20. A Change

354 38 6
                                    

‧͙⁺˚*・༓☾Strawberry Shortcake☽༓・*˚⁺‧͙

❁The world may change my whole life through.❁

Setiap hari, orang-orang akan berubah. Seragam yang anak sekolah kenakan pun akan berubah-ubah tergantung Musim. Bukan hal yang mengherankan jika Hange juga ikut berubah.

Kehadiran Levi jelas mempengaruhi kehidupannya. Warna monokrom yang membosankan itu, perlahan berubah menjadi cerah dan manis seperti sepotong Strawberry Shortcake yang Hange lahap untuk sarapan pagi itu.

Namun, entah mengapa setiap makanan yang masuk ke dalam perutnya selalu berakhir sia-sia di westafel. Dan perubahan itu nyata.

Hange sudah seperti melihat sosok Vampir yang kekurangan darah pada bayangannya di cermin. Melepas kacamata, pandangannya memburam seiring dengan rasa pening yang seolah menghantam kepalanya.

Ini sudah hari ke tiga. Dimana Hange selalu berakhir memuntahkan semua isi perutnya setiap selesai makan. Moblit menyarankan agar ia sebaiknya pergi memeriksakan diri, sementara Levi memberi saran untuk cuti selama ia merasa kurang sehat.

Sayangnya, Hange cukup keras kepala untuk mendengar saran mereka. Dan Erwin kini muncul dengan saran yang sama.

"Cuti saja jika kamu merasa tidak enak badan, kamu juga tidak bisa mengajar dalam kondisimu yang sekarang." ucap Erwin.

Hange menghela napas, ia mencoba menatap Pemuda yang duduk di hadapannya ini dengan susah payah. Walau kacamata bertengger manis di hidung bangirnya, Hange masih melihat pemandangan sekitar dengan buram.

"Aku baik-baik saja." jawab Hange dengan suara parau.

Erwin terdiam. Ia menatap lekat wajah Hange yang begitu pucat, menghela napas pelan saat gadis itu bahkan bersusah payah untuk menyusun lembar hasil tes tertulis para Murid pagi tadi.

"Hange, bisa aku mengajukan satu pertanyaan?"

"A-apa?"

"Ini cukup sensitif. Kapan terakhir kali kamu berhubungan sex dengan Levi?"

"Akh! Ka-kamu membicarakan apa!"

Wajah Hange memanas, namun itu tidak cukup membuat wajah pucatnya menghilang. Keringat sebesar biji jagung mengucur pelan dari pelipis wanita itu, kepalanya seperti berada di dalam lonceng raksasa yang di gerakkan. Melihat ekspresi tenang Erwin, Hange merasa Pria itu cukup gila menanyakan hal seprivasi itu pada Kekasih dari Sepupu jauhnya sendiri.

"Kapan?"

"Du-dua minggu yang lalu. Kenapa?"

"Setidaknya kita perlu memastikan hal itu sebelum aku membawa mu ke Dokter."

"Haha, i-itu tidak perlu! Memangnya apa yang akan terjadi?? Ini hanya flu bia---"

Rasa melilit di perut Hange membuat kalimatnya tidak terselesaikan. Gadis itu meringis memegangi perutnya, rasa mual kembali datang, namun rasa pening di kepalanya juga ikut menghantam.

Hange bisa melihat Erwin berdiri dari kursi dengan mata membelalak kaget, sebelum akhirnya Hange merasa tubuhnya seringan bulu dan semuanya berubah menjadi gelap.

Strawberry Shortcake [√] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang