Tergesa-gesa, seharusnya dia sudah duduk di depan client sekitar 15 menit yang lalu. Ingatkan pada Jeon kalau kemarin dia begadang nonton film drama romantis,
-Memacu langkahnya lebih cepat.
Ting!
Pintu terbuka, menampilkan clientnya. Seorang pria tinggi, tampan dan berwibawa. Tersenyum, yang menjadi penyebab cekungan kecil di pipinya. Dimple.
'Is he a prince?' batin Jeon Jung Hwa.
Dunianya berhenti sejenak. Terpesona dengan client nya sendiri.
"Ehem, kenapa terlambat"
Suara dari Jimy kembali membuat dunianya bergerak. Menghancurkan bunga-bunga imajiner di kepalanya.
"Jung? Kau dengar? Kenapa terlambat?"
Hey! Who's the boss here?
Kesal, Jeon malah dimarahi asistennya sendiri.
Menunduk beberapa kali pada client berlesung pipi itu.
Mereka kemudian masuk ke dalam ruangan Jeon Jung Hwa, hanya mereka berdua. Jimy mengurus client lain.
Demi planet namex! Pria ini tipenya Jeon!
"Silakan duduk tuan"
"Anda duluan,"
Oh, dan sikap gentle nya membuat Jeon melayang.
Tep
Sudah berada di posisi masing-masing.
"Saya Jeon Jung Hwa, senang bertemu denganmu"
Jeon mengulurkan tangan pucatnya,
-Dan langsung ditangkap oleh tangan besar pria itu.
'Astaga! Tangannya hangat sekali!' batin Jeon.
Ekspresi Jeon biasa saja di luarnya, tapi di dalamnya sudah seperti monyet.
"Saya Kim Namhyuk. Senang bertemu dengan orang manis seperti anda"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(KIM NAMHYUK)
Note: Foto hanya sebatas visualisasi, tidak ada hubungannya dengan orang sebenarnya
Blushh
Pipinya langsung merona. Tangan mereka terlepas.
Namhyuk kembali tersenyum. Menampilkan ultimate dimplenya.
"Apa saya yang membuat pipi cantik anda merona?" suara berat itu membuat Jeon salah tingkah.
Ingin sekali berteriak
'YES! OF COURSE! THAT IS YOU MR. DIMPLE!!!'
Tapi tidak mungkin. Dia harus jaga image di depan client.
"Jadi, langsung saja tuan Kim. Untuk siapa desain ini?" Jeon mengalihkan pembicaraan.
"Itu untuk saya. Saya akan menghadiri pesta pernikahan"
Jeon mengerti. Dia kemudian berdiskusi dengan Namhyuk secara proffesional. Walaupun, tangan dan kakinya mengeluarkan keringat akibat grogi dengan client tampannya ini.
-Dan diskusi itu diakhiri dengan.
"Jika anda tidak keberatan, apakah saya bisa bertemu dengan anda lagi?"
'ASTAGA! APAKAH INI LAMARAN!' Teriak Jeon dalam hati.
"...untuk merancang desain seragam untuk staff di perusahaan saya?"
'Astaga, apa yang aku pikirkan?' batin Jeon yang ingin bersembunyi di pojokan sebab, malu dengan pikirannya sendiri.
"Tentu saja tuan Kim" ujar Jeon dengan senyuman manis.
Tep
Namhyuk menyodorkan kartu kecil di atas meja.
"Dan, ini adalah kontak saya. Anda bisa menghubungi saya kalau pakaian saya sudah jadi" ujar Namhyuk.
'AAAAAA! AKU DAPAT NOMOR TELEPONNYA!' Beteriak dalam hati, diri imajinernya yang tadi sembunyi di pojokan langsung bangkit dan terbang dengan hiasan bunga-bunga di sekelilingnya.
. .
Jalanan Daegu tampak ramai. Malam yang cantik.
Retina milik Jeon berpedar ke segala arah.
"Jim, tolong ambilkan aku air" ujar Jeon.
"Ambil saja sendiri" Jimy menyahut dengan nada sewot.
"Hei! Aku bosmu disini!" Jeon menaikan suaranya.
"Aku tahu! Tapi aku asisten untuk mendesain! Bukan tukang ambil air!" Jimy tak kalah tinggi bersuara.
Memijit pelipisnya, Jeon diam saja, sampai-
Ceklek.
Jimy dan Jeon menegang ketika melihat seonggok daging yang sialnya berparas tampan itu berdiri di ambang pintu dengan angkuh.
"AAA! KAU KIM VICLE! SI PENULIS ITU! JUNG! DEMI APA! AKU HAMPIR KENA SERANGAN JANTUNG SAAT KAU BILANG DIA PARTNER ONE NIGHT STAND MU! DAN SEKARANG DIA MENGHAMPIRIMU! ASTAGA!"
Memejamkan mata, mengeraskan rahangnya, Jeon sungguh ceroboh mengatakan semuanya pada Jimy. Ingatkan pada Jeon bahwa asistennya itu mulut ember. Salahkan Jeon karena dia sendiri yang mengatakan segalanya walau sudah tau asistennya itu ember.
"Kau menceritakan semua pada pria cerewet itu?" Si angkuh Kim itu melipat tangannya depan dada.
BLAR!
-Hancur sudah dunianya. Malu sangat dirasakan oleh Jung Hwa. Kemudian menarik nafas panjang.