Grogi sekali dirasanya ketika panggilan telepon tersambung, menunggu untuk diangkat.
"Halo, selamat siang! Dengan sekertaris Lee, ada yang bisa dibantu?"
F*ck, itu ternyata nomor sekertarisnya.
Pupus. Lebur sudah harapan Jeon untuk mendengar suara berat namun lembut milik Kim Namhyuk.
Menghela nafas kasar. Jeon mulai menerima situasi.
"Halo, saya Jeon Jung Hwa dari Jeon's Addictive. Pakaian pesanan dari Tuan Kim Namhyuk sudah selesai tepat waktu. Tolong sampaikan hal itu padanya" ucap Jeon.
"Baik, terimakasi tuan Jeon"
"Mm...ngomong-ngomong dimana tuan Kim?"
"Dia sedang di rumah sakit"
"DIA KENAPA!?"
Dengan tidak sadar, Jung Hwa berteriak melalui telpon itu. Sungguh dia sangat terkejut, damn!
"Tenang tuan Jeon. Tuan Kim adalah seorang dokter" ujar sekertaris itu.
Haa? Dokter? Dokter punya sekertaris?
Kemudian...katanya, Namhyuk itu akan memesan pakaian untuk para karyawannya? Dia punya karyawan apa?
So much question yang ada di kepala Jeon.
"Oh, baik. Terimakasi"
"Terimakasi kembali tuan Jeon"
Tut
Panggilan terputus.
"Ha? Jadi dia dokter? Hot sekali ya ampun!?" ujar Jeon setengah memekik di akhir kalimat.
Beberapa jam kemudian, hari sudah mulai gelap.
"Jung, aku pulang duluan ya! Yoon mengajakku makan malam" ujar Jimy dengan riang.
"Silakan, tapi jangan berc*nt* dengannya terlaku keras. Awas saja kalau besok sampai libur. Akan kubilang perkataanmu tempo lalu pada Yoon!" ujar Jeon.
"Aku tidak akan berc*nt*, cuma makan malam"
"Heleh...aku sudah tau bagaimana kalian" ujar Jeon.
Jimy langsung saja keluar dari kantor itu, tidak lupa memeletkan lidahnya kepada Jeon.
"Hah...dasar asisten aneh" ujar Jeon malas.
Beberapa saat berkutat depan komputernya, Jeon mendengar suara pintu yang diketuk.
"Ya? Masuk!"
"Tuan Jeon, ada yang ingin bertemu dengan anda" ujar salah satu karyawan butiknya.
Jeon hanya mengangguk saja, dan kembali menatap komputernya.
"Selamat malam"
Suara itu membuat dunianya berhenti.
Langsung berdiri dari duduknya, run so fast ke arah orang itu.
"Tuan Kim!"
Mata Jeon berbinar. Bersinar. Cerah sekali.
Jeon langsung mengarahkan Namhyuk untuk duduk, di sofa yang ada di ruangannya.
Pria manis yang sedang berbunga-bunga itu, langsung duduk tepat di depan Namhyuk yang tersenyum manis ke arahnya.
Astaga!
'Lesung pipi itu berasal dari mana? Dari surga kah? Bisakah muncul setiap hari untukku?' batin Jeon.
"Jadi, dimana pesananku tuan Jeon?"
Langsung. Dengan cepat. Jeon menyodorkan kantong cokelat kepada Namhyuk.
"Are you single?"
Kalimat itu langsung terucap tanpa rem dari bibir tipis Jeon. Jelas dan pas.
Ingin sekali Jeon menenggelamkan dirinya di samudra pasifik!
Kenapa mulutnya tidak bisa di rem! Tapi memang sih itu yang ingin sekali dia tanyakan. Tapi bukan seperti ini! Timing nya terlalu salah menurut Jeon!
Sedangkan, Kim Namhyuk terdiam dan menganga dengan wajah terkejutnya.
Pria manis itu langsung menunduk. Meremat celananya, wajahnya memerah sampai telinga. Ada asap imajiner yang keluar dari telinganya.
'Astaga! Dia pasti langsung merasa jijik padaku!' batin Jeon.
Langsung saja Jeon berdiri, membungkuk minta maaf.
"Ma-maaf tuan Kim, aku tidak sopan! Aku minta ma-"
"Are you single too?"
Terdiam, Jeon kembali berdiri tegak dan menatap ke arah Namhyuk yang tersenyum tampan ke arahnya.
MAMA! TOLONG JUNGIE!!! PRIA INI TAMPAN SEKALI!!!
"Y-ya, aku single" ujar Jeon, kembali menunduk. Hendak menyembunyikan rona pipinya yang sungguh kentara.
"Jeon...If you don't mind, would you like to be my darling?"
Nah loh?
Tbc.....

KAMU SEDANG MEMBACA
MAGNETE
RawakJeon hamil. Tapi, anak yang dikandungnya bukanlah milik kekasihnya.