13. A Love Like This

338 41 6
                                    

‧͙⁺˚*・༓☾Strawberry Shortcake☽༓・*˚⁺‧͙

❁I will love you til the last of snow disappears. I will love you til a rainy day becomes clear. Never knew a love like this, and now i can't let you go.❁

[16+]
Harap bijak dalam membaca
Jangan tiru adegan yang tidak baik

Dan jangan lupa memberi dukungan kepada Author dengan menekan bintang di bawah
Terima kasih~

Akhir tahun yang cukup bersalju. Yang juga cukup membuat Hange bermalas-malasan di Apartment setelah mendapat libur akhir tahun. Juga cukup menjadi alasan mengapa kini Levi muncul dengan sekotak kue dan dua kaleng bir juga sekotak besar jus jeruk.

"Kamu membeli jus karena belum cukup umur?"

"Sebenarnya aku hanya ingin membeli jus, tapi aku menyuruh Supir membeli bir untuk melihat mu mabuk lagi. Ini malam tahun baru omong-omong."

Hange berdecak, ia tersenyum menang setelah menyimpan dua kaleng bir itu di kulkas dan hanya menyajikan Jus Jeruk yang dibawa Levi. Membuat yang lebih muda mendengkus malas.

"Setelah dua tahun melalui malam tahun baru bersama? Aku belum diberi izin menghangatkan ranjang mu, Sensei?" tanya Levi.

Hangevmenatapnya tak percaya, ingin rasanya ia menampar wajah tampan Levi itu dengan satu kecupan.

"Bahasa mu, Levi. Dari mana kamu belajar kalimat seperti itu?"

"Ayolah, aku delapan belas tahun sekarang. Tahun depan sudah kelas akhir, apa wajar kalau aku tidak tahu hal seperti itu?"

"Dasar anak jaman sekarang."

"Kamu yang terlalu tua, Sensei."

Respon Hange berupa gerlingan malas, ia menata meja makan sedemikian rupa. Sebuah hal yang menjadi kebiasaan malam tahun barunya selama dua tahun belakangan ini. Hubungan mereka masih sama, sebatas Guru dan Murid. Namun, terhitung dalam satu semester akhir ke depannya. Levi akan resmi menjadikan Hange miliknya.

"Hadiah kelulusan ku nanti apa?" tanya Levi setelah makan malam usai. Mereka duduk berdampingan di depan TV, menonton movie yang gagal di tonton Hange pekan ini di Bioskop bersama Moblit.

"Apa? Kenapa aku harus memberi mu hadiah? Uang ku tidak cukup membelikan mu barang mahal." jawab Hange.

Ia duduk dengan membiarkan Levi merangkul pundaknya. Matanya fokus pada layar TV, mengabaikan tatapan kesal Levi yang kini dongkol.

"Aku sempat berharap kamu menjadikan dirimu sebagai hadiah ku."

"Oh, anak mesum ini! Menjauh dari ku!"

Levi terkekeh saat Hange dengan heboh menjaga jarak dan menampar wajahnya dengan bantal sofa. Kemudian, bergantilah Sang TV yang menonton adegan perang bantal mereka.

"Apa begitu caramu bicara pada Guru mu!?"

"Ayolah, Sensei. Kamu jangan sekolot itu!"

"Astaga! Tangan mu tadi kemana! Levi!!"

Strawberry Shortcake [√] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang