"Ju-jung? Kau tidak mengenal siapa itu Kim Vicle?"
.......
Asap.
Api.
Abu.
Batangan nikotin itu dihisapnya lamat-lamat. Kini Jung sedang duduk santai di depan minimarket.
-ditemani satu bungkus rokok dan kopi hitam. Terlihat jantan.
Memejamkan matanya, menikmati semilir angin malam yang menerbangkan surainya lembut.
"Kau bawa korek?" suara sedalam samudra membuat netra cantiknya terbuka,
-Dan sepersekian detik langsung terbuka lebar ketika,
Tep
Ujung rokoknya menyatu dengan ujung rokok pria yang diketahui sebagai,
-penulis best seller. Genre Thriller. Tuan muda Daegu.
Oh, tentu Jung sempat mencari di internet siapa teman one night stand nya kemarin dan,
-Daebak! Pria itu bukanlah sembarang orang!
Oh jadi? Kau meluangkan waktumu untuk menggoogling siapa orang yang membuatmu mendesah Jung?
Ujung rokok pria itu sudah membara. Namun, pria itu malah menarik tengkuk Jeon. Memaksa agar pria cantik itu memandang mata elangnya.
"Sendirian saja cantik?"
Berbicara sambil mengapit puntung rokok di bilah bibir tebalnya.
"Get the f*cking out from my face!"
-Bukan jawaban, malah umpatan yang dia dapat.
Respirasinya tersendat-sendat, ketika Jeon mengingat bahwa pemuda di depannya ini yang pertama kali menjamah tubuhnya. Dia tampan, tapi Jeon benci dengan pria arogan.
Tep
Pria itu mencekal pergelangan tangannya, penuh. Menekannya pada pegangan kursi yang masing-masing berada di samping tubuh Jung. Menekannya agar tidak terbangun dari duduknya. Hendak menanam tubuh montoknya di kursi besi depan minimarket. Jung berjengit ketika kakinya dipaksa melebar oleh kaki pria itu.
-Sehingga, pria itu leluasa mengungkungnya di kursi.
"Kau belum menyapaku Jeon" suara berat itu mengalun.
Jung memejamkan mata ketika aroma mint segar menyapa penciumannya.
"Apa mau mu?" Jeon mengernyit ketika cengkraman di pergelanggannya tambah erat.
"Mauku? Apakah salah kalau aku hanya ingin ucapan 'selamat malam' darimu?" Tersenyum. Surai auburn milik pria tinggi itu jatuh beberapa, menghalangi netra elangnya yang berkilat.
*Rambut auburn
Note: foto hanya sebatas visualisasi, tidak ada hubungannya dengan orang sebenarnya."Minta saja pegawai minimarket! Bahkan mereka akan mengucapkan 'selamat malam' tanpa kau minta!" ujar Jeon jengah.
-Tidak! Pemandangan itu menakutkan bagi Jeon Jung Hwa yang sudah bergetar seperti anak anjing.
Mengapa dia bisa bertemu dengan partner one night stand nya kemarin?
Arogan, tidak terbaca, menyebalkan. Kata itu sanggup untuk memberi kesan pertama pada Kim Vicle. Ingatkan pada Jeon agar menendang tuan muda Daegu itu.
"Lepaskan aku! Kita hanya orang asing!" Jeon menarik tangannya kasar.
-malah membuatnya semakin sakit.
Keep calm terus menggema dalam kepala Jeon,
"Orang asing yang membuatmu mendesah waktu itu?"
Ctik!
Perempatan siku-siku imajiner tercetak di pelipisnya yang berkedut menahan aliran darah yang terus naik membumbung.
"Kim! Kau tidak sopan! Aku lebih tua darimu!"
"Dariku?"
"Iya, darimu Kim. Kau hanya bocah kelewat beruntung!"
"Aku bukan bocah Jeon, dan persetan masalah umur. Boleh aku minta nomor ponselmu?"
Merotasi bola matanya malas. Lihat? Tingkah si Kim itu sangat semena-mena, tidak salah kalau berita mengabarkan bahwa dia arogan.
"Okay. First, let me go Kim" penuh penekanan.
-Ternyata, si Kim itu menurut.
Dan tentu saja Jeon kabur dengan kecepatan cahaya, sesudah mendorong Kim itu dengan kekuatan penuh.
Membuat tuan muda Daegu mematung di tempatnya.
"I DON'T WANT TO GIVE A F*CKING NUMBER TO YOU. GO TO THE HELL KIM!"
Tentu dengan teriakan yang penuh umpatan, Jeon berlari.
Laku menyeramkan dari si Kim itu membuat si Jeon bergidik.
"Aku tidak sudi untuk berkenalan dengan pria arogan dan tidak sopan sepertinya"
Sedangkan, Kim Vicle tersenyum. Kemudian terkikik seperti anak kecil.
"Manis sekali astaga!"
Setelah bergumam, Kim Vicle merogoh sakunya. Mengambil handphonenya.
"Namanya Jeon Jung Hwa. Dia kriminal!,
-ehem, kriminal tercantik yang pernah kutemui. Dengan skala penuh selalu berhasil mencuri seluruh perhatianku"
.
.Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGNETE
RandomJeon hamil. Tapi, anak yang dikandungnya bukanlah milik kekasihnya.