Chapter 6 : Lorong

0 1 0
                                    

     "Sebuah pagi yang indah untuk memulai hari."Ucap Surya sembari berjalan menuju sekolah.

      "Kamu benar Sur."Balas Ren sembari menghirup udara yang masih segar di pagi hari.

       Tetapi berbeda dengan Karen, dia hanya diam saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dan hanya berjalan lurus.

        "Tumben si Karen diem aja, lu tau kenapa Ren?. "Bisik Surya.

        "Ngga tau juga Sur, yaudah coba tanyain aja sama kamu."Balas Ren.

         "Karen, lu gak kenapa-napa kan?."Tanya Surya sambil memegang bahunya.

       "Oh kamu Sur, gapapa kok Sur, aku cuma lagi mikirin sesuatu."Balas Karen.

        "Mikirin apaan dah, ampe segitunya."Tanya Surya kebingungan.

        "Iya Karen, kamu mikirin apa?. kalau bisa sih kasih tau kami."Ucap Ren mendukung.

         "Yaudah, kalau kalian ampe segitunya, gimana kalau kalian ikut sama aku keliling sekolah nanti jam istirahat?."Ucap Karen sambil merangkul Surya dan Ren.

         "Hmm, okeh."Ucap mereka berdua mengangguk.

         Mereka pun melanjutkan perjalananan ke sekolah, setelah sampai di sekolah. Lalu Karen langsung menghampiri meja Keysia

        "Key, kamu mau ikut ngga?."Tanya Karen tiba-tiba.

        "Hmm, ikut kemana?."Ucap Keysia balik bertanya.

       "Sebenernya kami nanti mau lihat-lihat sekolah di jam istirahat, jadi aku mau ngajak kamu juga. "Ajak Karen sembari memegang tangannya.

        "Kalau gitu aku ik-."Ucap Keysia yang tiba-tiba diam sejenak.

        "Kenapa Key?."Tanya Karen.

       "Ah, aku ngga jadi ikut, kalian aja."Balas Keysia tersenyum.

       "Eh, padahal aku mau pergi juga sama kamu."Keluh Karen.

       "Maaf ya Karen, tapi kalau aku ngga ikut, sepertinya akan terjadi sesuatu yang menarik."Bisik Keysia sembari tertawa kecil.

        "Sesuatu yang menarik?."Tanya Karen bingung.

        "Ah tidak, bukan apa-apa kok."Balas Keysia.

        Karen pun menggaruk kepalanya, kemudian kembali ke bangkunya.

      "Jadi gimana dia mau ngga?. "Tanya Surya.

      "Ngga."Balas Karen sedikit sedih.

     "Tenang saja, kita berdua kan ikut, ya kan Sur."Ucap Ren.

     "Ah iya iya, tenang aja."Balas Surya.

     "Makasih banyak Sur, Ren."Balas Karen tersenyum.


       kemudian guru pun datang dan mulai mengajar. Setelah beberapa jam belajar mereka pun beristirahat.

       "Akhirnya istirahat juga."Ucap Karen bersemangat.

      "Kalau begitu kita mau pergi kemana dulu?. "Tanya Surya.

      "Gimana kalau lorong di lantai 1 dulu, baru kita naik ke lantai 2 terus 3."Balas Karen.

 
       "Okeh, kalau begitu kita keliling lantai 1 dulu."Ucap Karen bersemangat.

        Kemudian mereka pun berkeliling lantai 1, tetapi perjalanan mereka tidak seperti yang mereka duga, terutama untuk Surya.

        "Hei lihat, bukannya dia itu murid terbaik ya, kok dia ada disini. Ngomong-ngomong dia tinggi sekali ya, wajahnya memang tampan tapi kalau dilihat lebih dekat makin tampan ya."Bisik seorang murid perempuan sambil kegirangan.

         "Oh lihat juga, bukannya gadis yang di sana juga sangat cantik, tinggi juga untuk seorang gadis, mungkin saja dia anak murid peringkat kedua, karena dia terlihat sangat pintar dan berkelas."Ucap seorang murid laki-laki mengagumi Karen.

          "Wah, Karen dan Ren menarik perhatian orang lain ya, mungkin mereka juga bakalan ngomongin gue, karena gue kan ditengah tengahnya."Pikir Surya.

           "Hei lihat, kenapa dia berada disitu ya, menganggu pemandangan sekali."Gerutu seorang murid perempuan.

           "Iya kek nyamuk, ganggu orang berduaan aja, kalau bisa enyah aja dia."Gerutu murid lain.

          Dalam sekejap semua pujian baik yang menuju Karen dan Ren berubah menjadi kritikan untuk Surya. Bahkan sampai ada yang menyumpahi dia, tetapi Surya hanya bisa diam menahan amarah dan rasa sakit dihatinya.

         "Surya, kamu gapapa kan."Tanya Karen.

        "Iya gapapa."Balas Surya murung.

        "Maaf ya, kami kira ngga akan jadi begitu."Ucap Ren

       "Kalau gitu kita ke kelas aja."Ajak Karen merasa tidak enak kepada Surya.

        "Gapapa kok, tapi gue punya saran."Ucap Surya bangkit.


         Dan terjadilah perubahan posisi, di antara mereka, yang awalnya Surya ditengah. Sekarang dia berada di depan mereka berdua. Tetapi ternyata tidak berjalan lancar seperti apa yang dia duga.

      "Kalau begini kan, gue ngga akan dianggap nyamuk."Pikir Surya.

      "Hei lihat."Ucap seorang kakak kelas menunjuk mereka bertiga.

      "Bukankah itu anak yang jadi murid terbaik di kalangan kelas 1, sudah kuduga sih wajahnya tampan tapi terlihat lebih dekat ternyata lebih tampan."Ucap seorang murid perempuan kelas 2 lainnya.

       "Kali ini Hanya Ren, yang menjadi pusat sorotan. Tapi keknya gue ngga akan disebut nyamuk lagi."Pikir Surya dengan percaya diri.

 
        "Wah lihat, gadis disebelahnya juga ngga kalah bagus, dia sangat cantik kan."Ucap seorang murid kelas 2 laki-laki.

        "Tapi kok didepannya ada dia sih, apa dia pemimpin mereka, atau jangan-jangan mereka itu bawahannya yang didepan itu."Tuduh seorang murid menunjuk Surya.

         "Masuk akal, lihat saja wajahnya yang menakutkan itu, siapapun juga pasti takut, kalau melihatnya."Balas murid lainnya.

      "Kok serba salah ya gue."Pikir Surya yang kecewa untuk kedua kalinya.

      Beberapa saat setelah perjalanan panjang bagi Surya, mereka pun sampai didepan tangga untuk menaiki lantai 3 dan turun lantai 1.

      "Kita balik aja ke kelas yuk."Ucap Karen yang merasa kasihan kepada Surya.

      "Ide bagus Karen, lagipula udah mau habis juga waktu istirahatnya."Ucap Ren menyemangati.

      "Yaudah deh, ayo balik ke kelas."Balas Surya murung.

       Mereka pun kembali ke kelas dengan perasaan canggung.






............Bersambung...............

      
         

SuryaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang