Aku sedang tersenyum sambil memperhatikan gadis yang kini sedang berolahraga dengan teman-temannya itu. Melihatnya dari atas ini justru menjadi tempat yang cukup pas bagiku, karena aku bisa memperhatikannya dengan leluasa.
Aku membuka lembar kosong dari buku sketsaku. Aku menaruhnya di pembatas balkon lantai 2 sekolah ini. Aku mulai menggores sedikit demi sedikit dan memvisualisasikan imajinasiku.
Tanpa sadar aku pun tersenyum. Cantik, senyumannya cantik sekali. Dari atas sini aku melihat dirinya yang sedang mendribble bola basket dan kemudian dengan lihai ia memasukan bola itu ke dalam ring.
Dia cukup lihai dalam berolahraga.
"Lagi gambar apa tuh?"
Aku tersentak dan buru-buru menutup buku sketsaku. Aku merasa tak nyaman jika ada orang lain yang melihat sketsaku. Entah karena aku memang tak percaya diri, yang jelas aku belum siap.
Aku tersenyum canggung dan menatap minju dengan gugup pula.
"Bu-bukan apa-apa."
Minju nampak mengubah ekspresinya, kali ini wajahnya terlihat sendu. Jujur saja, minju itu adalah gadis yang secara terang-terangan mendekatiku dengan caranya sendiri. Teman-temanku bilang kepadaku kalau ia memang suka kepadaku, tapi...aku hanya menganggapnya teman. Tidak lebih.
Aku ingin menolak perasaannya, tapi aku tak mau mematahkan hatinya. Jujur saja, aku tak bisa melihat perempuan menangis karena diriku.
"Kakak lagi deket sama kak hyunjin ya?"
Aku mengatup bibirku tanpa berbicara apapun. Sebentar, ia tau Kim hyunjin?
Dia tau darimana kalau aku-
"Lo...kenal sama Kim Hyunjin?"
Dibandingkan kesal, minju nampak tersenyum ke arahku dengan lebar. Saking lebarnya, matanya menyipit ke arahku.
"Kenal dong! Aku itu sepupunya kak hyunjin dan kak seungmin! Ya...aku emang jarang sih memperlihatkan kedekatan aku sama mereka di sekolah, kita lebih sering menghabiskan waktu di acara keluarga."
Apa?
Sebentar, sebentar.
"Ta-tapi seungmin gak pernah cerita..."
Serius. Seungmin itu sering melihatku ketika aku diberikan kue oleh minju, tapi dia sama sekali tak berbicara apa-apa soal minju.
"Hmmm, mungkin kakak gak nanya sama dia hehe."
Aku menghela napas, "iya kali ya..."
Minju tersenyum tipis ketika menatapku. Tatapannya itu malah membuatku merasa bersalah.
"Seharusnya kakak bilang aja kalo kakak lagi suka sama kak Kim hyunjin. Jadinya kan aku gak bakal berharap lagi ke kakak."
Aku terdiam, merasa bersalah.
"Seharusnya kakak bilang aja kalo kakak gak suka kalo aku suka ngasih kue ke kakak." Lanjutnya lagi.
"Minju, gue-"
"Gak usah minta maaf, kak. Kan aku yang sering ngejar-ngejar kakak. Maksa kakak buat balik sama aku, padahal aku udah tau dari awal kalo kakak gak mungkin suka sama aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way I Love Her
Короткий рассказFeat. 2hyunjin and 00line Awal kami bertemu saat itu dibawah pohon rindang yang sedang bermekar yang ada di sekolah pada awal musim semi. Aku tak menyangka senyuman di wajahnya sangat menarik perhatianku untuk berkenalan dengannya. Sampai akhirnya...