[8] Her Existence

54 13 0
                                    

Hari ini, aku memiliki mood yang agak buruk, meskipun cuaca cerah sudah menerangi bumi pagi hari ini dan siap menyapa semua orang. Tapi ya begitulah. Aku sedang tak bersemangat.

Mengapa?

Ya. Bisa dibilang ini disebabkan oleh Hwang yeji yang tak sengaja menumpahkan jus jeruknya ke buku gambarku!

Lihat, kan?!

Memang hal yang ia lakukan hanyalah merusak milikku saja.

Dia memang sering sekali membuatku naik darah karena tingkah lakunya. Aku pun langsung memarahinya saat itu juga, yang seharusnya memang aku senang menjalani hari, tetapi musnah seketika. Yang awalnya, aku memang bertujuan untuk menemui seseorang untuk memberitahu perihal buku sketsaku itu, tetapi sekarang malah dirusak pagiku oleh yeji.

Jus itu membasahi hampir 3 lembar kertas dan sketsa yang sangat aku sukai. Jika tak segera aku selamatkan mungkin buku itu sudah lenyap oleh bau jeruk yang menyengat.

Ada beberapa sketsa yang belum terselesaikan, untunglah cairan jus jeruk tidak mengenai lembaran itu.

Buku itu sekarang lagi mengalami masa pengeringan, karena yeji tak bertanggung jawab dan bahkan ia tak meminta maaf kepadaku.

Sangat membuatku naik pitam.

Mulai saat ini, aku tak akan menegurnya lagi, menolongnya saat ada masalah, atau berkaitan dengannya lagi.

"Anjir badmood emang gak enak banget." Gumamku.

Aku melihat ke sekitaran taman yang terletak di sekolah ini. Tempat yang biasa kugunakan untuk sendiri. Entah mengapa sekarang memang sangat sesuai untuk suasana sendiri, apalagi moodku sedang tak bagus. Apabila berinteraksi dengan seseorang, aku takut orang itu menjadi sasaran empuk kemarahan ku. Aku lebih baik menghindari orang-orang.

Saat ini, aku pun menghindar dari teman-temanku, karena mereka itu hanya mengganggu saja. Apalagi Han jisung yang selalu memboyong kan pertanyaan tak berbobot mengenai hubunganku dengan minju. Padahal hubungan kami hanya sebatas kakak kelas dan adik kelas.

Suasana tenang menjadi sebuah kepuasan bagi diriku. Jikalau pun aku suka juga dengan keramaian, tapi aku pun tak suka jika keramaian itu terlalu berlebihan seperti di pasar, aku lebih milih untuk menghindarinya.

Aku membaringkan tubuhku di sebuah bangku dekat taman, karena aku pun bingung harus melakukan apa.

Aku memakaikan airpod ke telingaku dan mendengarkan lagu Novo amor, salah satu artis yang menganut genre lagu akustik yang menenangkan hati.

Aku mulai memejamkan mataku, menikmati lagu yang kuputar. Akan tetapi...

Aku kembali membuka mataku. Aku melihat hamparan langit biru diatas sana. Lalu, aku memejamkan mata lagi, sedetik kemudian aku kembali membuka lagi mataku. Kali ini aku duduk sambil termenung.

Aku bingung, mengapa setiap mataku terpejam, aku membayangkan senyuman gadis itu di dalam pikiranku. Bayangan senyuman itu seakan masuk ke dalam pikiranku, dan mengusikku. Apalagi saat pertama kali kita bertemu dan ia tersenyum padaku.

Aku memang belum pernah merasakan jatuh cinta seperti ini, tapi memang sangat merepotkan sih. Apalagi, setiap saat pasti dirimu akan membayangkan orang yang kamu sukai akan ada disampingmu.

Aku menaruh kembali airpod ke dalam tempatnya kembali. Aku berlari untuk menuju ke tempat yang waktu itu aku ketahui sebagai tempat persembunyiannya.

Aku berlari menuju belakang gedung sekolah dengan napas yang terengah-engah perlahan.

"Moonsuuuu~"

Aku menemukannya.

Rambutnya dijepit dengan pita kecil yang menempel di helai rambutnya. Senyuman di pipi gembilnya itu menarik perhatianku untuk segera mencubitnya dengan gemas. Gadis itu masih memanggil kucing-kucing yang berada di rumah kecil itu dengan riang tanpa melihat ke arah sekitar. Dia terlalu asik dengan dunianya sendiri.

The Way I Love HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang