4

1.8K 167 7
                                    

BLAR!





-Hancur sudah dunianya. Malu sangat dirasakan oleh Jung Hwa. Kemudian menarik nafas panjang.






"Jim, tolong keluar"





Nada dingin dan dalam itu terlempar dari bibir tipis Jeon Jung Hwa,





Membuat kepala Jimy bergerak patah-patah menghadap Jung Hwa. Disana, asisstent designer itu melihat aura gelap di sekitar bosnya dan langsung berlari keluar. Tidak lupa mengajak Kim Vicle berfoto dahulu sebelum benar-benar keluar.




-anehnya, si Kim yang biasanya pelit berfoto itu malah memasang gaya dua jari dengan cengiran laknat. Berfoto dengan sukarela.





Setelah Jimy benar-benar pergi-





"You!"




"Me?" Vicle menunjuk dirinya sendiri.





"Yeah you! Why you stand over there? Get the f*cking out!" ujar Jeon sambil mengibas-ibaskan tangan pucatnya.





"I'm sorry?" Vicle menaikan sebelah alisnya,




-Sambil berjalan mendekati si Jeon yang sudah mengacung-acungkan cari telunjuk padanya.





"GET THE F*CKING OUT!"



Berteriak lantang, Jeon gelagap ketika Kim Vicle itu duduk di atas mejanya. Tepatnya meja di depan pria manis itu.





"I don't want. Aku tidak perlu ijinmu untuk berada disini"




Angkuh, tuan muda Daegu itu tak tersentuh.




"Siapa yang punya tempat ini?" Jeon berjengit.




"Kau memang. Tapi sekejap akan menjadi milikku jika aku ingin, aku akan membeli tempat ini jika kau masih keras kepala Jung"



Menarik sebelah ujung bibirnya, Vicle melihat kalau dia menang dalam percakapan ini.




Oh! Jangan lupakan pemuda manis yang sedang memijat pangkal hidungnya. Sungguh, orang yang dihadapinya saat ini bukanlah levelnya.




Tuan muda Daegu-jika dia ingin maka harus, jika dia tidak ingin maka hangus.




"Apa orang tua mu tidak mengajarkanmu sopan santun?" pemuda cantik berusaha menatap netra elang sang dominan.




"Aku tidak tau. Mereka jarang di rumah"




...pantas saja.





Pria yang lebih muda darinya itu ternyata hidup dengan yes or no. Segala kemauannya akan terwujud secara tajam, merajam. Namun, sepertinya si Kim yang sialnya berparas seperti pangeran surga itu tidak mengenal bagaimana sebenarnya hidup.




Bagus, dan dia tumbuh di lingkungan yang seperti itu.




"Berhenti basa-basinya Jeon. Nanti, jam 9 malam kita kencan"



Final. Ucapan Vicle menusuk dan dalam.




Jeon menukikan kedua alisnya. Mencondongkan badannya agar lebih mudah mencerca tuan muda Daegu itu. Bersiap kembali mengacungkan telunjuk lentiknya di depan hidung bangir sang tuan muda Daegu.





"Kau! Kencan itu tidak pernah akan terwujud! Aku menolak!"

Sett

-Jari telunjuknya ditangkap. Oh bukan! Seluruh kepalan tangangnya kini terbungkus oleh tangan besar pria dominan di hadapannya.

Iya, Jeon tau kalau tangan Vicle lebar. Tapi, dia tidak menyangka tangan itu bisa membungkus satu kepalan tangannya.

Kim Vicle menarik kedua ujung bibirnya. Sedikit menunduk, menyebabkan beberapa surai auburn nya jatuh menghalangi mata, kemudian menikmati netra bulat cantik milik pemuda Jeon. Lalu turun ke bilah bibir tipis yang menggoda. Merah, bibir bawah milik Jeon begitu penuh-dan basah. Menaikan hasrat milik Kim Vicle, kelenjar ludahnya terproduksi dengan cepat menyebabkan Kim Vicle meneguk ludahnya kasar.

Sedangkan Jeon hanya terpaku. Seakan terkunci ketika netra elang itu menatapnya penuh damba.






"Oke, Jung. Sampai berjumpa sebentar lagi"



Netra elangnya melirik jam yang tergantung pasrah di dinding.




"-Mmm..sampai jumpa satu setengah jam lagi, Jung. Berdandanlah yang tampan. Ouh telanjang lebih menawan"




Kedipan sebelah mata dari Kim Vicle membuatnya muak, tangannya terlepas. Dia pergi begitu saja.






"Br*ng-......"





Dan tak lupa mencuri satu kecupan di bibir Jeon Jung Hwa.






Blam.






"BR*NGS*K! AKU TIDAK SUDI BERKENCAN DENGANMU!"

.
.
.

Waktu menunjukan-


9.08




Jeon Jung Hwa sedang memasukan password apartemennya. Lelah dirasakan oleh tubuh dan pikirannya.




Tep




...dan tiba-tiba tubuh moleknya sudah terseret kembali menuju lift.




For your information, apartemen Jeon Jung Hwa berada di lantai empat.





"LEPAS! KUBILANG AKU TIDAK MAU KENCAN KAN!?"





"Ralat kalau begitu. Kita bukan kencan. Hanya makan malam" suara sedalam lautan itu mengintrupsi.





Tidak ada kesempatan untuk kabur. Lift sudah berjalan dan Jeon tidak berencana untuk mati terjepit lift akibat melarikan diri dari tuan muda angkuh di sampingnya. Jangan lupakan genggaman erat pada tangannya.






"Astaga Kim! Aku bahkan belum mandi! Kau menculik ku! Tidak sopan"

















Tbc

MAGNETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang