luar dari kitchen. Di detik setelah pandangan Sara menemukan siapa yang datang, matanya membulat lebar.

"Raka?"

"Adiknya Mbak Ega ya?"

Ale ikutan keluar dari kitchen dan langsung melayangkan pertanyaan yang disambut laki-laki itu dengan anggukan. Sara yang kaget karena kehadirannya di sini semakin kaget dengar kalau Raka adiknya Mbak Ega.

SEMU (LOVE IN CAMPUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang