Oma yang duduk di bangku kayu jati ukir mendekatkan wajah ke kepala cucunya. Ditopangkan tangan pada dagu, bola mata digerak-gerakan bersiap mendengar penjelasan jujur dari bibir mungil itu.
Selanjutnya Aslena menceritakan semua hal yang dia ketahui tentang gurunya. Sesekali oma melirik putranya yang belum juga menimpali.
"Ibu Fa pintar masak. Ayam gorengnya enak. Nanti Papa mau dibuatkan ayam goreng sama Bu Fa!" seru Aslena dengan kepala ditolehkan pada pria yang sedang berpura-pura melihat ke arah lain.
"Wah, Oma mau juga, dong!" timpal wanita yang tubuhnya lebih berisi dari dua orang di sampingnya.
Saking penasaran, wanita itu menginterogasi Reynan saat Aslena asyik bermain ayunan di samping kanan gajebo.
"Belum fix, Mah. Insya Allah lagi usaha."
Reynan menoleh pada wanita yang kini duduk di sampingnya. Diraih tangan yang sedang mengusap lengannya.
"Jangan kelamaan, apalagi Aslena sudah cocok. Dicepetin pendekatannya."
"Iya, Mah."
“Mama doain sukses, deh. Ayo cepetan jadiin dia mama Aslena.”
Wanita anggun itu menempelkan tangan di pipi Reynan. Betapa tak terlukis riakan bahagia yang meluberi hati di pagi ini.
“Siap, Mom! Muach!”
Pria itu mencium kening ibu yang sangat dicintai. Meski cerewet, dia tahu itu semua untuk kebaikan dirinya dan Aslena.
***
Reynan dan Aslena meluncur menuju rumah wanita yang sama-sama mereka rindukan. Pria bercambang tipis itu seakan tak sabar untuk bersua sang nona, menatap dan merekam semua tentangnya.
Dia telah merencanakan semua dengan matang. Tak boleh ada kata gagal, Fahira harus menjadi miliknya.
“Tuh, kaaan. Papa senyum-senyum lagi! Ada apa sih?”
Reynan sedikit tersentak dengan celotehan putrinya. Akhir-akhir ini, dia memang merasa aneh sendiri. Telapak tangan kirinya menyentuh untaian legam yang tersemat bando ungu di sana. Sementara tangan kanan tetap mengendalikan setir mobil.
“Papa lagi bahagia.”
Ditarik tangan dari kepala putrinya, ditempelkan pada setir.
“Sama dong, aku juga lagi bahagia mau ketemu Ibu Fa. Kalau Papa bahagia kenapa?”
Reynan sekilas menoleh pada putri polos di sampingnya, tersenyum, lalu kembali menatap ke depan.
“Papa bahagia karena Aslena mau punya mama lagi.”
Mata Aslena dipenuhi binar bahagia. Begitu juga dengan papanya.
Selang empat puluh menit, keduanya sampai di rumah bercat merah bata berpadu coklat tua. Bunga mawar merah yang mulai bermekaran di halaman, menguarkan aroma sensasional.
Kali ini, Aslena makin tak sabar untuk langsung mengucapkan salam. Selang dua menit pintu terbuka. Seorang pria tampan menyambut semringah tamu kecil yang baru saja datang.
Farhan sedikit tersentak saat melihat pria yang mengiringi gadis kecil itu. Lepas berkenalan, kembaran Fahira mempersilakan mereka masuk.
Setelah mengetahui maksud kedatangan tamu, Farhan masuk untuk memanggil saudaranya di dapur.
“Ada hubungan apa kamu sama ayah anak kecil itu?”
Pemuda jangkung itu menahan tangan Fahira hingga langkah itu terhenti.
“Tak ada.”
Pandangan keduanya beradu. Manik kelam sang pria mencoba masuk pada lorong bening di depannya. Ia ingin yakin, tutur itu apa benar adanya.
“Fa, aku percaya kamu setia.”
Gadis itu tetap tak merespon ucapan yang lebih bernada keraguan daripada keyakinan.
Mama yang melihat reaksi Farhan segera menggandengnya ke ruang keluarga. Menceritakan siapa Reynan dan Aslena. Hati-hati wanita itu menata kata. Dia paham betul Farhan karib calon mantunya.
“Apa Bayu tahu hal ini?”
Mama menggeleng perlahan.
“Kenapa Mama gak nasehati Fa? Inget Ma, dia itu udah tunangan. Mau nikah bentar lagi. Bukankah agama kita melarang seorang wanita berlaku seperti itu?”
Farhan memegang telapak tangan Mama, menatap ke dalam sorot sendu itu. Seolah-olah memberi tekanan bahwa ucapannya benar.
“Fa gak seburuk yang kamu pikir. Han, apa kita bisa mencegah orang lain membenci atau menyukai kita? Enggak ‘kan? Mama yakin Fa bisa menempatkan seperti yang seharusnya.”
Farhan menyandarkan punggung pada Sofa, mendengkus dan memalingkan pandangan dari tatapan mamanya.
***
Tersedia di
KBM APP
EBOOK (Playstore)
NOVEL CETAK (081261934594
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA MENTERENG
RomanceReynan, duda tampan nan mapan mencintai Fahira, guru sekolah dasar yang mengajar putrinya. Namun, Fahira sudah bertunangan dengan Bayu, dan mereka akan segera menikah. Bagaimana nasib cinta sang duda?