Sementara di ruang tamu, Reynan tak mampu menyembunyikan binar bahagia di matanya. Pria itu memandang tanpa kedipan pada gadis yang menariknya dalam gelora rasa.
Fahira duduk dengan lutut dirapatkan, tangannya sedikit gemetar kala netra beradu pandang. Untunglah Aslena menghambur ke sisinya. Melingkarkan tangan mungil pada tangannya .
"Bu, kita jalan-jalan lagi, yuk. Sama Papa juga!"
Deg!
Permintaan Aslena kali ini mampu membuat detak jantung Fahira naik satu oktaf. Sekilas memberanikan diri melihat ke arah pria di seberang meja kaca.
"Bu Fa lagi gak enak badan. Maennya di rumah aja, ya," kilah Fahira.
Fahira menangkupkan tangan pada kedua pipi putih anak didiknya itu. Mengusap bersamaan kiri dan kanan.
"Iya, Sayang. Papa juga mau di sini ikut maen bareng," ucap Reynan dengan nada ceria.
Deg!
Kali kedua, Detakan di dada Fahira kembali mencuat. Ia mulai gelisah atas situasi membingungkan ini. Logikanya dimainkan, dia harus mengakhiri rasa sebelum terlanjur dalam.
Harus, dia harus tahu semuanya.
Sebelum menceritakan kebenaran, Fahira minta bantuan mama untuk mengajak main Aslena. Mendengar itu, Farhan mengiyakan terlebih dahulu.
"Main sama Om Farhan, yuk!" ajak Farhan.
Ia menuntun gadis cilik itu ke luar. Mengajaknya menuju mini market yang tak jauh dari rumah.
"Aslena udah berapa kali ke rumah Ibu Fa?"
Hati-hati pria jangkung itu bertanya. Entah mengapa, meski tak suka dengan papanya, dia malah menyukai anak mungil ini.
"Dua kali, Om."
"Seneng?" lanjut Farhan.
"Seneng banget, Om. Oh, iya, kata Papa, Ibu Fa mau jadi mama aku!" jawab gadis mungil itu dengan mata berkilat-kilat.
Farhan menghentikan langkahnya, menatap gadis cilik yang tengah kegirangan.
"Mamaku udah lama pergi ke surga., Om. Kata Papa gak akan pulang ke rumah lagi. Bu Fa yang gantiin jadi mama aku!" seru gadis cilik itu.
Ada yang berdenyut di sudut hati Farhan mendengar tentang mamanya.
"Aslena sayang sama Bu Fa?"
Pria itu jongkok di hadapan Aslena, memegang tangannya erat.
"Hmmm!"
Putri kecil itu mengangguk pasti. Melihat sebuah kesungguhan, dia mulai memahami kenapa Fahira terlihat lemah di hadapan Aslena dan papanya.
*
Bayu mengubah posisi duduk. Bolak-balik chanel televisi tak ada yang menarik menurutnya. Bosan, dilemparkan remote ke sisi sofa. Beralih meraih ponsel. Di cari nama gadis yang membuatnya rindu setengah mati sekaligus cemas tanpa alasan.
Dipanggilan ke sembilan diletakkan kembali HP tersebut sebab tak kunjung diangkat. Hati Bayu makin tak menentu. Prasangka buruk tiba-tiba mencengkram otak. Alasan penolakan Fahira dikunjungi terasa aneh pikirnya. Bukankah ini libur panjang?
Penasaran yang makin menguat, membuatnya memutuskan untuk datang langsung ke rumah Fahira.
Pria yang selalu berpenampilan perlente itu meluncur menuju rumah tunangannya. Tak lupa sebelumnya membawa beragam oleh-oleh yang dibeli dari kota serambi mekkah.
Sesampainya di halaman rumah Fahira, Bayu sedikit kaget melihat mobil sport merah terparkir di sana.
Kekagetan mencapai puncak tatkala melihat Fahira menyambutnya diiringi seorang pria berkacamata. Tanpa terasa telapak tangan mengepal sempurna.
Fahira terkejut setengah mati mendapati kedatangan Bayu ke rumahnya. Jantung hampir melompat melihat pria itu menghampiri dengan wajah merah, sedang tangan dikepal. Sorot teduh itu berubah tajam menikam.
"Sejak kapan kamu menjadi guru pria dewasa?"
Fahira menunduk dalam. Dia bergidik melihat kemurkaan tunangannya.
"Sudah berapa lama? Jawab!"
Reynan menoleh pada Fahira dan Bayu bergantian. Meski mampu merasakan ketidakberesan, dia ingin penjelasan.
"Ada apa ini? Siapa Anda? Kenapa membentak wanita?"
Ucapan Reynan dibalas sorot tajam yang menembus kornea pekat di depannya.
"Oh, perkenalkan, saya calon suami Fahira!"
Kali ini, dada Reynan bagai dihantam bongkahan batu. Pria itu menatap gadis yang tengah tertunduk.
Tersedia di
KBM APP
EBOOK (Playstore)
NOVEL CETAK ( 081261934594)
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA MENTERENG
RomanceReynan, duda tampan nan mapan mencintai Fahira, guru sekolah dasar yang mengajar putrinya. Namun, Fahira sudah bertunangan dengan Bayu, dan mereka akan segera menikah. Bagaimana nasib cinta sang duda?