‧͙⁺˚*・༓☾Strawberry Shortcake☽༓・*˚⁺‧͙
❁And from now, 'til my very last breath. This day i'll cherish.❁
Di bulan keempat kehamilannya, Hange benar-benar di buat takjub saat ia sudah bisa merasakan pergerakan anaknya. Ia ingat saat kelas Sains di mulai, sesuatu menyundulnya dari dalam sana. Membuat Hange tanpa sadar memekik kaget dan membuat seluruh Murid Didiknya bersemangat untuk menyentuh perut Hange secara bergantian.
Bersyukur sebab sang Suami tak mengetahui hal tersebut. Jika Levi sampai tahu, Hange tidak bisa membayangkan seperti apa murkanya Pemuda pendek itu.
"Sayang?"
Sore sudah nyaris berakhir saat wajah Levi muncul. Ia berjalan mendekati Hange yang sedang membantu Koki Pribadi mereka menata makan malam. Senyumnya merekah menyambut kecupan Levi di kening, membuat sang Koki perlahan undur diri.
"Bagaimana Kuliah mu hari ini?" tanya Hange, ia pasrah saat di tuntun Levi ke meja makan dalam keadaan Pemuda itu bergelanyut manja.
"Lelah. Aku iri dengan Murid mu karena bisa melihatmu setiap hari," jawab Levi.
"Ya, kamu bisa bilang begitu padahal kamu yang memelukku sepanjang malam."
"Aku Suami mu, itu hal yang wajar. Sekarang, ayo makan?"
Hange mengulas senyum, ia mengusap puncak kepala Levi dan turut makan bersama. Baru suapan kedua, Hange merasa seseorang yang paling muda diantara mereka kembali menendang. Hange memegangi perutnya, cukup terkejut sebab tendangan kali ini lebih kuat dan berulang kali.
"Aduh!"
"Ada apa? Perut mu sakit?"
"Ah, tidak. Dia sedang bermain, sepertinya senang karena Ayahnya sudah pulang." ucap Hange mengusap perutnya.
Lantas, senyum membingkai wajah Levi. Ia lekas menggeser kursi dan berjongkok di hadapan perut Hange, mengusap perut itu sebentar sebelum menempelkan pipinya ke permukaan perut yang sudah membuncit milik sang Istri.
"Benarkah? Dia sudah menendang? Mana? Ayo, sapa Ayahmu!"
Hange terharu dengan sikap Levi, namun ia harus tersenyum kecut sebab di usia kandungannya ini hanya dia saja yang bisa merasakan pergerakan bayi mereka, Levi masih harus menunggu setidaknya kurang lebih tiga bulan lagi.
"Levi, kamu belum bisa merasakannya." ucap Hange, tangannya mengusap lembut kepala Levi.
Prianya mendongak, "Kenapa? Kamu bilang dia sudah menendang."
"Ya, untuk saat ini hanya aku yang bisa merasakannya. Kamu masih harus menunggu," ucap Hange hati-hati, ia enggan melukai perasaan Levi.
Levi mengernyit. Keningnya mengkerut dalam, ia kembali mendudukkan diri di kursi dan menatap ke arah perut buncit Hange.
"Berapa lama lagi?"
"Tiga bulan? Kurang lebih."
"Curang sekali."
Dengusan kesal keluar dari mulut Levi, ia kembali melahap makan malamnya dengan hati iri. Padahal, dia sudah sangat bersemangat untuk merasakan tendangan bayinya. Ia bahkan mencari di internet seperti apa rasanya jika bayi menendang dan dirinya masih harus menunggu? Menjadi seorang Ayah ternyata harus lebih sabar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Strawberry Shortcake [√]
FanfictionPertemuan di bawah hujan saat Musim Panas, membuat Hanji Zoe jatuh cinta untuk pertama kali dalam hidupnya. Kehidupan seorang Guru dan wanita dewasa yang membosankan tiba-tiba saja berubah dalam sekejap karena letupan kecil yang dinamakan cinta. "K...