Hanya wanita kedua

1.8K 159 0
                                    

Seorang pelayan berlari tergesa-gesa menuju kamar nonanya, setelah malam dimana ia mengenal Alaska sebagai jendral. Xio sih langsung diberikan fasilitas seperti seorang putri dan diperlakukan dengan baik di kediaman moon lebih tepatnya di kediaman bulan yang disiapkan khusus oleh Alaska, semua itu karena perintah Alaska untuk melayani Xio sih dengan hormat.

"Nona! nona...! Tuan jendral sudah kembali ke kediaman moon dia menuju kemari! "

"Apa?"

Sang pelayan menganggukan kepalanya menyakinkan nonanya tentang berita yang baru saja disampaikan, nafasnya tersenggal senggal karena harus berlari cukup jauh tadi.

"Benar, sekarang nona harus merapikan diri menyambut tuan. Aku baru saja membeli pewarna bibir tadi sore di pasar, warnanya cantik dan harganya tidak terlalu murahan. Nona harus memakainya "

"Baik aku akan menurut padamu saja Mei"

"Baiklah nonaku memang penurut"

Selain itu xio sih mendapat pelayan pribadi untuk dirinya , dia tidak tau hanya karena obrolan santai yang singkat ,mampu membuat jendral moon memperlakukannya dengan begitu baik sekarang.

Tak lama terdengar suara prajurit yang berada di depan kamar xio sih, memberitahu kedatangan jendral moon ke kamarnya, rasa gugup seketika menguasai dirinya dia menghentikan tangan Mei mei yang sedang merapikan rambutnya untuk berhenti menyisir.

"Xio sih" Suara serak itu membuat degup jantung xio sih berhenti sejenak, ia kemudian menyuruh pelayannya untuk keluar.

"Semangat Nona! " Sebelum sepenuhnya pergi Mei mei memberikan kode semangat yang lucu ,xio sih pun hanya bisa tersenyum kaku melihatnya.

Alaska melirik pelayan kecil itu yang terus manatap xio sih , dengan berdehem Alaska membuyarkan suasana canggung tersebut.

"Ehem!sangat tidak sopan "

Mei mei terkejut mendengar suara datar Alaska yang menyindir nya,lalu dengan senyum malu malu mei mei meminta maaf dan langsung berlari pergi meninggalkan kamar yang mulai menyeramkan atmosfernya.

"Ehe hehe maaf tuan saya pamit pergi dahulu"

"Ck"


"Tuan kembali dengan cepat" Ucap xio sih membuka obrolan, Alaska membuka jubah hangatnya lalu membiarkan baju putih sederhana melekat ditubuhnya. Memang cuaca musim ini ada banyak angin sehingga semua orang akan memakai pakaian hangat untuk ke luar.

Xio sih mengambil jubah berbulu beruang itu dan menggantungkan nya.

"Kau tidak merindukanku? "

"Tentu saya tidak bisa berhenti memikirkan tuan setiap malam, berdoa bahwa tidak ada hal buruk yang tuan alami "

"Hal buruk hingga kematian akan selalu ada untuk orang sepertiku yang selalu berada ditengah medan perang"

"Emm"

Xio sih tidak bisa menjawab pernyataan dari Alaska memang yang dikatakannya adalah kebenaran, di dunia militer nyawa itu adalah sebuah hal keberuntungan dimana bila kita lebih kuat daripada musih maka semua akan baik baik saja,tetapi bila kita lemah jangan harap bisa kembali, untuk lari dari pertempuran itupun bukanlah hal yang mudah.

"Izinkan aku memelukmu"

"Okeh"

Alaska memeluk lama tubuh xio sih, menghirup sedalam dalamnya wangi tubuh mantan penari bordir itu. Tidak bisa menahannya lagi Alaska melumat sebentar bibir merah muda tersebut.

Hahh hahh.. .

Keduanya sama-sama terkejut dengan apa yang baru saja mereka lakukan tapi senyum bahagia tidak bisa ditahan oleh keduanya, mereka sama sama merasakan perasaan malu seperti orang polos yang baru saja mengalami jatuh cinta.

"Perang kali ini membuatku lelah, aku ingin tidur disini"

" Ini rumahmu tuan aku tidak bisa menolaknya "

Mendengar jawaban pasrah xio sih, Alaska merasa puas sesungguhnya dia adalah orang yang tidak suka ketika seseorang menolaknya, tapi kupu kupu malamnya ini adalah gadis penurut yang tidak akan pernah berani menolak dirinya.

"Warna bibirmu cantik kau sengaja berdandan untukku kan"

"Tidak! tidak... Mei mei yang melakukannya tadi "

Sahut xio sih panik dia semakin malu sekarang tidak tahan ditatap terus oleh Alaska ,xio sih menyembunyikan wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Emm benarkah, coba aku lihat" Sahut Alaska meraih tengkuk leher Annchi sebelum melanjutkannya, Alaska berkata dengan nada parau.

"Terlalu manis bila hanya dilihat lebih baik kita cicipi bersama"

Alaska melumat bibir mungil tersebut kasar ia menjilati setiap warna merah diatasnya yang terasa manis untuk dinikmati, xio sih bisa merasakan ciuman kali ini lebih agresif daripada yang tadi, Alaska benar benar ingin melumat habis bibir nya.

"Keluarkan lidahmu"

"Hah? "
Walaupun bingung xio sih tetap mengeluarkan lidahnya, dia merasa lidah mereka berdua saling bersentuh dan Alaska seperti tidak mau melepaskannya.

Ciuman itu berlanjut hingga mereka terjatuh lemas diatas ranjang, Alaska marahi perhiasan yang akan diberikan kepada xio sih. Memeluk tubuh polos xio sih dari belakang, Alaska berbisik pelan menunjukkan hadiah yang dibawa untuk kupu kupu malamnya itu.

"Aku membawa sesuatu untukmu , aku harap kau menyukainya ketika sudah terbangun"

Melihat xio sih yang tertidur pulas, Alaska memilih untuk menaruh perhiasan tersebut di atas meja kecil.

"Hooh kau wanita kedua yang ada di hatiku aku pasti akan memperlakukanmu dengan baik"

Disaat subuh datang Alaska keluar dari kamar Xio sih menuju tempat latihan berkuda. Dia juga harus bersiap menyambut kedatangan istrinya...

####

Rabu, 27 april 22

Kaisar Alaska (Lesbian) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang