1

5.4K 277 21
                                    

Tolong vote dan komen~

.
.
.
.
.
.
.
.


-Entah sudah berapa kali,






"Hah....a-aah..."

Panas.

Hembusan demi hembusan respirasi berat di dalam bahu sang dominan. Mencakar-cakar punggung kokoh sang dominan. Jari-jari kakinya menekuk.




Pria cantik menggeliat, kejang ketika bagian bawahnya berkontraksi. Dirinya terasa begitu penuh. Membuat akal sehatnya melayang, mengambang di udara.

"Ah...Kim! Stop! Mhh...."

Sedangkan, sang dominan tetap memerangkap tubuh montok nan mungil di bawahnya yang tersengal-sengal akibat aktifitas mereka.

Pusing.

Mual.

Kebas.


-Ketika, sang dominan tetap bergerak. Menginvasinya. Kepalanya terasa pecah, ketika nikmat itu merajai tubuhnya. Pria dominan di atasnya pun menggeram.

War of adictive, kata dosennya di kampus.

Pemuda cantik itu- yang sebentar lagi berumur dua puluh enam di tahun berikutnya, merengek di bawah kungkungan pemuda tampan yang berumur dua tahun lebih muda darinya. M*ng*ngk*ng pasrah untuk sang dominan. Tubuhnya t*rs*nt*k-s*nt*k cepat.

"Hah...ah! Ouh....hiks"

Entah bagaimana sentuhan pria dominan yang lebih muda darinya itu bisa membuatnya menangis.

-Sungguh, kecupan bertubi-tubi pada tulang selangkanya menjadi penyebab afeksi panas yang menyerangnya. Memberinya pengalaman pertama yang memabukkan.


Tangan gemetaran pria cantik itu berusaha menggapai rahang tegas sang dominan yang berada di atasnya.

Ya, pria dominan itu.


"Kim! Ah! Ah! Ah!..."

-adalah partner one night stand nya.

"Jeon, kau terlalu cantik"

Sedangkan, pria dominan itu memandang penuh puja pada entitas manis di bawahnya.

Kulit seputih susu, selembut kapas terus memanjakan tangan besarnya yang kasar. Pipi gembilnya yang merona membuatnya makin cantik saja---

Ditambah mata bulat cantik yang memandangnya gelisah, rambut sehitam jelaga yang lembut itu kini telah basah. Sungguh, si Kim jatuh pada entitas cantik yang ada di bawahnya.

Bibir tipis yang sudah bengkak, memerah. Basah menggoda-

-Dikecupnya kembali.

Manis dirasakan oleh indra pengecapnya.

"Astaga, cantik sekali"











........

"Tuan Jeon, apa anda mendengar saya?"

Dengungan kesal dari seorang wanita di depannya adalah penyebab kesadarannya muncul kembali.

-mengerjapkan pelan mata cantiknya di detik berikutnya.

"Maaf! Maafkan saya!" ujar Jeon Jung Hwa, berkali-kali merasa menyesal ketika dia membuat kesal client nya, akibat pikirannya melayang kemana-mana, tidak fokus.

MAGNETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang