11

1.2K 107 5
                                    

"Jeon...If you don't mind, would you like to be my darling?"













.............








Brusshhhhh







Jus jeruk itu membasahi wajah cantik Jeon.






"APA!? KAU JADIAN DENGAN TUAN KIM NAMHYUK! ASTAGA! IT'S FREAKING FAST! KALIAN BARU SAJA BERTEMU DUA KALI! YA AMPUN! YANG BENAR SAJA!" teriak Jimy.






Hell yah, Park Jimy itu memang tukang ngegas. Tak tanggung-tanggung.








Sedangkan, Jeon Jung Hwa sedang mengelap wajahnya dengan tissue yang ada di atas meja.







"Apa salahnya? Kami saling menyukai" ujar Jeon santai.






Jeon tau, pasti asisten cerewetnya itu akan terkejut.







"And you know? Malam ini dia mengajakku kencan!" ujar Jeon dengan mata yang berbinar-binar,








-errr








Setahu Jimy, bossnya tidak pernah sesemangat itu jika tentang berkencan. Bahkan, ketika berpacaran dengan Dexter yang notabene adalah pengacara muda, Jeon itu tidak sesemangat ini. Sumpah. Baru kali ini saja.










"Ha? Sesuka itu kah kau padanya? Hati-hati loh! Kalian itu baru bertemu dua kali. Kau tidak tau siapa dia sebenarnya!" ujar Jimy memperingatkan.









"Kim Namhyuk? Dia pria berumur 32 tahun. Dia lembut, sopan dan dewasa. And hell! Dia adalah seorang dokter yang memiliki sebuah cafe besar Jim! You know Park? Tristan Cafe yang ada di tengah kota Daegu? Itu adalah milik Kim Namhyuk!"








"Daebak! Woah Jung! Really? Itu cafe yang terkenal dan ramai! Astaga, kau sugar baby? Kau cerdas sekali memikat lelaki! Oh my gosh!"






Bertepuk tangan dengan heboh dilakukan oleh Jimy, bahkan sampai loncat-loncat.








"Aku bukan sugar baby Park! Kami saling mencintai!" ujar Jeon.







"Oh oke Jung, terus bagaimana dengan Kim Vicle?"










"Tentu aku tolak Jim"







Jimy menatap Jeon, menelisik ke arah matanya.







"Jung, ini hanya pendapatku sebagai sahabat ya, boleh kau ikuti, boleh tidak. Dan kau tidak boleh memotong perkataanku"







Si Jeon mengangguk, mendengarkan dengan seksama. Tumben sekali Park Jimy begitu serius.








"Apa kau akan benar-benar membuang Kim Vicle? Aku bisa melihat kalau dia benar-benar serius denganmu. Dan katamu, dia sudah mengincarmu sejak kuliah kan? Berarti dia tulus dan setia. Dia tidak bisa berpaling darimu. Ya, memang sih dia pemaksa. Tapi....kenapa ya, aku jadi kasian pada Kim Vicle jika sampai dia tahu bahwa kau sudah punya kekasih disaat dia sedang berjuang mengambil hatimu? Kau tau? Kim Vicle orang terkenal dan aku belum pernah mendengar berita bahwa dia memiliki kekasih. Dia mungkin berlaku br*ngs*k hanya untuk mencari perhatianmu. Dia tuan muda Daegu Jung, sikapnya luar biasa 'mahal' dan elegan. Aku berani bertaruh! Dia hanya seperti itu padamu! Berhenti keras kepala Jung! Kau hanya rakyat biasa yang beruntung, yang bisa memikat hati bangsawan sepertinya."








"Cukup Park, kau mungkin benar. Terimakasi. Tapi aku tetap memilih Kim Namhyuk"








"Jung! Kau baru bertemu dengannya dua kali, aku khawatir! Dengar Jung, tidak semua orang yang diluarnya terlihat baik, di dalamnya juga baik. Belum tentu. Dan tidak semua orang yang di luarnya terlihat busuk, di dalamnya juga busuk. Belum tentu. Kau harus hati-hati, jangan gampang memutuskan. Tidak baik!"








Perkataan Jimy ada benarnya. Memang asisten sekaligus sahabatnya itu kadang membuatnya kesal, tapi Park Jimy itu orang yang peduli dan tulus padanya.







Semua perkataan Jimy membuat Jeon berpikir. Namun, dia sudah terlanjur memilih.


















.......

Bioskop.













Memegang minuman dingin. Duduk di samping pria matang yang sedang merangkulnya.






Menonton film romantis yang sedang hangat dibicarakan,








-ditambah, satu tangan pucatnya dipegang erat oleh sang kekasih. Dibubuhi kecupan manis pada punggung tangan.







Bukankah itu adalah kisah cinta yang sebagian besar orang inginkan?








Byut.








Entah, tiba-tiba lampu bioskop dan layar besar di depan mereka mati.








You know? Di bioskop itu mereka cuma berdua. Satu ruangan bioskop itu disewa oleh Kim Namhyuk.








Hening.
















"L-lampunya mati, ki-nnhhh"








Jeon tidak menduga bahwa itu akan menjadi ciuman pertamanya dengan Kim Namhyuk. Pria matang itu, menarik tengkuk Jeon. Memperdalam ciuman. Tidak mau lepas.









"Mhh..."







Melenguh dilakukan oleh Jeon ketika Kim Namhyuk mengobrak-abrik m*l*t nya.







Tubuhnya bergetar, ciuman ini berbeda. Proffesional.








Ciuman terputus.








Saliva mengalir di sudut bibir cherrynya. Langsung diusap oleh jempol tangan Namhyuk.








"Kau tau, saat melihatmu pertama kali. Aku langsung jatuh cinta. Dan aku tidak menyangka kau juga suka denganku" ujar Kim Namhyuk, memamerkan senyuman manis dengan ultimate dimplenya.










Jeon tidak bisa berkata-kata, hanya merona.






"Dan kau sudah tau kan? Aku dokter, kita tidak bisa setiap hari bertemu akibat pekerjaanku yang sibuk. Kalau kau tidak keberatan, aku mau kau menemaniku malam ini. Mau mampir ke apartemenku?"








Dan Jeon tidak punya alasan untuk berkata 'tidak'.


















Tbc....

MAGNETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang