6

1.7K 154 14
                                    

"Setelah melihat kartu itu, tertarik untuk menjadi kekasihku? Atau berc*nt* kilat di mobil? Aku tidak akan melupakan bagaimana kita pertama kali melaku-PLAK
"

Ouh! Bibirnya ditampar oleh tangan pucat Jung Hwa.

-Sampai beberapa orang di sekelilingnya menoleh.


"Mulutmu kotor! Aku bukanlah j*l*ng! Aku tak terbeli!"



Sett


Mengutuk, benci sekali dengan ucapan yang terlontar dari labium sang tuan muda Daegu.


Pembayaran telah selesai, kartu 'mahal' itu kembali pada 'kandang'nya. Sebuah dompet hitam kulit mengkilap, bahannya dari kulit hewan,



-Dan tentu harganya tidak lazim.


Melihat Jung-nya yang sudah berjalan menuju pintu keluar membuat Kim Vicle segera bergerak.



Sett


Pinggang ramping itu ditangkap, membuat mau-tidak mau Jeon Jung Hwa berhadapan dengan wajah blasteran surga dan korea itu.


-Mendongak, pemuda manis kesal karena perbedaan tinggi tubuhnya. Kaki-kaki jenjangnya mulai menjinjit sebab, Vicle terus menarik pinggangnya ke atas,





Sedangkan, kedua tangan pucat Jeon memegang tangan kekar yang melilit pinggangnya. Berusaha menjauhkan wajah cantiknya ketika-damn!


-Ketika wajah Kim Vicle condong ke arahnya. Mengejar. Memaksa. Memerangkap.


Bahkan, Jeon bisa dengan jelas merasakan hembusan respirasi berat dari lelaki dominan itu.


"Aku mau pulang" ujar Jeon penuh penekanan.



...bukannya menjawab, si Kim malah mengeratkan pelukannya pada pinggang pemuda yang membuatnya jatuh-dalam definisi yang tinggi.


Jeon gelagap ketika hidungnya bersinggungan dengan hidung bangir Kim Vicle-kelewat dekat, sampai netra doe nya kembali terkunci pada netra elang itu.


"Jika kau tidak mau pulang denganku. Akan kutelanjangi kau disini. Bukankah akan seru?" ujar Vicle.





Jeon Jung Hwa melirik ke kanan dan ke kiri. Memang orang yang berlalu-lalang sedikit. Namun, beberapa orang berhenti sebab, terkejut melihat adegan cukup intim yang Kim Vicle lakukan.


'Why this guy is so complicated?" ujar Jeon dalam hati.










"Mhhh...!"


Damn! dan perkataan Vicle bukanlah sekedar angin lalu,


-Memekik dalam ciuman dilakukan oleh Jeon ketika tuan muda Daegu itu menyerang bibirnya. He is serious.

Mendorong dada bidang milik Kim Vicle, berusaha sekuat tenaga. Ini memalukan.





"Hah...."




Ciuman sepihak itu terlepas.



"Okay! Okay! I'm going to go home with you. Ahh! Stop! Stop!" ujar Jeon sambil mendorong-dorong dada bidang milik Kim Vicle yang hendak menyerang lehernya.


You know? Kim Vicle memang benar-benar kurang ajar,



Dia menyeret Jeon ke parkir outdoor tanpa pelindung apapun. Tentu dengan hujan deras seperti itu membuat tubuh mereka basah.

MAGNETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang