#01; Sumber kesialan

638 22 0
                                    

"I don't care what you say."


Happy reading!

✮✮✮

Suasana ricuh kala pagi hari membuat satu sekolah heboh karenanya. Mobil mengkilap terparkir rapih di sana, dan saat mobil tersebut berhenti tepat kerumunan murid-murid, seorang gadis cantik keluar dengan sangat anggun bak model profesional. Rambutnya ia kibaskan penuh pesona, bahkan kaum buaya yang di sekolah tersebut semakin terpesona karena penampilannya.

"Permisi, bisa tidak jangan menghalangi jalan saya?"

Murid-murid disana masih ternganga karena kehadirannya, dan belum mendengar ucapannya tadi. "Hello, apa tidak ada satupun yang memiliki telinga?"

Seketika kerumunan itu langsung menghindar dan mencari tempat yang aman agar tidak di protes gadis cantik itu. Ada yang berbisik-bisik memuji kecantikannya, ada juga yang iri, dan lain-lain.

"Eh dia keturunan mana sih? Cakep bener." Bisik salah satu anggota OSIS disana. "Iya nih, berasa liat permaisuri jatuh dari angkasa." Setelah mendengar hal itu, sebagian yang ada disana tertawa karena lelucon receh tersebut.

Gadis itu nampak tidak usik dengan ocehan murid-murid yang menurutnya sangat membuang-buang waktu nya. "Tau kelas 12 IPS 3 enggak? Kasih tau jalannya dong." Dia membuka kacamata hitamnya dan menampilkan senyum manis.

"I - itu, di sebelah pojok kanan atas. Di lantai dua ya."

Laki-laki yang ia tanyakan tadi ternyata baru kelas 10. Dan dia sepertinya takut akan kehadiran gadis cantik itu.

"Terimakasih." Ia mengusap rambutnya lembut lalu pergi ke arah tujuan yang baru saja diarahkan murid tadi.

Drap drap drap drap

Suara langkahnya semakin dekat untuk menuju ke kelas itu, namun saat di pertengahan jalan ia mendapatkan kesialan dadakan.

"Woi!" Teriak remaja laki-laki itu kala minumannya tumpah ke bawah akibat tabrakan dengan seorang gadis yang menurutnya angkuh itu.

Kemudian dengan sangat tidak etis nya, gadis itu meninggalkan laki-laki tersebut tanpa sepatah katapun.

"Tunggu sebentar nona." Langkah kakinya berhenti saat ia merasakan sebuah tangan menarik kerah bajunya dari belakang. Ia menoleh ke belakang dengan kecepatan yang sangat lambat seperti slow motion saja. "Lo tadi berhasil bikin mood gua hancur, dan liat! Minuman gua tumpah. Sekarang tugas lo itu, bersihin lantai dan baju gua serta ganti minuman yang tadi lo tumpahkan itu."

"Harus?" Bukannya meminta maaf, malah semakin membuat emosi laki-laki itu tersulut lebih dalam.

Tapi sekarang bukan waktu yang tepat untuk membuat keributan, kalau dilihat-lihat gadis ini bukan murid lama alias murid pindahan baru yang songong nya minta ampun, betul atau betul? "Saya kan tidak sengaja menumpahkan minuman anda. Kecuali, jika saya melakukan perbuatan itu dengan sengaja." Dia malah membela dirinya sendiri, haduh.

"Gua enggak mau tau, lo harus ganti minuman gua!"

Gadis itu jengah karena pagi-pagi harus mendengar teriakkan dari orang yang tidak berguna. Ia menurunkan tasnya yang sedari rumahnya ia gendong sampai sekolah. "Nih, duit buat ganti ruginya saya ke kamu."

Dia memberikan uang dua ratus ribu untuk menggantikan minuman tadi. "Lo kok kayak ngerendahin gua sih? Atau lo sengaja ya?" Lagi, ia mengeluarkan tawa yang super duper aneh.

"Masih mending saya baik sama kamu. Alangkah baiknya kamu mengucapkan terimakasih yang banyak untuk saya karena memberikan uang untuk ganti ruginya."

"Lo-

Sagara; Perfect ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang